TERLAMBAT#1

39 2 0
                                    

Biasanya aku bangun pukul 6 pagi, tapi di hari itu aku terbangun tepat jam 5 pagi. Perasaanku campur aduk, penuh praduga, bagaimana nanti kalau Aldi dimarahin ayahku? Nanti dia ditanyaain apa aja? Bagaimana kalau ayahku nggak suka dan Aldi nggak boleh kesini lagi? Atau Aldi langsung di usir dan nggak boleh ketemu aku lagi? Hah! semua pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi isi otakku. Ku putuskan mengambil buku Matematika dan membaca beberapa materi, berharap aku bisa sedikit tenang. Tapi nyatanya tidak ada pengaruh sama sekali. Aku tetap saja panik.

Aku keluar kamar mengambil segelas air, kemudian masuk lagi ke kamar. Kulihat jam di ponselku. "Huh masih jam 5.25," gumamku dalam hati.

Terdengar suara Bunda yang keluar dari kamar dan segera bersibuk ria di dapur. Aku langsung keluar, ku nyalakan lampu ruang tamu depan.

"Motor ayah gak ada?" tanyaku dalam hati.

"Bun ayah kemana? Kok motornya nggak ada?" Tanyaku sambil menghampirinya ke dapur.

"Ayahmu nggak pulang semalam Mei, nggak tahu, nggak ngasih kabar." Jawabnya dengan muka kecewa.

Ada sedikit rasa lega yang muncul dalam benakku saat ku tahu Ayahku tidak ada dirumah, tapi juga ada rasa sedih yang hinggap dihati, kasihan Bunda dia pasti nungguin Ayah semalaman. Yang sabar ya Bun, rintihku.

"Nanti aku dijemput temenku bun, nggak papa kan?" kuberanikan diri untuk bertanya.

"Sama siapa Mei? Laki-laki?"

"Iya bun, temen sekolah, ngajakin berangkat bareng."

"Ya gak papa, suruh sarapan dulu aja disini, biar Ibu kenal." Jawabnya senyum renyah.

"Pacar ya? Ini baru pertama lho ada laki-laki yang jempu kamu?" tanya Bunda dengan tatapan yang sangat dalam, seperti orang yang sangat penasaran.

"Apaan sih Bun, cuma temen kok, ya udah aku mandi dulu ya." Aku berusaha menghindar. Malu soalnya. Takut juga di tanya-tanya lebih banyak.

Terimakasih Bundaku yang pengertian, Bunda yang tidak kolot, Bunda yang memahami masa remajaku, Bundaku yang cantik. Aku sayang Bunda.

Pukul 6.30 Aku sudah selesai sarapan. Kukuncir kuda rambutku dengan sedikit poni didepan, pakai lipgloss tak lupa handbody dan juga parfum.

"Sudah cantik," pikirku.

Ku tunggu Aldi diruang tamu, tapi dia tak kunjung datang. Perasaan ku jadi gelisah lagi, bagaimana kalau ayahku pulang habis ini? Ah Aldi kenapa kamu lama sekali?

Aku mondar-mandir dari ruang tamu ke halaman depan, dia belum juga datang. Apa jangan-jangan dia nggak jadi jemput? Mau ku telepon tapi aku nggak punya pulsa waktu itu.

"Mana Mei temenmu? Udah siang lho ini, nanti kamu telat," Tanya Bunda membuatku semakin panik.

"Iya Bun, tunggu bentar lagi, mungkin lagi dijalan."

Sekitar 5 menit kemudian Aldi datang, diparkir motornya di depan rumahku. Lalu masuk. Dia melangkah dengan gayanya yang cool hingga bisa bikin aku terpesona, ku pandangi tanpa kedip setiap langkahnya.

"Sempurna!".

"Pagi tante, pagi Mei. Maaf, kelamaan nunggu ya." Ucapnya memudarkan tatapanku.

"Iya gapapa, yuk berangkat." Aku mengambil tasku yang kutaruh diatas kursi, pakai jaket kemudian pamitan sama Bunda.

"Berangkat dulu ya Bun". Sambil mencium tangannya. Aldi pun mengkuti.

"Tante jangan khawatir ya, Mei aman sama saya, nanti saya kembalikan tepat pada waktunya. Anggap aja aku ini satpamnya. Tapi tenang aja, Tante nggak usah bayar." ucapnya pada Bunda sambil berbisik. Bunda tertawa kecil.

TERJEBAK RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang