Changsub membuka pintu rumahnya.
Pagi ini dia baru saja pulang dari rumah sakit setelah semalam dia tidur menemani Hyunsik.
Kedua orang tuanya tengah menjamu tamu penting dirumah.Setelah mandi,Changsub ingat Sungjae.
Kemarin dia tidak bertemu Sungjae sama sekali.
Changsub memutuskan untuk menemui Sungjae setelah sekolah.Pulang sekolah,Changsub berjalan santai dan menuju kekamar Sungjae.
Apa Sungjae tadi bolos sekolah?
Kenapa dia masih tertidur dengan pulas diranjangnya?"Sungjae..... Bangunlah...." Changsub mengguncang-guncang tubuh Sungjae.
Tapi tak ada reaksi apapun.
"Kau baik-baik saja?kenapa tubuhmu dingin sekali?"tanya Changsub tak juga dijawab.Changsub menelpon dokter yang biasanya mengobati Hyunsik.
Dia tak mungkin menelpon kedua orang tuanya, karena jawabannya pasti menyebalkan.🏥🏥🏥
Changsub duduk disebelah Sungjae yang terbaring diranjang rumah sakit.
Adiknya keracunan dan bisa saja Sungjae mati karena tak ada yang tau.Changsub mengabaikannya untuk kesekian kalinya.
Kenapa Changsub begitu pikun dan cuek pada adiknya?
Kenapa hanya pada Hyunsik dia menjadi kakak yang baik dan perhatian?Sekarang Changsub tak akan mengaku kalau dia adalah kakak Sungjae.
Dia jelas tak punya bukti kalau dia adalah kakak Sungjae."Apa yang kau lakukan?kenapa bisa adikmu keracunan dan kau baru tau setelah dia hampir mati?apa yang kau fikirkan?" Changsub mendongak dan melihat Omanya yang berwajah tegas namun ada raut khawatir dimatanya.
"Oma....maaf..." Changsub tak sanggup mengatakan apapun selain itu.
Lidahnya kelu.
Dia takut bukan main.
Dia.....kakak yang jahat."Kau fikir dengan maaf kau bisa mengembalikan semuanya?" Changsub kembali menunduk tak berani menatap Omanya.
Erma menatap Sungjae dan menghembuskan nafasnya.
Bagaimanapun Changsub tak bersalah.
Yang bersalah kedua orang tua Sungjae."Dimana Papa dan Mama mu?" tanya Erma sedikit melunak.
Changsub berdiri dan tersenyum lega.
"Mereka menunggu Hyunsik yang sedang kambuh"jawab Changsub."Panggil mereka!" perintah Erma tak terbantah.
Changsub melangkah menuju kamar inap Hyunsik memanggil Lim juga Rejin.
Awalnya mereka menolak,tapi setelah Changsub mengatakan ada Oma,dengan segera kedua orang itu menuju kamar inap Sungjae."Ini yang namanya merubah sifat?" kedatangan kedua orang itu disambut pertanyaan menusuk dari Erma.
"Kalau kalian tak mampu,katakan!Bukan seperti ini!" Rejin menunduk tak mampu menerima tatapan tajam dari Erma."Bukan begitu,bu....kami mampu merawat putra-putra kami.Hanya saja Hyunsik kan sedang sakit,dan dia but...."
"Kalau begitu Sungjae sedang apa disini?!" Erma bertriak memotong penjelasan Lim.
"Bu....kami juga baru tau......"
"Kalian tak perduli dan tak mau tau! Itu masalahnya sekarang!" lagi-lagi ucapan Lim terpotong.
Lim menunduk melihat Erma yang menangis.
Dia tak mampu mengelak lagi kalau Sungjae putranya dan dia mengabaikannya."Pergi!urusi kedua putra kebanggaan kalian!Jangan lagi menyebut Sungjae sebagai bagian dari kalian karena kalian sendiri yang telah mengabaikannya." Rejin dan Lim tampak tercekat,namun mereka menurut untuk pergi.
Erma menatap Sungjae.
"Kau bodoh!hanya mengharapkan kasih dari mereka berdua yang jelas berkali-kali membuatmu sakit!" ucap Erma lirih.Erma menegakkan tubuhnya saat melihat mata Sungjae perlahan terbuka.
"O....ma....." lirih Sungjae tanpa suara."Oma disini,Sungjae.Apa kau merasa baikan?" tanya Erma melupakan kekesalannya pada Lim juga Rejin.
