Part 1

8.6K 456 17
                                    

                Sebuah plat besar 'Gujiyeo Company' melekat permanen di bagian depan sebuah gedung pencakar langit. Awan-awan dan langit biru menghiasi betapa kokohnya gedung tersebut berdiri. Banyak orang berlalu lalang di trotoar jalan, keluar masuk dari satu gedung ke gedung lain hingga menghabiskan waktu hanya untuk menyusuri jalan setapak.

Seorang pria baru saja keluar dari pesawat yang mendaratkan dirinya di Negara kelahirannya 'Korea Selatan'. Langit biru tampak cerah pagi itu. Ia melangkah dengan santai dan percaya diri untuk keluar dari Incheon International Airport. Langkahnya berhenti saat melihat seorang pria yang sangat lama tak ia lihat. ia berjalan dengan langkah besar hingga ia dapat menggapai pria tua itu. Sebuah pelukan hangat menandakan pertemuan mereka yang entah keberapa kalinya(yang jelas pria tua itu lebih dulu memeluk pria muda itu).

"tuan muda.. aku merindukanmu" ujar pria tua pada pria muda nan tinggi itu dengan hangatnya.

"kau masih sehat?" suara berat pria itu terdengar sangat datar dan menyakitkan bagi yang tak mengerti. Pria tua itu paling mengerti tentang pria itu lebih dari siapapun. Apa yang ada dimulut dan di hati pria itu tidak selalu sama. Begitualah namja tinggi nan tampan dihadapan pria tua itu.

"apa kau sudah siap kembali ke perusahaan?" Tanya pria tua itu saat mereka telah berada didalam mobil.

"apa kau masih perlu jawaban dariku?" bukannya menjawab, namja tampan itu justru memutar balikan pertanyaan.

"paman-mu, tuan Jung telah mengundurkan diri karena tak mampu berbuat apapun selain menuruti wasiat ayahmu tuan muda" ujar pria itu.

"song-ssie. Aku akan bekerja dengan giat, tapi bisakah kita tak membicarakan paman Jung saat kita berdua?" pinta pria itu tanpa minat menatap ke wajah pria tua disebelahnya. Pria tua itu mengangguk menurut.

Ya, pria tua itu adalah asisten kepercayaan ayah dari pria muda yang kini ia layani. Pria muda itu memang sudah terbiasa memanggil asisten yang jelas sangat tua darinya dengan mrga pria itu yakni 'song'.

"tuan muda akan saya perkenalkan ke perusahaan dan segala hal tentang perusahaan besok pagi" jelas pria tua itu(selanjutnya akan dipanggil dengan sebutan 'song).

Mobil mewah yang membawa 2 pria itu berhenti di sebuah halaman luas yang didepannya telah berdiri kokoh sosok rumah mewah dengan luas yang luar biasa. Pria muda itu memasuki rumah itu dengan santai seakan sudah familiar dengan segala kemewahan dan ukiran serta pahatan indah di sekitar dinding rumah itu.

Ada banyak lukisan klasik nan indah dan menenangkan serta perabotan mewah yang tampak begitu cemerlang dari jarak jauh maupun dekat. Tangga indah yang terlihat luar biasa bagus dari jauh. Jika dilihat dari dekat, tangga itu memiliki ukiran halus disekitar pegangannya.

"oh sehun! Kau telah tiba?" Tanya seorang wanita paruh baya yang memiliki umur sekitar kepala 4 dengan senyum sumrigahnya.

Pria yang disapa sehun itu menoleh sekilas lalu membuang mukanya dari wanita itu. Sehun melangkah masuk ke kamarnya yang berada tak jauh dari ruang keluarga dengan wajah malas. Wanita itu meratapi kepergian pria itu lalu menghela napas pelan kemudian kembali ke lantai atas.

Sehun keluar dari kamarnya, ia tak betah jika harus berada satu atap dengan wanita tadi. Ya, tadi itu adalah ibu tiri sehun. Jung Sora, kakak dari Jung Soro yang merupakan paman tiri sehun yang hendak menguasai harta sehun serta merupakan direktur pengganti sehun sementara sehun dilatih dan didik di Amerika Serikat oleh professor yang merupakan kerabat baik keluarga Oh.

Sehun tak pernah menyukai ibu tirinya yang selama ini menghamburkan uang keluarganya, nyonya Jung adalah wanita boros yang merupakan penyebab ibu sehun memutuskan untuk meninggalkannya saat berumur 8 tahun. Itu adalah salah satu alasan kenapa sehun membenci ibu tirinya, bahkan sampai saat ini.

Lovely LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang