Langkah kelima,Aku menyukaimu, senyuman yang selalu meningkatan frekuensi detakan jantungku. Berdebar! {Dari Lyan...}
Aku ingin kamu. Ya, kamu untuk disampingku. Selain dia, {CRA}
Sakit memang hanya diam ketika melihatmu bersama orang itu, aku pengecut! {O}
-
-Others-
Malam itu, malam penantian tiba. Malam Pensi!
Lapangan sekolah yang di make over dengan lampu-lampu lampion mendominasi. Dekorasi malam yang indah dan nuansanya yang begitu hangat menenangkan setiap mata memandang. Menakjubkan , itulah kata yang terlontar dari setiap orang yang datang ke tempat itu. Lapangan sekolah yang mulanya sepi kini mulai penuh dengan siswa yang berpakaian dengan tema tempo dulu untuk menanti acara utama di GOR sekolah yang notabene lebih luas daripada Aula sekolah. Acara yang paling dinantikan ada disana, apalagi kalau bukan pentas seni atau perform dari 'mereka'.
Di tempat lain, cewek itu sudah siap dengan segala dandannya yang bisa dikatakan lebih enak dipandang dari biasanya.Malam itu, Lyan berpakaian kebaya biru langit sederhana namun terlihat tetap elegan dan mengkombinasikannya dengan rok batik putih selutut,terakhir ia memakai wedges putih dengan tinggi sedang yang nampak serasi dengan kostumnya. Wajahanya yang biasanya hanya beralas bedak bayi, kali ini , ia poles sedikit dengan make up namun masih terlihat natural.
Menit kemudian,Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Lyan,
"sudah selesai nak?"
"Sudah ma, mama masuk aja." Sahut Lyan setelah mendengar suara mamanya, Lenita.Mama Lyan masuk , dan langsung memasang ekspresi yang cukup terkejut , melihat penampilan putri semata wayangya itu yang berubah seratus delapan puluh derajat. Lyan saat ini tengah berdiri memperlihatkan penampilan barunya.
"Cantik. " ucap seseorang tiba-tiba.
Lyan tersontak kaget setelah menyadari ternyata cowok itu, Calvin sudah berada dibelakan mamanya. Mama Lyan tersenyum menanggapi ucapan Calvin tersebut.Lantas Lenita mengeur anaknya,
"Ih, gimana sih kamu nak, Calvin udah nunggu dari tadi lho, buruan gih berangkat! "
"Eh, i.. iya." Lyan jadi salah tingkah dan sedikit kikuk setelah mamanya turun duluan,meninggalkanya berdua bersama Calvin di kamar Lyan.
Calvin hanya diam bersandar di ambang pintu sambil memandang keliling kamar Lyan yang didominasi warna cream, tampak wall stiker yang penuh dengan gambar tempat-tempat populer nan indah di dunia semacm Menara Eiffel, Colosseum, Big Ben, Menara pisa , Jembatan London, Namsan tower, Tokyo tower dan masih banyak lagi.
"Lo suka banget ya ngoleksi gambar tempat-tempat gituan?" akhirnya Calvin bertanya. Ia sedikit penasaran.
Lyan yang sedang menyiapkan isi tasnya kemudian menoleh ke arah mata Calvin tertuju, "Oh itu, gue emang suka aja," jawab Lyan pendek, ia belum ingin menceritakan lebih jauh alasan Lyan memasang gambar-gambar itu, ia rasa belum waktunya, mengingat Calvin masih sebatas menjadi temannya.
"Oh gitu." Calvin menangguk menanggapi jawaban Lyan.
"Iya , yaudah yuk, berangkat!"=OTHERS-
Entah ini malam apa bagi Lyan. Yang terpenting adalah saat ini dia berdampingan dengan pangerannya, Calvin. Mungkin ini memang sederhana, sangat sederhana, hal yang mungkin semua perempuan didunia memimpikan malam seperti ini, malam Cinderella. Impian!Malam itu, Lyan tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi pada dirinya. Calvin tiba-tiba menggenggam tangannya , saat setelah dia turun dari mobil Calvin. Dan lebih tak terduga lagi, Calvin melakukan hal itu di depan semua orang saat akan memasuki GOR yang menjadi pusat utama dari acara ini, perform dari COD, band Calvin telah menanti disana.
Lyan berusaha menutupi wajahnya, tak ingin menjadi pusat pemandangan di tempat. Sedang Calvin hanya memasang wajah cueknya, seakan sudah biasa mendapat pandangan itu dari orang-orang.
"Ly, lo mau disini aja apa ikut gue ke panggung? " Tanya Calvin sesampainya mereka di depan panggung.
Lyan masih terdiam, masih seperti mimpi, dia benar-benar tidal menduga hal yang baru saja terjadi. Dan hal yang baru saja dikatakan Calvin. Dia benar'tidak bs mencernanya, mengajak Lyan ke panggung? Ah bercanda!
"Ly." Kali ini Calvin meninggikan nada bicaranya, menyadarkan Lyan dari dunianya. Melamun,"Eh, apa?. "Lyan malah balik bertanya.
"Lo mau disini aja apa ikut gue ke panggung." Ulang Calvin lagi menegaskan.
"Eh iya, gue disini aja." Jawab Lyan akhirnya.
" Liatin gue aja jangan liat yang lain yah Ly." Ujar Calvin sesaat sebelum dia naik ke panggung, dan lagi-lagi berhasil membuat Lyan merona. Jantungnya berdebar keras. Bergetar lima kali lipat dari biasanya.
Entah cowok itu kesambet apa saat ini, tiba-tiba saja dia bersikap baik dan terksesan romantis pada Lyan. Atau mungkin hatinya memang sudah mulai berpihak pada cewek itu. Entah. Tapi mungkin saja iya.
"Eh, Lyan Trilili bangun!!! " suara itu berhasil mengagetkan Lyan, Nevan."Iya nih, lo jangan bengong aja. " kali ini Maria menimpali.
"Eh, hai!!!" Lyan tiba-tiba saja mengubah ekspresi linglungnya dari setengah jam lalu, menjadi riang,lantas ia memeluk kedua temanntya itu. Sepertinya ia baru sadar.
"Eh gue seneng banget banget banget banget.." celoteh Lyan akhirnya. Kembali ke sifat queernya
"Udah tahu. " sahut Maria datar.
"Siapa juga yang ngga seneng, udah kayak Cinderella aja lo ni hari, cantik bener, tumben, apalagi tadi lo digandeng ama si Calvin, ngimpi apa lo tadi siang. " Nevan menimpali.
Lyan hanya tersenyum, kemudian kembali ke aktivitasnya, memandangi wajah Calvin.
Kali pertamanya Calvin tersenyum manis ke arah Lyan. Dan itu disadari oleh semua orang yang menonton perform Calvin disana. Itu untuk Lyan. Jantung cewek itu berdebar. Lagi.
-Others-Di pojokan Aula, seseorang tengah memandangi pemandangan itu dengan tatapan tidak suka. Bertepatan saat Calvin sengaja turun dari panggung dan menggandeng tangan Lyan untuk naik ke panggung. Hanya orang itu yang melayangkan tatapan skeptic kea rah mereka. Dia...
Vomment ya. Comment terutama. Tapi vote juga ya. ♥♥♥♥ makasih.
Salam Lyan yang lagi meron..a
😍😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Others
Teen FictionI want to love you. But, i don't need you! *** " Bermainlah bersamaku dengan sebuah permainan yang disebut Cinta" Kau tak perlu takut, begini peraturannya aku mencintaimu dan kau tak boleh mencintainya, sederhana bukan? Dengan begitu, kita berdua...