"Sungjae lapar...." Erma mengangguk dan memanggil perawat untuk membawa makanan.
"Kenapa Oma disini?Kenapa Sungjae dirumah sakit?" tanya Sungjae tak mengerti dengan apa yang telah terjadi padanya."Oma menjemputmu untuk ke Jepang. Dan tidak ada penolakan!" tegas Erma.
"Oma....Sungjae sedih....kemarin Sungjae gak makan" Erma mengangguk mengerti dan menangis.
Tak terkira sesakit apa yang dirasakan Sungjae.
Siksaan batin dan fisik benar-benar dialami Sungjae diusia anak-anak."Ayo makan..." Erma menyuapkan makanan pada Sungjae.
Sungjae tersenyum.
"Oma menangis?" tanya Sungjae mencoba meraih pipi Erma."Jangan membuat Oma khawatir lagi!" ucap Erma menggenggam tangan Sungjae.
"Sungjae baik-baik saja.Oma tak perlu khawatir" Erma mengangguk dan menghapis air matanya.
Dia takut kehilangan Sungjae.
Sangat takut kehilangan cucu kebanggaannya.
Sungjae anak yang kuat dan baik.
Dia tak mau kehilangan Sungjae."Oma....Hyunsik hyung masuk rumah sakit. Apa Oma sudah melihatnya?" tanya Sungjae setelah menghabiskan makannya.
"Tak perlu. Cukup Sungjae saja yang Oma lihat" Sungjae tersenyum mendengar Erma begitu sayang padanya.
"Kaki Sungjae bengkak karena lari" cerita Sungjae menunjukan kakinya yang sudah mulai membaik.
"Kenapa lari?kau bisa jalan pelan-pelan" ucap Erma menyentuh kaki Sungjae.
"Kan saat itu penilaian lari,Oma.... Masa Sungjae jalan sih,nanti ketinggalan dan gak dapet nilai bagus" ucap Sungjae mebuat Erma terkekeh.
"Terus Sungjae juga bantuin Hyunsik hyung biar dapet nilai bagus"lanjut Sungjae."Maksud Sungjae apa?" tanya Erma dengan serius.
"Sungjae denger temen-temen Sungjae ngejek Hyunsik hyung, terus Hyunsik hyung Sungjae gendong biar gak diejek lagi" ucap Sungjae menjelaskan.
"Sungjae padahal lagi kesel sama Hyunsik hyung, karena gara-gara dia,kaki Sungjae sakit"Erma mendengar cerita Sungjae dengan baik agar tak ada kekeliruan.
"Menurut Oma, kalo Sungjae nolongin Hyunsik hyung yang udah nendang kaki Sungjae. Itu bener gak?" tanya Sungjae membuat Erma berpikir sebentar."Sungjae boleh baik sama siapapun, tapi elama itu gak ngerugiin Sungjae. Sungjae boleh maafin siapapu,tapi Sungjae harus ingat bagaimana mereka membuat kesalahan dengan Sungjae. Urus saja urusan Sungjae" ucap Erma membuat Sungjae mengangguk.
"Sungjae udah gak tahan ada dirumah.Selalu dimarahin Mama sama Papa.Padahal Sungjae gak buat salah" Erma mengelusi kepala Sungjae.
"Sungjae kesel sama Hyunsik hyung dan Papa. Mereka seneng mukul Sungjae dan nuduh Sungjae ngelakuin kesalahan."
Erma tersenyum dan berjanji pada dirinya untuk benar-benar menjaga Sungjae.
"Besok kita akan ke Jepang. Jadi Sungjae istirahat" Sungjae mengangguk dan bersiap tidur.
Erma masih tersenyum saat mata Sungjae perlahan tertutup.
Tapi senyum itu sirnah saat Sungjae sudah menutup matanya.Kedua tangan Erma terkepal kuat.
Matanya berkilat marah.
"Sudah kuputuskan,akan mengurus Sungjae. Sungjae akan jadi penerus perusahaan, sedangkan putriku tak akan dapat apa-apa sebagai hukuman"..
.
.Ohohohoho......
Terimakasih sudah membaca.....
KAMU SEDANG MEMBACA
[Telah Terbit] Brother
FanfictionSaudara kembar yang memiliki sifat bertolak belakang. Si sulung mempunyai dukungan keluarganya namun tidak untuk di lingkungan masyarakat. Sedangkan si bungsu sama sekali tidak dianggap di keluarganya namun memiliki banyak teman yang selalu membantu...