Bagian 4

1.3K 56 1
                                    

Aku duduk dengan santai di atas kursi kayu nan keras tetapi nyaman di rainbow cafe sambil menyesap minuman lemon tea ku yg tersisa setengah gelas. Aku disini sedang menunggu mbak zahra, yg berjanji ketemuan untuk membahas konsep aqiqahan anaknya

Sudah 40 menit berada disini, tetapi tanda tanda kedatangan mbak zahra belum juga kelihatan. Namun, itu tidak menjadi masalah

"Assalamualaikum, ni maaf ya telat bnget ini, tadi dijalanan macet parah, kamu pasti sudah menunggu lama ya?" Sesal mbak zahra yg tak kunjung duduk dikursinya, mungkin dia masih berasa bersalah karena terus memandang aku

"Waalaikumussalam, iya mbak gapapa kok, aini juga belum terlalu lama disini, duduk dong mbak, gak tertarik sama kursinya ya heheh" kataku berusaha mencairkan suasana, meskipun raut wajahnya masih hm merasa bersalah

"Hehe iya ni, maaf ya sekali lagi, gak enak aja sama kamu" astaga mbak zahra, masih aja minta maaf, padahal aku gak masalah, bukannya harus profesional dalam melayani pelanggan?
Sudah cantik, agama bagus, baik hatu lagi, top deh mbak zahra ini

"Sudah mbak, aini gapapa kok, gak masalah itu mahh hehe, yaudah kita mulai bahas aja ya mbak, jadi aku rekomrndasikan ke mbak warni bla..bla.. bla.. bla.. bla... bla.."

Mbak zahra terlihat puas dan mengangguk nganggukkan kepalanya dan tersenyum ke arahku

"Hmm, keren konsep kamu ni, aku setuju, jadi? Kapan mulai dekornya ya ni? Acaranya sisa 3 hari lagi" kata mbak zahra sambil melihatku

"Lusa aja mbak, dekornya itu gak lama kok, cuman tempel tempel doang hehe"

"Oke ni, berarti udah kelarkan? Nanti kalau ada yg mau ditanya hubungin mbak aja ya" aku pun mengangguk sebagai tanda setuju

"Yaudah, mbak pulang dulu ni, debaynya sudah nunggu uminya drumah heheh, Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam ibu muda hehe"
Mbak zahra pun tertawa
"Kamu bisa aja ni, yaudah mbak duluan ya" sambil berdiri dan membalikkan badan, lalu meninggal kan aku sendirian

Disini, dirumah, aku sedang melihat gambar yg mbak zahra kirimkan ke aku 5 menit yg lalu.
Mbak zahra mengirimkan gambar ruang tengahnya yg akan di dekor untuk acara tersebut

"Hmm mungkin disini cocok di taruhin renda renda simple" gumamku sendiri sambil menyesap teh yg sudah lumayan dingin

Besok aku sudah harus ketempat mbak zahra, karena acaranya lusa nanti

Keesokan harinya .......
Aini : Assalamualaikum, hari ini jam 10 nanti aini otw ke rumah mbak zahra ya

Mbak zahra : Waalaikumussalam, iya ni, kerumah aja, mbak lagi jalan ini, kalau mbak belum sampai, masuk aja, drumah bnyak yg lainnya kok ni

Aini : Yasudah mbak, nanti aini kesana, Assalamualaikum

Mbak zahra : Iya ni, Waalaikumussalam

Oke. Ini sudah jam 9 pagi, jarak rumah ku kerumah mbak zahra tidak terlalu jauh, mungkin hanya menempuh waktu 30 menit, itupun jika jalanan lancar, tidak macet, dan juga aku lagi tidak ada bimbingan hari ini

"Barang barang siap, peralatannya udah lengkap, tinggal jalan aja deh" sambil mengecek barang barang bawaan, terdengar suara umi memanggil aku, ternyata nisa sudah sampai.

Iya, nisa memang selalu ikut denganku jika ada pekerjaan seperti ini, katanya sih ingin membantu, padahal jika dipikir pikir dan ku rasa rasa hehe aku masih sanggup sendiri. Tapi tak apalah, Alhamdulillah meringan kan sedikit pekerjaan. Sahabat ku yg 1 itu memang pengertian

"Langsung pergi aja nih ni?" Tanyanya sembari membantu ku membawa barangbarang yg di perlukan untuk dimasukkan ke mobilnya

"Iya langsung aja nis, takut macet"

"Okey tuan putri, siap laksanakan, mari kita berangkatttt" hahaha nisa ada ada saja memberi julukan seperti itu


Sampai disini dulu yy, maafkan jika masih absurd

Happy reading 😊

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang