Chapter 6. Klub Akatsuki

992 72 11
                                    

Cring...cring...cring!

Terdengar suara gemerincing lonceng yang memenuhi ruangan tersebut. Tobi pun mengarahkan kameranya pada wajah Hidan.

"Tampaknya penghuni rumah kosong ada disini..." ucap Hidan di depan kamera. Sasori segera mengeluarkan sebuah boneka kayu setinggi 20cm. Sebuah boneka dengan rambut hitam panjang dan baju berwarna cokelat yang lusuh.

"Ini adalah boneka turun temurun dari keluargaku. Boneka ini adalah tempat singgah yang nyaman bagi para hantu. Sebelum kita menangkap hantu, kita harus berinteraksi dulu dengan mereka. Kita harus tahu, apakah dia hantu jahat yang harus kita bunuh dengan cara kasar atau hantu yang tersesat mencari alam baka," jelas Sasori sambil menyimpan boneka tersebut di samping lonceng milik Hidan. Konan, Itachi dan Pein kini ikut berkumpul mengelilingi meja.

"Mari kita mulai..."

.

.

.

Tubuh Naruto gemetaran menonton layar yang kini menampilkan sebuah boneka kayu menyeramkan. Matanya melirik ke sana kemari menghindari layar besar di depan. Naruto tidak suka ini, hantu dan semacamnya adalah hal yang paling ia hindari.

"Kenapa kau?" tanya seseorang di samping Naruto. Ia sedikit terganggu dengan tingkah Naruto. "Kau takut ya?!" tuding orang itu.

"Ti-tidak! Siapa yang takut?!" bantah Naruto dengan cepat.

"Hantu itu hanya mitos! Sama seperti Zombie dan Vampire. Mereka semua hanya ada di film-film! Aku heran di sekolah ini ada klub aneh seperti itu," gerutu pria berambut cokelat tersebut.

"Haha, iya kau benar hantu itu kan hanya mitos!" sahut Naruto. Iya benar, hantu itu tidak ada. Tapi ayahnya selalu cerita tentang hantu yang ada di desa Konoha. Tapi mungkin saja ayahnya hanya berbohong agar Naruto tidak keluyuran malam-malam. Iya benar, hantu itu hanya mitos!

Naruto pun kembali menonton layar di depannya. Ia mencoba meyakinkan diri kalau yang di layar hanya sekedar film.

Layar tersebut kini menampilkan 5 orang yang sedang mengelilingi boneka. Mereka mulai menyanyikan sebuah lagu untuk memanggil hantu. Ketika hampir selesai menyanyikan lagu, kamera men-zoom boneka kayu tersebut yang kini tampak bergetar. Dan saat lagu selesai dinyanyikan, perlahan kepala boneka yang semula merunduk kini mendongkak menampilkan wajah yang cukup menyeramkan.

"KYAAA!" terdengar teriakan beberapa murid yang kaget melihat boneka tersebut.

"Kenapa kalian mengganggu kami?" terdengar suara seorang wanita yang keluar dari boneka tersebut.

"Kami mendapat laporan kalau kalian mengusik para tetangga rumah ini. Apa yang sebenarnya kalian lakukan?" tanya Pein.

"Itu karena mereka tidak pernah menganggap kami! Mereka mengabaikan rumah kami! Mereka bahkan mengabaikan para pencuri yang menjarah rumah ini," jawab boneka tersebut.

Terdengar beberapa murid yang mulai berbisik mempertanyakan keaslian video ini. Mereka tentu tidak percaya begitu saja dengan hantu yang bicara lewat boneka tersebut.

"Begitu rupanya, jadi kalian tidak bermaksud jahat?" sekarang giliran Itachi yang bertanya.

"Aku hanya ingin menjaga rumah yang menjadi tempat terakhir kami hidup. Rumah ini adalah rumah impian keluarga kami. Aku tak pernah menyangka bahwa rumah kami akan menjadi tempat kematian kami," terdengar suara lirih dari boneka tersebut.

"Serahkanlah rumah ini pada kami yang masih hidup. Kami akan mengatakan pada para tetangga untuk ikut merawat rumah ini juga. Jadi kalian pergilah dengan damai," ucap Konan yang akhirnya buka suara.

Konoha VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang