2. Ketemu

74 32 18
                                    


Langkah dua,

Jangan pernah berfikir untuk menyukaiku!-Anon

Ketahuilah rasa ini tidak seperti yang kamu kira. Cinta? Sayang? Suka? . Atau hal seperti itu? Jangan pernah membayangkannya!-LL-


“Lyan!!! Lyan!!"

  Tidak biasanya cowok itu berteriak- teriak memanggil Lyan dan berlari ke kelas mencari cewek itu.  Apalagi ini masih pagi, tumben.

“Ada apa sih Nev, pagi-pagi udah ribut.” Sahut Lyan yang masih terlihat malas-malasan karena datang kepagian. Ya, memang itu rutinitasnya.

“Calvin nyariin lo.”

“ Calvin? “

Detik itu juga ,hanya dengan  mendengar nama Calvin kepalanya seperti diguyur es batu se-ember.

“Iya Calvin, dia lagi jalan kesini, tadi ngomong ke gue, dia nyariin lo.”

Tanpa basa-basi Lyan langsung melesat utuk menemui Calvin,
“Yah dasar  Lyan Ara, Liar emang, giliran ada Calvin aja gue dtitinggal!” teriak Nevan yang  tidal  dipedulikan Lyan, yang terpusat dikepalanya sekarang, adalah Calvin, pangerannya.

Dan sampai di depan pintu kelas, langkah Lyan terhenti.

“Kelas XI IPA 6.” Gumam seseorang yang tengah melihat plakat kelas yang menggantung di gawangan pintu. Memastikan kalau dia tidak salah.

Mata Lyan langsung berbinar hanya dengan menatap orang itu, walaupun saat ini jantungya berpacu lebih cepat dari frekuensi yang biasanya, ia mencoba sekuat tenaga untuk menahan. Ya. Orang itu, Calvin.

“Eh Lo, ikut gue.” Tegur Calvin saat menyadari Lyan sudah berada di depannya, tepatnya tengah menatap ke arahnya.

“Gue?” Lyan mengarahkan telunjuknya ke dirinya sendiri.

Sebenarnya Lyan masih tidak percaya soal Calvin mencarinya.

“Iya lo, masa tembok.” Jawab Calvin ketus. Lalu tanpa banyak bicara lagi Calvin mulai melangkah dan diikuti Lyan dari belakang.Pagi itu sekolah masih sepi jadi tidak banyak yang memperhatikan mereka.

“Jadi, kamu mau ngomong apa Calv?”  Tanya Lyan tak sabar setelah mereka sampai didalam gedung Theater, yang tentunya masih sepi.

“Ini.” Calvin menyodorkan kaosnya yang baru disadari Lyan jika Calvin membawa kaos itu sejak tadi.

Lantas Lyan mengambil kaos milik Calvin yang sudah penuh dengan noda kopi susu. Jadi,

“Loh, kok kotor Calv?  “ Lyan malah bertanya dengan raut wajahnya kebingungan. Tanpa dosa.

Calvin mendesah, ia mulai kesal dengan tingkah cewek itu, pura-pura bodoh.

   “Lo masih nanya kenapa?”
Lyan hanya mengangguk, tak mengerti dengan maksd Calvin.

“ Ini itu gara-gara lo kaos gue jadi kotor gini, ini kaos kesayangan gue ngerti! Dan yang terpenting gara-gara lo nabrak gue kemarin kopi susu kesukaan gue tumpah, Asal lo tau itu bukan sekedar kopi susu biasa!” Tegas Calvin panjang lebar dengan suaranya yang naik lima oktaf. Wajahnya merah padam.

Detik kemudian, setelah mendengar penjelasan dari Calvin, Lyan merasa bersalah.ia menunudukkan kepalanya,

“Maafin aku ya Calv, aku benar-benar ngga tahu kalau kemarin aku nabrak kamu. Ngga mungkin Calv kalau aku sengaja nglakuin itu ke kamu, aku bakalan ngga bisa tidur kalo nglakuin hal yang bisa buat kamu marah kayak gini.” Tutur Lyan tulus.

Tetesan air mengalir di pipinya, Lyan menangis.Calvin mengetahui itu.

Jadi cewek itu benar-benar ngga tau, batin Calvin. Calvin merasa tidal enak karena sudah membuat cewek meangis. Itu bukan yang diinginkannya.

“Yaudah sepertinya lo emang ngga sengaja, tapi tetep aja lo yang salah, siapa suruh jalan sambil ngobrol sendiri, jalan ya jalan ngobrol ya ngobrol. “ nada suara Calvin terdengar lebih rendah daripada sebelumnya.

Dengan ragu tangan Calvin memegang pundak Lyan, berharap membuat cewek itu berhenti menangis. Sebentar kemudian, Ia jadi kikuk , bingung mau melakukan apa.

“Gue terima maaf lo, tapi baju itu lo harus cuci.”  Selesai itu, Calvin cepat-cepat pergi meninggalkan Lyan, diam-diam pipi Calvin merona.

Sementara itu Lyan masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi, ia memandangi kaos Calvin yang berada digenggamanya. Lyan mengamati kaos itu dalam-dalam, kemudian segaris senyum tergambar dibibirnya. Dia bahagia,
Bersambung

Vomment ya.  Vote dan komentt makasih ♥♥

OthersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang