CHAPTER 4

379 56 13
                                    

Harry berhasil membawaku begitu saja hingga mendekat ke mobilnya, sekarang aku berdiri membelakangi pintu mobil miliknya sedangkan Harry berada tepat di depanku, salah satu tangannya bertumpu pada mobil di sebelahku seperti menghalangiku agar tidak lari, ia sunggu dekat.

"Sekarang apa?" Tanyaku mencoba sebisa mungkin menghindari kontak mata dengannya sebisa mungkin memalingkan wajahku ke samping, aku tahu mata itu yang dulu selalu ku sukai karena begitu indah.

"kau kemana saja?" Tanya nya, dari ujung mataku aku bisa melihat tatapan tajamnya terfokus padaku.

Tapi aku tetap diam, aku tidak bisa banyak berbicara apapun ini sudah terlalu lama, seolah lubang luka dihatiku kembali menganga.

"Diana, lihat aku, aku bisa jelaskan semuanya" ucap harry menekan kata katanya seolah membujukku agar wajahku menghadap wajahnya, oh Harry aku tidak bisa menatapmu. 

Harry menyentuh daguku dengan tangan satunya yang bebas sedikit memaksaku agar aku melihat ke arah dirinya, mata itu.....  ya Tuhan aku merindukannya, secepat kilat aku melihat ke bawah takut jika perasaan itu kembali tumbuh.

Tidak,  aku tidak boleh merindukannya, Hatiku sangat merindukan pria ini tapi pikiranku berkata lain, maksudku mungkin memang benar, dulu aku dan dia terlalu muda tapi kurasa membuatku harus meniadakan kandunganku juga salah, dia membuatku pergi karena bayinya sendiri, walaupun sesekali aku tertekan karena harus berpisah dengannya.

Apa aku salah merindukan orang yang telah meninggalkan aku dan anakku selama 5 tahun? 

"Diana...." Bisiknya, tangannya menyelipkan rambutku ke belakang telingaku,  suara nya yang serak masih sama seperti dulu hanya sekarang lebih berat mungkin karena dia sudah dewasa, aku memperhatikan tattoo tattoo di tangannya, banyak dari fisiknya yang berubah, lebih indah dari sekedar dirinya di TV, kenyataannya aku masih tidak ingin berkata apapun, aku takut menangis aku takut terlihat lemah.

"Aku akan menjelaskan semuanya, kumohon maafkan aku setelah ini." Harry kian mendesak membuatku harus kembali menatapnya.

"Apa lagi yang kau inginkan harry?  Apa yang harus di jelaskan? Kurasa sejak 5 tahun lalu semua sudah jelas, Kau meninggalkanku dan Angel" ucapku sedikit menekan jeritanku

Matanya sedikit melebar, ia terkesiap dan dahi nya mengerut wajahnya menyiratkan kebingungan.

"Angel?" bola matanya bergerak gerak menatap bola mataku seolah sedang mencari tahu sendiri maksud dari ucapanku.

"Dia anakku" aku menyesal harus berbicara padanya, nyatanya kekuatan yang ku bangun selama 5 tahun agar tak menangis di hadapannya gagal, aku menunduk menyembunyikan mataku yang berair.

Tentu saja aku sedih karena kenyataannya dia tidak tahu sama sekali jika anaknya hidup dan tumbuh menjadi putri yang cantik.

"Maksudmu angel anakku juga?" Harry memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya, berusaha kembali membuat wajahku menatapnya, suaranya begitu risau dan sedikit panik. aku mengangguk tapi aku tidak berani melihatnya, aku takut wajah itu, wajah 5 tahun lalu yang seolah tidak menginkan angel hidup diantara kami berdua.

"Harry, kumohon lepaskan, aku ingin pulang, tolong" kataku berusaha tak terdengar menyedihkan dan menepis kedua tangannya

"Tidak, Diana... Oh tuhan, diana... Kau membesarkannya sendiri?"

"Lepaskan aku harry"

"Diana dengar aku!" Tangannya berpindah mencengkram kedua lenganku, tapi aku tidak ingin mendengarnya lagi, apa sekarang dia akan menyuruhku memberitahu putriku jika ayahnya bukan dirinya?

"Ayah macam apa aku?!" gumamnya mendesis, membuat kepalaku mendongkak dan melihat wajahnya yang penuh dengan penyesalan, kaget dan tak percaya.

"Apa? Kau memang tidak perlu tahu dia hidup,  Sekarang kenapa kau kembali?"

HI DADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang