Aku di sini ingin ngasih tau, maaf jika penulisan dan katakatanya agak absurd, sejujurnya aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk menghasilkan tulisan yg baik, disini juga aku masih belajar, jadi mohon dukungannya 😁😁😁😁😁😁
Aini POV
Aku duduk sendiri di kantin kampus dari sejam yg lalu, hari ini aku ada bimbingan, ditemanin segelas es teh yg bisa menyegarkan pikiran ku yg mumet
Tadi mbak zahra menghubungi ku agar hari ini aku bisa datang ke acara aqiqahan anaknya, dan aku menjawab yaa InshaaAllah aku bisaDosen pembimbingku hilang hilangan lagi, rasanya ingin cepat cepat aku selesai kan skripsi dan cepat lulus
Jam sudah menunjukkan pukul 09:00, aku mendapatkan kabar jika dosen ku ada di ruangannya, segera aku ngacir ke sana daripada membuang buang waktu dan mebuang buang duit disini
Selesai bimbingan, aku menghubungi nisa untuk menemani ku ke acaranya mbak zahra, tetapi dia tidak bisa menemaniku katanya ada bimbingan hari ini, aku menghela nafas panjang
Jadi aku sendiri? Aku juga tidak enak kalau tidak hadir, mbak zahra sudah mengundangku dengan baik
Yasudah, aku kerumah mbak zahra sebentar salaman selepas itu langsung pamit***
Aku berdiri tegak di depan rumah mbak zahra, keadaannya sangat ramai. Aku meremas pelan kedua jemari ku yg bertautan. Disini tidak ada yg ku kenal selain mbak zahra dan mas ihza, dan sejak tadi mereka berdua tidak terlihat di penglihatan ku dari luar tempat ku berdiri. Aku memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah, dan Alhamdulillah aku melihat mas ihza yg sedang berbincang-bincang dengan sekumpulan orang, mas ihza langsung melihatku ketika aku menginjakkan kaki di dalam rumah dan segera menghampiri ku.
"Assalamualaikum, sendirian aja ni?" Tanya nya kepada ku tidak lupa memberikan senyum yg sangat manis.
"Waalaikumussalam Iya mas, nisa lagi bimbingan" jawabku
"Oh yasudah makasih ya sudah datang, zahra ada didalam, sini saya antarin"
Katanya sembari melangkah masuk keruang tengahDan lagi dan lagi aku terus memperhatikan punggungnya, aku suka melihat punggungnya yg lebar, tegas, tidak lemah, dan tidak pernah bungkuk
Ciri orang yg tegas, mungkinDitengah kerumunan orang banyak, aku melihat mbak zahra tersenyum dan berbincang-bincang sambil menggendong putranya, dan disebelahnya ada sang suami yg selalu mendampinginya, bahagianyaa
"Ra, ada aini" bisik mas ihza ke mbak zahra yg memang sedang membelakangi kami berdua
Mbak zahra membalikkan badannya dan tersenyum manis kearahku "Aini, kamu sendiri?" Tanya mbak zahra
"Eh, iya mbak hehe" jawabku sambil nyengir kecil
"Sudah makan?" Tanyanya lagi
"Hmm belum mbak, tadi udah makan kok di kampus" tolakku halus, sebenarnya aku memang masih merasa kenyang, karena setelah bimbingan aku kekantin lagi untuk mengisi tenagaku yg berkurang
"Makan dulu ya ni, masa kesini gak makan sih" desak mbak zahra lagi
"Iya mbak" mau tak mau aku pun makan walaupun sedikit
Setelah makan aku menghampiri mbak zahra dan berpamit untuk pulang "mbak, saya duluan ya, dadah dedek cakepp" pamit ku ke mbak zahra dan si kecil yg ada di gendongannya
"Pulang naik apa ni?" Tanya mbak zahra
"Ojek online mbak"
"Kamu di antar mas ihza aja ya, mumpung dia lagi mau ke apart nya bentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian
Spiritual"Saya tidak bisa imamin kamu sekarang, karena saya sudah sholat di masjid tadi" Kata mas ihza sembari berjalan meninggalkan ku sendirian di depan mushola Eh? Apa kata mas ihza tadi? Kurasakan pipi ku memanas -Qurrotul Aini -Muhammad Ihza Al-Fatih H...