Kedua kelopak mataku terbuka ketika merasakan sinar matahari yang merambat dari sela-sela gorden kamarku. Setelah mengerjap beberapa kali, akhirnya kesadaranku terkumpul sepenuhnya. Padahal tadi malam aku sulit tidur. Sepertinya aku tertidur karena kelelahan.
Seketika mataku membelalak saat teringat sesuatu. Donghae. Aku mendudukkan diriku paksa. Kupandangi sebelah tempat tidurku.
Tidak ada.
Sama sekali tidak ada tanda-tanda Donghae tidur di sebelahku tadi malam (err... kenapa maknanya jadi aneh begitu?) karena biasanya saat pagi ia akan membangunkanku kalau jam weker itu tak bisa membuatku terjaga dari alam mimpi.
Aku melihat benda penunjuk waktu yang tergeletak manis di atas meja kecil di samping ranjang dan seketika mataku membulat. Buru-buru aku beranjak bangun dari tempat tidurku. Pukul sepuluh lewat lima belas menit. Sudah berapa lama aku tertidur?
Kubuka pintu kamarku dan retina mataku masih tak dapat menangkap sosok itu. Kuputuskan untuk mengetuk pintu kamarnya. Sekali, dua kali, tak ada jawaban. Kubuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam. Kosong. Apa ia sudah pergi kerja? Benar juga, kunci mobilnya sudah hilang dari tempatnya.
Tubuhku seketika terasa lemas. Aku menghela napas berkali-kali untuk meredakan sesak yang tiba-tiba timbul di dadaku. Ia bahkan tak membangunkanku dan berpamitan sama sekali. Lho, kenapa aku merasa begitu kecewa, ya?
Padahal cuaca di luar sana cerah sekali. Tapi sepertinya perasaanku diselimuti awan mendung. Gigiku gemeretuk kesal saat lagi-lagi mendengar suara operator yang menyahut di seberang sana. Sudah berkali-kali aku mencoba menghubungi laki-laki itu, tapi ujung-ujungnya jawabannya selalu sama. Tidak aktif.
Sialan.
Kuhempaskan diriku di atas sofa dan memeluk kedua lututku. Jam sudah memasuki jam makan siang, tapi aku sama sekali tak nafsu makan. Biasanya Donghae akan pulang dan kami akan makan bersama. Namun sekarang sepertinya ia benar-benar berniat menghindariku.
Apa ia marah? Ekspresinya waktu itu benar-benar dingin, namun tersirat rasa kecewa dan terluka sekaligus. Apa aku melakukan sesuatu yang salah padanya? Tapi apa?
Pandanganku menyapu seluruh ruangan. Kenapa rasanya apartemen ini luas sekali? Aku merasa canggung dan kesepian. Ternyata hidup bersama Donghae selama ini membuatku tak terbiasa lagi dengan yang namanya sendirian.
.
Disclaimer: Tokohnya milik mereka sendiri. Saya cuma pinjam nama mereka doang.
Cast: Cho Gaeul, Lee Donghae, etc (just find it by yourself~)
Warn: OOC, OC, hak semena-mena author berlaku di sini! *ketawa nista*
Kata ‘aku’ itu Gaeul POV, ok?
Bingung? Haha, saya juga *plak*
.
NG Life
(Not Good Life)
——
.
Kesabaranku benar-benar menipis sekarang. Sudah hampir seminggu ini ia terus menghindariku. Ia selalu pergi pagi-pagi sekali saat aku belum bangun dan pulang tengah malam saat aku sudah tertidur. Berkali-kali aku berniat menunggunya tapi ujung-ujungnya aku tak kuasa menahan kantuk sehingga terbuai di alam bawah sadarku.
Lagi-lagi hari ini seperti ini. Apa sih maunya laki-laki itu? Menyebalkan! Mau sampai kapan ia akan terus mengabaikanku? Mulutku rasanya sudah gatal karena sudah lama tak bicara dengannya. Ditelepon pun selalu operator sialan itu yang menjawab. Tidak aktif lah, sibuk lah. Apa gunanya ia membelikanku ponsel waktu itu, hah? Membuatku tambah kesal saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
NG Life
FanfictionSudah terusir dari rumah, lalu mendapati kekasihmu selingkuh dengan sahabatmu sendiri. Sekarang, kau menemukan seorang laki-laki asing memeluk tubuh setengah telanjangmu di atas ranjang saat pagi hari. Ya Tuhan, apa lagi ini?