Lagi√

879 111 3
                                    

"Ayo Sungjae...." Sungjae mengangguk dan menyeret koper miliknya menuju keluar rumah.
Dia akan berangkat ke Jepang.

"Sungjae!!!!" tubuh Sungjae terhuyung kedepan hampir terjatuh saat Hyunsik memeluk tubuh Sungjae dari belakang.
"Jangan pergi....Hyunsik gak mau Sungjae pergi" suaranya terdengar sangat lirih.

"Sungjae.... Ayo cepat!" tutur Erma membuat Sungjae melepas tautan tangan Hyunsik diperutnya.

Hyunsik tak juga mau lepas,dia tetap berusaha memeluk Sungjae agar tak pergi.
"Mama....jangan biarin Sungjae pergi!" triak Hyunsik membuat Rejin menarik Hyunsik agar melepas pelukannya.

Hyunsik memberontak saat tubuhnya diangkat Rejin dia menangis keras-keras tak ingin kehilangan Sungjae.
"Mama!!lepas....Hyunsik mau sama Sungjae!" Changsub ikut mencekal Hyunsik agar tak mengejar Sungjae.

"Bu....biarin Sungjae disini.Kasihan Hyunsik" ucap Rejin mencoba mempertahankan Sungjae untuk Hyunsik.

Sungjae lagi-lagi dipeluk Hyunsik yang menangis.
Sungjae tak tau harus apa.
"Oma...." lirih Sungjae kebingungan.

Erma menghembuskan nafasnya kemudian berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Sungjae.
"Kau ingin ikut Oma atau tetap disini?"Sungjae berfikir.

"Sungjae....tetaplah bersama Mama. Mama akan mengubah semuanya.Jadi,jangan pergi" ucap Rejin membuat Sungjae berubah pikiran.

Kalau Ibunya akan mengubah perlakuan untuknya, maka Sungjae akan tetap disini saja.
"Bagaimana, Sungjae?"Erma harus ingat jam keberangkatannya.

"Sungjae mau disini" ucap Sungjae akhirnya membuat Hyunsik memeluknya kian erat.

"Sungguh?" Sungjae mengangguk meyakinkan Erma.
"Baiklah....Rejin! Kalau sampai aku dengar Sungjae terluka untuk kedua kalinya, maka aku akan tetap membawanya bersamaku!"itu peringatan yang akan berlaku.

Rejin mengangguk yakin.
"Makasih,Sungjae...." ucap Rejin tampak tulus.

Sungjae tersenyum canggung saat kepalanya dielusi oleh Ibunya.
Ini untuk pertama.
Dan Sungjae tak akan mau kehilangan kenyamanan ini lagi.

🍙

Sungjae duduk sendirian di ruang makan.
Jam menunjukan pukul 10 malam.
Dan dia baru akan makan malam.

Dia tak mungkin ikut makan malam bersama.
Nanti membuat orang tuanya kehilangan nafsu makan.

Semua masih sama.
Tidak ada yang berubah.
Sungjae hanya dibodohi.
Mama dan Papa nya jelas tak merubah apapun.

Sungjae menahan tangisnya dengan terus memakan kimbab buatannya.
Kalau dia menangis nanti semua orang bangun.
Sungjae tidak mau mengganggu istirahat mereka.

Setelah makan,Sungjae kembali ke kamarnya.
Sungjae berdiri dibalkon kamarnya.
Malam ini cukup panas,jadi dia tak perlu takut terkena flu.

"Oh iya....Hyunsik hyung lagi sakit!" Sungjae ingat kakaknya masih sakit.
Sakit kelelahan seperti biasanya.

Besok Sungjae akan memberi vitamin yang pernah dibelinya atas perintah Ayahnya.

🌄

Sungjae berlari dengan semangat.
Dia baru saja pulang sekolah.
Biasanya dia akan menemani Hyunsik untuk menunggu Ayah.
Tapi karena Hyunsik tak berngkat,maka dia tak perlu menunggu.

Setelah sampai,Sungjae berjalan menuju kamar kakaknya untuk memberi vitamin.

Sungjae membuka dengan hati-hati pintu kamar Hyunsik agar tak membuat kakaknya kaget.
Sungjae melongokkan kepalanya.

"Apa yang kau lakukan?!" Sungjae menahan nafasnya mendengar teguran dari Ibunya.

