Bagian 5

1.1K 52 0
                                    

Aku dan nisa sudah tiba dirumahnya mbak zahra, lebih tepatnya didepan pagar rumah mbak zahra, pagarnya tertutup dan aku bingung gimana cara memanggil orang yg ada didalam, rumah dan pagar mempunyai jarak yg cukup jauh, harus kah aku berteriak? Kan itu tidak sopan sekali

"Loh ni, itu ada bel nya loh di pinggir, gak mau ditekan, siapa tau ada yg dengar di dalam?" Kudengar nisa berbicara di belakang ku

Eh? Akupun melihat ke arah objek yg sedang aku cari cari daritadi
Astagfirullah, itu sangat jelas terpampang di situ, dan aku tidak melihatnya sedikit pun? Astagfirullah

Tanpa membuang waktu aku pun menekannya, dan pagar terbuka memberi ku ruang dan nisa untuk masuk kedalam

"Cari siapa ya mbak?" Tanya satpam disana ramah sambil memperhatikan ku dan nisa secara bergantian

"Oh perkenalkan pak, kami ini berdua yg diutus mbak zahra untuk mendekor ruangan untuk acara aqiqahan anaknya nanti pak"

"Oh mbak aini ya, tapi saya tidak tau nama mbak yg 1nya"

"Ini teman saya pak, namanya nisa" balasku lagi sambil tersenyum

"Oh iya mbak, silahkan masuk, mbak zahranya lagi jalan sebentar, kalau mau minta arahan didalam, nanti ada saudara mbak zahra, namanya mas Ihza" jelasnya kepadaku dan nisa, siapa tadi nama masnya? Iza? Ija? Ihza? Astaga yg mana 1 ini?

"Kalau gtu makasih pak, kami masuk dulu" dan kami pun berlalu berjalan menuju pintu utama di rumah itu

Aku menghembuskan nafas lega saat mendengar pintu ini terbuka
Didepan pintu itu seorang lelaki berdiri menghadap ku dan nisa, mungkin ini mas nya mbak zahra pikir ku dalam hati, aku tidak berani untuk memperhatikan lebih lama

Kamu bertiga terdiam sebentar "Aini ya?" Dengan to the point di bertanya kepada kami, meskipun bingung karena disini ada aku dan nisa, dan dia tidak tau yg mana diantara kami bernama aini

"Saya yg aini mas, ini teman saya nisa"  mas ihza jawab dengan mengangguk anggukan kepala

"Masuk dulu, zahra lagi pergi sebentar, dekornya di ruang tengah"

Aku menatap punggung mas ihza yg sedang berjalan di depan ku, dan terus seperti itu hingga kami tiba diruang tengah

Aku langsung membuang pandangan ku ketika mas ihza berbalik

"Disini ruangannya, jika ada yg tidak dimengerti, bisa bertanya dengan saya, saya berada di ruang tamu sana" sembari menunjuk ruang tamu yg tidak terlalu jauh dari tempat kami berdiri
aku pun menghela nafas lega, setidaknya dia tidak tau jika dari tadi aku memperhatikannya

Aku mengusap wajah ku dan tidak berhenti mengucapkan istighfar, seharusnya aku tidak boleh lancang seperti itu, tapi? Mengapa mataku tertarik sekali untuk melihatnya? Ini sangat tidak baik

Kerjaan ku dan nisa akhirnya selesai juga, perasaan lega dan puas pun kurasakan sekarang

Mbak zahra tidak berhenti memberi pujian atas hasil kerja kami

Setelah semua selesai,aku dan nisa memutuskan untuk pulang, jam sudah menunjukkan pukul 17:15
Sebentar lagi magrib, dan jalanan sedang macet macetnya sebab jam segini adalah jam pulang kerja

Aku tiba di rumah pukul 18:06, mau hampir sejam kami berada di jalan tadi garagara terjebak macet, nisa langsung pulang ketika selesai mengantar ku sampai di depan rumah dengan selamat

Aku tersenyum melihat pemandangan di depanku, umi sedang memasak yang di bantu oleh adji, tumbenan sekali itu anak membantu umi di dapur

"Assalamualaikum, aini pulang" aku melangkah mendekati 2 belahan jiwaku itu

"Waalaikumussalam, udah pulang kak? Gimana? Lancar?" Tanya umi tanpa membalik badannya, mungkin terlalu fokus dengan masakannya

"Ya Alhamdulillah lancar umi, mbak zahra puas dengan hasilnya" jawabku sambil tersenyum dan melangkah ke tempat adikku adji dan langsung menghujami ciuman di pipinya

"Ih mbak aini, jangan cium cium adji, adji sudah besar ini" aku hanya tertawa melihat ekspresinya yg mengernyitkan dahi tanda tak suka

"Umi, aini keatas dulu ya mau mandi sekalian sholat, nanti aini nyusul bantuin, gerah umi"

"Ini sudah mau selesai, nanti langsung makan aja ni" jawab umi, dan memang masakannya sudah mau selesai sih jika di lihat lihat

"Yausudah, aini keatad dulu ya mi" ku hampiri umi dan ku cium pipinya, tidak lupa juga mencium pipi aji dan langsung berlari keatas

"Mbakkkkkkkkk............" hahahhahaha jeritannya itu loh

Selesai makan malam, aku termenung sendiri dikamar, aku memikir ulang lagi kejadian dirumah mbak zahra siang tadi

Flashback

"Mas, masjid terdekat disini dmna ya? Saya belum dzhuhur" tanya ku ke mas ihza

"Drumah sini ada mushola, kalian bedua mau sholat?"

"Saya sendiri mas, nisa lagi dapet"

"Yasudah, sini saya antar ke mushola"

Dan lagi, aku terus menatap punggung mas ihza dari belakang, aku tidak tau kenapa seperti ini

"Ini musholanya, di sebelah situ ada tempat untuk berwudhu" katanya sambil menunjuk kran yg ada di pinggir ruangan dan tertutup

Dia melihat ku lagi dan berbicara
"Saya tidak bisa imamin kamu, karena saya sudah sholat di masjid tadi" katanya lugas sembari meninggal kan ku sendirian  di sini

Eh? Apa kata mas ihza tadi?
Kurasakan pipi ku memanas

Flashback off

Aku tidak mau baper, tapi ini diluar kendali ku, Ya Allah bantulah hamba mu ini





Maaf hari ini baru bisa update lagi, jaringan di tempat aku lagi gangguan berapa hari ini

Mau di publikasi, malah gagal terus, Alhamdulillah ini bisa di publis

Maafkan jika masih absurd

Happy reading 😊

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang