Mata Sungjae tampak berbinar saat melihat jalanan di Jepang.
Tak ada rasa lelah yang dia rasakan.
Mungkin karena selama perjalanan udara Sungjae tertidur."Lihat itu!" tutur Erma menunjuk gedung tinggi yang begitu besar.
"Itu akan jadi sekolahmu.Sd sampai Universitas" jelas Erma membuat Sungjae tersenyum."Itu bagus sekali,Oma...." kagum Sungjae membuat Erma juga tersenyum.
"Kapan aku akan sekolah?" tanya Sungjae."Besok.Jadi hari ini kau istirahat" ucap Erma.
"Jangan bingung.Besok kau bisa pakai bahasa Korea. Mereka sedikit mengerti" Sungjae mengangguk.
"Tapi....kau juga harus bisa bahasa Jepang" ucap Erma mengingatkan.🏠
Sampai dirumah Erma.
Sungjae segera merapihkan pakaian yang dibawanya kemudian merebahkan diri diranjang yang besar dan empuk.Rumah Erma lebih besar dari rumah Ayahnya.
Taman luas yang tengah-tengah terdapat jalan yang mengarah pada pintu rumah.
Benar-benar keren.Didalam rumah terdapat 3 lantai.
Lantai 1 berisi ruang tamu,ruang keluarga,ruang tv, kamar mandi, dan almari besar berisi barang-barang lawas yang terawat dengan baik.
Dilantai 2 terdapat sejitar 5 kamar dengan kamar mandi didalam kamar.
Kemudian dilantai 3 terdapat perpustakaan besar,ruang bersantai, ruang seni dan terdapat akuarium besar berisi ikan hias.
Diatap juga seperti gedung pekantoran yang bisa digunakan.
Oma menggunakan atap sebagai ruang olahraga.
Banyak peralatan olahraga yang disediakan.Sungjae sangat mengagumi Omanya yang sangat kaya.
Tapi yang ada dibenaknya saat ini.
Apa Oma tinggal sendiri dengan para pelayan,2 supir pribadi, dan 3 satpam.
Kesepian sekali Omanya."Oma...." pekik Sungjae dan beranjak duduk.
"Sudah selesai?" tanya Erma mengamati kamar Sungjae.
Sungjae mengangguk.
"Woah....kau rajin sekali...." kagum Erma."Oma....apa boleh Sungjae jalan-jalan disekitar rumah?" tanya Sungjae.
Erma berpikir sejenak dan mengangguk.
"Jangan lama-lama,besok kan sudah sekolah" ucap Erma mengingatkan.
Sungjae mengangguk dan berjalan menuju keluar rumah.Setelah jalan-jalan sekitar rumah,Sungjae segera mandi dan makan malam.
Dia sangat beruntung bisa makan ditemani keluarganya, bukan seorang asisten rumah tangga.Kemudian, Sungjae bersiap tidur.
Tapi sudah 1 jam lebih dia mencoba menyamankan posisi tidur agar membuatnya bisa menuju alam mimpi.
Tak ada hasil.Dia terus memikirkan sesuatu yang kemudian menjadikannya ketakutan.
Sungjae ingat keluarganya.
"Hyunsik hyung....Changsub hyung....Mama....Papa...." Sungjae menunjuk-nunjuk langit-langit seolah ada orang yang namanya disebut."Hyunsik hyung.....Changsub hyung....Mama.... Papa...." dan terus terulang-ulang kalimat itu.
"Hyunsik hyung....Hyunsik hyung...." Sungjae memukul kepalanya saat dia akhirnya tak lagi fokus mengucapkan nama-nama keluarganya.
"Sungjae salah apa?" gumam Sungjae yang mulai terisak.
Dia ingin ada dirumah itu.
Mengamati keluarganya yang sibuk dengan urusan masing-masing tanpa perduli pada Sungjae yang kesepian.Akhirnya dia merasa kalau sesuatu yang buruk akan dirindukan saat tak akan terjadi lagi.
🌞
Sungjae tersenyum saat dia sudah berdiri dihadapan siswa-siswa yang akan jadi temannya.
Rasanya gugup tapi bahagia.
"Nama saya Sungjae" ucap Sungjae tak mampu mengatakan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Telah Terbit] Brother
Fiksi PenggemarSaudara kembar yang memiliki sifat bertolak belakang. Si sulung mempunyai dukungan keluarganya namun tidak untuk di lingkungan masyarakat. Sedangkan si bungsu sama sekali tidak dianggap di keluarganya namun memiliki banyak teman yang selalu membantu...