Chapter 17. The Real Devil's

695 63 13
                                    

"Madara, Keparat! Akan ku bunuh kau!"

Sasuke tak bisa menahan emosinya lagi. Ia pun keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari menuju Madara.

DOORRR!

Madara menembak Inabi tepat di jantungnya. Darah segar keluar dari mulut pria itu. Dan tak butuh waktu lama, Inabi pun jatuh tersungkur ke atas rerumputan. Sasuke yang sempat berhenti karena suara tembakan itu semakin murka melihat Inabi yang kinitergeletak tidak bernyawa. Ia pun kembali berlari untuk menghajar Madara.

Madara sedikit tersentak begitu seseorang menarik bahunya, detik berikutnya sebuah tinjuan mendarat di pipi kirinya.

"Menyingkir kau brengsek!" Madara menodongkan pistolnya tepat ke depan wajah Sasuke. Sasuke diam tak berkutik. Di belakang Madara, putri Inabi berlari menuju mereka berdua. Tanpa di sangka, gadis kecil itu menggigit tangan kiri Madara.

Pria besar itu pun berusaha melepaskan gigitan anak kecil tersebut. Itulah kesempatan bagi Sasuke untuk menendang tangan kanannya yang memegang pistol. Pistol itu pun terlepas dari tangan Madara. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, pemuda raven itu pun menerjang Madara dan memukul wajahnya berkali-kali.

Madara yang merupakan anggota kepolisian terlatih tentu saja tak tinggal diam, ia menendang perut Sasuke sehingga pemuda itu terlempar beberapa meter. Namun keberuntungan sepertinya berada dipihak Sasuke karena ia terlempar ke tempat yang tidak jauh dari pistol Madara yang terjatuh. Sasuke meraih pistol itu dan menodongkan pistolnya ke hadapan Madara.

"Menyerahlah, Keparat! Kau akan mati di tanganku!" ancam Sasuke. Madara terdiam. Namun tak ada ekspresi ketakutan diwajahnya. Pria itu malah tersenyum seakan meledek Sasuke.

"Jangan ikut campur urusanku, anak kecil! Cepat serahkan pistol itu maka aku akan membiarkanmu lolos," tampaknya Madara mulai tersudut dan berusaha membuat negoisasi dengan Sasuke.

"Kenapa kau membunuh ayahku?!" Sasuke mengabaikan ucapan Madara dan tetap menodongkan pistolnya.

"Haah," Madara menghela napas panjang. "Kau pasti Itachi, anak dari Fugaku? Bukankah seharusnya kau sudah mati?"

"DIMANA ITACHI?! KENAPA KAU MENGUSIK KELUARGAKU?" Bentak Sasuke. Sungguh ia ingin sekali menarik pelatuk pistol itu. Dengan susah payah ia menahan semua .

"Aku tidak akan mengusik siapapun jika mereka menuruti keinginanku. Fugaku itu polisi yang bodoh. Aku menawarkan banyak sekali uang padanya. Tapi dengan bodohnya dia menolak dan lebih memilih untuk mati. Semua orang yang tidak ada di pihakku maka mereka akan mati!"

"KEPARAAAATTT!"

DORRR!

.

.

.

Sasuke melayangkan sebuah peluru di kaki kiri Madara. Kemudian menyudutkannya di salah satu batang pohon. Ia mencengkeram kerah baju kepolisian Madara dengan kuat.

"Cepat katakan, dimana Itachi sekarang?!"

Lagi-lagi senyuman meremehkan terpatri di wajah Madara. "Tak perlu repot-repot mencarinya, karena dia sudah mati."

Buaghh!

Sasuke terus melayangkan tinjunya di wajah Madara. Pria itu kini sudah tidak bisa melawan lagi. Sasuke seperti seorang monster yang siap memukulinya hingga ia meregang nyawa. Namun sebelum hal itu terjadi, Kakashi dan Yamato tiba.

"Sasuke, berhenti!" titah Yamato.

Bugghh!

Buggghh!

Konoha VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang