Sakit√

1K 111 8
                                    

1 tahun berlalu.
Sungjae masih saja mendapat kehampaan hidup.
Kenapa dunia ini tega menghakiminya?

"Sungjae! Ayo kita ke taman!" ajak Hyunsik diambang pintu kamar Sungjae.

Sungjae mengalihkan fokus nya pada Hyunsik.
Dia menggeleng tak mimat.
Nanti kalau ke taman akan dimarahi Ibunya lagi.

"Kenapa?" Hyunsik tampak kecewa mendengar jawaban adiknya.
Hyunsik duduk disebelah Sungjae yang tengah memainkan puzel milik Hyunsik.

Hyunsik terkadang memberi Sungjae mainan yang sudah membosankan.
"Diluar panas" jawab Sungjae membuat Hyunsik tak juga mau menyerah.

"Kita bisa pakai payung....kemudian membeli es krim.Ayolah Sungjae....."rengek Hyunsik.

Sungjae menggeleng tanpa menatap Hyunsik.
Baginya,dunia dia dan Hyunsik sudah berbeda,jadi dia harus sadar.

"Kau takut pada omelan Mama?" tanya Hyunsik akhirnya menebak pikiran Sungjae.

"Hm...." Sungjae hanya menggumam tak jelas.
Hyunsik mengambil puzel dari tangan Sungjae dan melemparnya.

"Kenapa Sungjae mengabaikanku?!" triak Hyunsik membuat Sungjae tersentak namun tetap berwajah datar.
"Apa salah Hyunsik? Mama yang marah,bukan Hyunsik!Lalu kenapa Sungjae malah marah sama Hyunsik?!" Sungjae tetap diam.

Hyunsik berdiri,kemudian menginjak kaki Sungjae keras-keras dan berlari keluar kamar Sungjae.
Sungjae terdiam menatap kakinya yang terasa sakit.
Dia tak boleh menangis.
Karena itu hanya akan membuatnya semakin menyedihkan.

Sungjae mengelusi kakinya berharap meredakan rasa sakit dikakinya.
Bukan hanya kaki,hatinya juga terasa diinjak begitu mudah oleh Hyunsik.

Sungjae ingin menjawab ucapan Hyunsik, tapi Sungjae tak mau Hyunsik membencinya karena jawaban Sungjae.

Sungjae sebenarnya sangat membenci Hyunsik.
Hyunsik selalu menyeret Sungjae dalam masalah dan membuat Sungjae dimarahi Ibunya.
Bahkan tak jarang kena pukul Ayahnya.

Sungjae membenci Hyunsik dan Ayahnya.
Kalau Ibunya, dia tak terlalu membenci karena jarang menggunakan otot saat memarahinya.

🌄

Pagi ini,Sungjae tak berangkat sekolah.
Dia bingung akan berangkat dengan siapa karena kemarin Hyunsik marah padanya, maka Ayah tak akan mengijinkan Sungjae ikut naik mobil.
Sedangkan Changsub?
Changsub naik bus.
Tapi hari ini kaki Sungjae sangat sakit dan kalau Sungjae ikut Changsub naik bus,takut merepotkan.

Sungjae duduk mengelusi kakinya.
Dadanya berdenyut sakit.
Dia sakit parah!
Sakit yang semakin lama tak tertolong karena tak ada yang menolong.

Ibunya ada di rumah,tapi seperti tak menganggap Sungjae ada.
Sungjae sudah berjalan dihadapan Ibunya, berharap Rejin tau Sungjae sedang sakit.
Tapi nyatanya Rejin malah mengabaikan Sungjae.

Kaki Sungjae semalaman membengkak dan pagi ini sudah membiru.

"Oma....." rintih Sungjae tak kuat sendirian diantara badai tengah laut.

Dia butuh pelindung atau setidaknya pegangan agar tidak terseret badai.
Dia bisa berdiri diantara badai dengan kaki kecilnya, sebelum kakinya sakit.

Rasa putus asa menguasai dirinya.
Dia ingin mengakhiri kelelahannya.
Dengan membiarkan tubuhnya di bawa badai.
Tapi badai itu selalu reda saat dia putus asa.

"Sungjae!" panggil Rejin membuat Sungjae terjingkat kaget.

Dengan langkah tertatih,Sungjae menghampiri Rejin di ruang tamu.
"Kau fikir sekolahmu gratis?seenaknya tak sekolah!" Sungjae menunduk dengan kaki bergetar.

[Telah Terbit] BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang