“Donghae, besok aku pergi ke suatu tempat, ya?” kataku saat kami tengah makan malam itu. Aku menatapnya takut-takut. Entahlah, beberapa hari ini ia sedikit bersikap aneh. Yah... maksudku, aku memang tidak terlalu mengenalnya mengingat belum genap sebulan aku bertemu dengannya. Tapi tetap saja sikapnya itu berbeda dari yang biasa aku tahu. Misalnya ia jadi lebih pendiam dan seperti serius memikirkan sesuatu.
Laki-laki itu mendongak dan menatapku dengan kening berkerut.
“Ke mana?”
“Besok... adalah peringatan hari kematian ibuku. Jadi aku ingin mengunjungi makamnya,” jawabku seraya tersenyum tipis. Sudah lama sekali rasanya aku tidak pergi melihat makam Ibu.
Ia tampak terkejut. Kedua mata coklat itu membelalak. “Benarkah?” tanyanya, aku mengangguk. Ia terdiam sebentar dengan raut berpikir. “Boleh aku ikut?” tanyanya lagi. Bola mata itu menatapku dengan binar persetujuan. Ganti aku yang terkejut.
“Hah? Tidak apa-apa, sih. Tapi... memangnya besok kau tak kerja?” tanyaku memperingatkan.
“Kau lupa kalau aku direkturnya? Libur sehari tak akan ada yang memarahiku,” jawabnya santai dengan cengiran lima jari. Aku mendengus. Dasar, dia ini. Suka seenaknya saja. Namun ini dia Donghae yang aku kenal. Aku hanya geleng-geleng kepala dan mengangkat bahu tak acuh sambil tersenyum tipis.
“Ya sudah, terserah kau sajalah.”
.
Disclaimer: Tokohnya milik mereka sendiri. Saya cuma pinjam nama mereka doang.
Cast: Cho Gaeul, Lee Donghae, etc (just find it by yourself~)
Warn: OOC, OC, hak semena-mena author berlaku di sini! *ketawa nista*
Kata ‘aku’ itu Gaeul POV, ok?
Bingung? Haha, saya juga *plak*
.
NG Life
(Not Good Life)
——
.
Matahari sudah berada di atas kepala saat kami sampai di makam ibuku. Kupandangi gundukan tanah di depanku dengan perasaan berkecamuk. Sudah tiga tahun berlalu, namun aku masih belum bisa menerima kematiannya yang tiba-tiba.
Kuletakkan buket bunga lili putih yang kami beli saat perjalanan ke sini di depan makamnya. Bunga kesukaanku dan ibuku. Aku berlutut dan menutup mata dengan kedua tangan mengatup di dada, berdoa. Tak kuhiraukan Donghae yang masih berdiri kaku di belakangku. Eomma... bagaimana kabarmu di sana? Aku di sini baik-baik saja, meski sebelumnya aku mengalami banyak masalah, tapi aku bisa melewatinya.
Andai sekarang kau ada di sini. Mungkin aku masih bisa bermanja dalam pelukanmu. Mungkin aku masih bisa menceritakan banyak hal yang selama ini membebani pundakku. Mungkin aku masih bisa menangis dan bersandar di pundakmu.
Aku sangat... merindukanmu.
Kubuka kedua mataku dan betapa terkejutnya aku saat menoleh dan mendapati Donghae ikut berlutut di sampingku. Kedua tangannya mengatup di depan dada dan wajahnya benar-benar tenang dan serius.
Tanpa sadar aku terus memperhatikannya. Apalagi tatkala angin lembut memainkan rambutnya, membuatnya bergerak perlahan. Membuatku menahan keinginanku untuk menyentuhnya dan merasakan betapa lembut tiap helaiannya.
Mataku terus bergerak menyusuri wajahnya. Dahinya sedikit berkerut. Dan rahangnya yang tampak keras dan tegas. Kenapa aku baru sadar sekarang? Aku baru sadar kalau sosok di sampingku ini begitu rupawan. Kemeja hitam bergaris putih yang lengannya digulung sampai siku itu juga benar-benar pas membalut tubuhnya yang tegap.
KAMU SEDANG MEMBACA
NG Life
FanfictionSudah terusir dari rumah, lalu mendapati kekasihmu selingkuh dengan sahabatmu sendiri. Sekarang, kau menemukan seorang laki-laki asing memeluk tubuh setengah telanjangmu di atas ranjang saat pagi hari. Ya Tuhan, apa lagi ini?