Chapter 22. S2 Perubahan Shizune

740 68 15
                                    

"Kami sudah melacaknya ke seluruh ruang bawah tanah tersebut. Tapi hasilnya tetap sama, kita tidak bisa menemukan tempat yang Sai katakan. Begitu juga dengan tempat Itachi dan Zetsu dulu disandera," ucap Kakashi sambil menghadap kepala Desa Konoha.

Sudah beberapa bulan ini ANBU ditugaskan untuk mencari markas Orochimaru. Namun apapun yang mereka lakukan, hasilnya tetap sama. Mereka hanya terus berputar-putar di dalam lorong bawah tanah. Bagaikan masuk ke dalam labirin yang tak berujung.

Minato pun sempat meminta izin kepada kepala desa Uzushio untuk mencari markas Orochimaru disana. Tetapi mereka menolaknya mentah-mentah. Mereka malah merasa tersinggung karena merasa Konoha telah menuduh desa mereka sebagai markas Iblis.

Tidak begitu mengherankan mengingat desa Uzushio memang sangat tertutup. Bahkan perintah dari Hokage pun sering mereka abaikan. Sebutan sebagai desa pemberontak pun mulai melekat di desa mereka. Namun tampaknya mereka tidak peduli dan tetap menjalani kehidupan yang mereka inginkan.

Minato menarik nafas panjang. Pikirannya juga buntu. Entah cara apa lagi yang bisa mereka lakukan untuk menemukan Kaguya dan Orochimaru. Memaksa Kabuto seakan tak ada gunanya. Pria berambut perak itu tetap bungkam meskipun sudah diancam berkali-kali.

Minato juga sudah mengajak Naruto yang mempunyai penglihatan lebih untuk melihat jalan bawah tanah. Tapi Naruto pun sama saja, ia tidak melihat tempat yang mereka cari.

Dan meminta bantuan Sai pun kini tak membantu banyak. Semenjak pedangnya hancur saat melawan Kaguya, Sai berubah menjadi manusia seutuhnya. Ia tak lagi tembus pandang ketika menggunakan jubah hitamnya. Dan dia juga kehilangan kemampuan melihat hantu maupun iblis.

Pria berkulit pucat itu sudah menjadi manusia seutuhnya. Entah itu adalah kutukan atau anugerah, Sai tetap bersyukur memiliki kesempatan kedua untuk kembali menjalani hidup. Kini pemuda itu tinggal di sebuah rumah susun yang sengaja disediakan Konoha untuk warga yang berasal dari luar desa.

Bukan hanya Sai yang tinggal di sana, ada Akatsuki juga yang menghuni beberapa rumah di rusun itu. Semenjak insiden kebangkitan ratu iblis, Akatsuki semakin rajin untuk menjalankan misi berburu hantu. Hal itu membuat beberapa Akatsuki memutuskan untuk tinggal di desa Konoha.

"Anda tidak usah cemas, kita pasti akan menemukannya. Aku sudah memperluas informan untuk mencari tahu markas mereka," ucap Kakashi yang merasa tidak enak telah membuat Minato melamun.

"Ah, iya. Tapi kau tahu kan, kita harus tetap merahasiakan hal ini dari warga desa. Jangan sampai mereka mengetahui tentang semua ini," lanjut Minato. Kakashi mengangguk paham kemudian meminta izin untuk kembali ke markas ANBU.

.

KVs2

.

"NARUTOOO! CEPAT BANGUNN!" teriak Kushina tepat di depan telinga putra semata wayangnya.

Pemuda pirang itu refleks melompat dari tempat tidur saking kagetnya. Meskipun setiap hari dibangunkan dengan cara seperti itu, tetap saja telinga kecilnya itu tidak kuat menahan teriakan sang ibu.

Diliriknya jam yang berada di atas nakas. Jam 05.00. "Astaga! Kenapa Kaa-san selalu membangunkan aku pagi-pagi sekali sih?" gerutu Naruto sambil menarik selimutnya lagi.

Set!

Tangan putih Kushina menahan selimut Naruto. Dengan tatapan tajam ia berkata, "Cepat olahraga! Ajak ayahmu juga!"

Hiii~ tatapan yang menyeramkan!

Naruto bergegas melepaskan diri dari selimut hangatnya kemudian berdiri dengan ogah-ogahan. "Kenapa sih harus olahraga setiap hari? Seminggu sekali kan cukup," gerutu Naruto.

Konoha VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang