Langkah keempat,
"Seperti kayu dilapisin baja, hanya bersamamu hatiku tidak akan rapuh dan hampa!"
-L-
"Kamu seolah sebagai pusat rotasi dari duniaku"
-C-
"Kata orang dalam suatu hubungan Cemburu itu wajar. Tapi cemburu pada orang yang sudah kamu lepaskan itu luar biasa kurang ajar! Eh maaf"
-MZ"Kamu seperti sales keliling yang terus berbicara sebelum tujuanmu selesai. Tapi, untuk itu saya berterimakasih, karena membuat hari-hari saya lebih berisik.Saya menyukai itu"
-Anon--Others-
Pagi hari, di sekolah, lagi.
Seorang cewek berambut sepunggung terurai tengah mengendap-endap masuk ke dalam kelas yang masih kosong, dia berjalan merunduk terlihat seperti akan maling rumah orang.
Tiga menit kemudian, setelah berhasil sampai ke bangku yang ditujunya cewek itu menaruh sekotak kopi susu ke dalam loker bangku seseorang. Berhasil dengan misinya, dia tersenyum lega dan segera bergegas pergi meninggalkan kelas itu.
Sampainya di luar kelas ,dia berusaha bejalan seolah tak terjadi apa-apa, sampai akhirnya,
"lo ngapain didepan kelas gue?" suara yang tak asing bagi cewek itu, berhasil mengejutkannya.
Langkahnya terhenti. Napasnya tercekat seperti tak bisa mengambil oksigen dari sana.
" Aduh mampus gue!"
Ia tidak ingin ketahuan.Detik berikutnya,
"LYAN TRILILI!!!"
Ya. Dia adalah Lyan. Lyan sang motivator kopi susu, Kali ini ia bersyukur karena cowok absurd itu. Dan untuk kali ini saja suara Nevan terdengar adem bagi Lyan.
Dari kejauhan Nevan berjalan menuju ke arahnya dan Calvin. Untung saja penyelamat tiba.
Lantas Lyan berbalik ke arah Calvin yang tadi dibelakanginya,
"gue lagi jalan-jalan kok Calv, yaudah gue kesana dulu. Bye Calv. See you! " Tak ingin terlihat mencurigakan Lyan mencoba tersenyum tipis dan membuat alasan yang kiranya tepat, lalu ia berbalik lagi kemudian melesat berlari ke arah Nevan, dan tak lupa sebelumnya ia melambaikan tangannya pada Calvin . Huft."Dasar cewek aneh."
Sejenak Calvin memandang Lyan berlari sebelum menghilang di belokan koridor. Sekilas ia tersenyum samar.
-Others-
TULINGTING TULINGTING...
Bel istirahat akhirnya berbunyi, bel paling merdu sedunia bagi yang pernah duduk dibangku kelas, merasakan kebebasan sejenak sebelum dimasukkan ke dalam 'kurungan' itu lagi. Walaupun, sebenarnya saat ini sekolah Lyan sudah tidak ada pelajaran, tapi kebetulan saja pagi sampai siang ini ada sosialisasi dari lembaga bimbingan belajar. Yang mau tidak mau semua siswa yang akan naik tingkat ke kelas dua belas wajib mengikutinya dan tentunya Lyan juga.
"Yuk Leon ke kantin." Ajak Maria seraya membereskan peralatan di atas mejanya.
"Ah gue males Mar, lo aja kesana."
Entah kenapa Lyan terlihat tidak bersemangat siang ini, ia lebih memilih membaringkan kepalanya di atas meja,
KAMU SEDANG MEMBACA
Others
Teen FictionI want to love you. But, i don't need you! *** " Bermainlah bersamaku dengan sebuah permainan yang disebut Cinta" Kau tak perlu takut, begini peraturannya aku mencintaimu dan kau tak boleh mencintainya, sederhana bukan? Dengan begitu, kita berdua...