Dia menarik kepalanya dan menunduk saat Rejin keluar kamar Hyunsik dan menatap rendah Sungjae.
"Sungjae ingin memberi ini....." Sungjae menunjukan pelastik yang dijinjingnya berisi vitamin.

"Kau mau meracuni Hyunsik? Buang dan jangan pernah memberi apapun pada Hyunsik!" Sungjae mengumpulkan vitamin yang dilempar Ibunya sampai berhambur.

Rejin masuk kembali kekamar Hyunsik meninggalkan Sungjae yang terisak.
Apa salahnya?
Dia hanya ingin membuat kakaknya kembali sehat.
Kenapa selalu disalahkan?
Kalau memang salah,Sungjae hanya perlu dijelaskan tanpa perlu dibentak.

Sungjae berjalan menuju halaman belakang rumah.
Dia duduk di rumput hijau dengan tangis yang belum juga reda.

Dia takut......
Kenapa tidak ada yang tau itu?
Sungjae tak pernah diberi kesempatan untuk menjelaskan setakut apa dirinya.

Changsub duduk disamping Sungjae dan memakan vitamin yang ada ditangan Sungjae tanpa permisi.
"Hyung.....itu beracun!" ucap Sungjae hendak merebut vitamin yang ada di mulut Changsub.
Changsub tak perduli pada teguran Sungjae.
"Nanti Changsub hyung sakit...." ucap Sungjae menunduk.

"Ini vitamin! Bukan obat serangga.Jadi tak akan membuat hyungnim sakit.Lagipula ini baik untuk menjaga daya tahan tubuh" ucap Changsub kembali memakan vitamin itu.

Sungjae mendongak saat Changsub mengarahkan vitamin itu pada mulutnya.
Sungjae memakan vitamin itu dan tersenyum merasakan enak nya vitamin.

"Kau menyesal saat itu tak ikut Oma?" tanya Changsub tiba-tiba.

Sungjae menggeleng,namun hatinya menjerit meng-iya-kan.
Dia sangat menyesal karena tak ikut Oma.
Dia malah percaya pada Ibunya yang membodohinya.

"Bersabarlah.....nanti hyungnim akan membuat Oma kembali mengajakmu ke Jepang. Tapi saat itu tiba,jangan membatalkannya lagi" Sungjae mengangguk berjanji tak akan mengulang kebodohannya.

Setelah itu,Changsub menggendong Sungjae berlari-lari di halaman belakang.
Sungjae tertawa merasakan tubuhnya melayang diudara.

Seakan dia tak memiliki beban hidup.
Dia terbang tanpa merasa lelah.

Changsub sudah rindu tawa bahagia adik kecilnya, tapi saat dia akan membuat tawa itu hadir selalu ada yang membatalkannya.

Changsub merasakan sesak luar biasa saat mendengar dan melihat adiknya menangis ketakutan karena dibentak dan dimaki.

Changsub ingin membantu,tapi dia sendiri tak memapu mengatasi kesesakkan didadanya.
Jadi yang dia lakukan hanya diam menatap adiknya yang bersedih hati.

Changsub tak mengerti bagaimana bisa kedua orang tuanya dengan mudah menyakiti hati adik kecilnya.
Mereka seperti tak memiliki hati untuk mengkasihani adiknya.

Mereka menuangkan segala permasalahan pada Sungjae yang terkadang menahan tangis.
Mereka secara terang-terangan mengatakan mereka membenci kehadiran Sungjae.

Kalau mereka tak ingin kehadiran Sungjae, kenapa tak di bunuh saat kecil saja?
Kenapa mereka justru menyakiti tanpa mau mengakhirinya?
Kenapa saat itu tak melepas Sungjae ikut Oma?
Kenapa malah berjanji akan merubah sifat?

Changsub ingin bertriak dan memaki kedua orang tuanya.
Setelah itu menangis sejadi-jadinya melihat semua kesusahan adiknya.
Tapi disaat yang bersamaan dia juga sadar ada Sungjae yang tak boleh mendengar triakan.
Cukup triakan kedua orang tuanya yang di dengar Sungjae, jangan lagi ada triakan yang membuat Sungjae ketakutan.

.
.
.

Terimakasih sudah membaca....

[Telah Terbit] BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang