"jadi... Apa kau ingin mengunjungi tempat bermain dulu sebelum pulang?" aku bertanya pada Angel yang sedang menjilati ice cream coklatnya di kursi penumpang, Dia menggeleng pelan.
"harry, sepertinya aku harus pulang sekarang, mom pasti akan marah bahkan mungkin dia sedang mencariku" dia terlihat khawatir tapi satu sisi terlihat masih antusias denganku, dan aku tahu dia ingin bermain. Oh astaga apa Diana tidak pernah mengajak Angel ke tempat bermain?
"umm baik lah akan ku antar kau pulang sekarang." aku tersenyum kearahnya. Dan membelokkan stir mobilku ke arah perumahan Diana.
***
Ketika kami turun dari mobil dengan cekatakan angel memastikan bahwa ibunya tidak ada di rumah,
"Harry, bisakah kau ambilkan kuncinya di atas jendela? Mom menaruh kunci cadangan disitu. Agak sulit tapi kumohon" pinta putriku. Dan tentu saja aku akan mengambil kunci itu.Aku mendapatkannya dan segera membuka pintu rumah Diana. Jam berapa ini mengapa Diana belum juga pulang?
Angel masuk kedalam rumahnya disusul oleh ku, aku menutup pintunya dan berjalan pelan sambil melirik kanan dan kiri sudut rumah Diana. Rumah nya sangat rapih, aku tahu Diana sangat menyukai kerapihan. Aku melihat disana ada foto Diana sedang menggendong Angel, anakku dengan muka yang ceria. Dan satu foto yang membuatku berjalan mendekat ke beberapa barisan foto yang menarik perhatianku, ada foto Angel dari bayi hingga dia tumbuh saat ini, sungguh manis. Astaga, mengapa foto masa kecil nya sangat mirip dengan bayi yang dipajang ibuku di ruang keluarga?
Sesaat aku sangat ingin mengembalikan waktu, aku sangat ingin menyaksikan anakku berkembang. Aku sangat ingin melihatnya menangis karena harus diganti popoknya. Aku ingin menjadi saksi pertama kali giginya tumbuh dan menjadi saksi pertama kali dia memanggil ku dengan panggilan 'dad'.
"Harry.." aku membalikkan tubuhku tak sadar jika Angel sudah berada di dekatku, memperhatikanku.
Dan siapa sangka, Angel langsung memelukku erat ketika aku memutar badanku ke arahnya. Astaga.. Ini semakin membuatku sedih. Aku memang ayah yang jahat.
Maafkan aku.
Apa aku boleh berteriak jika aku ini ayah mu?
"Harry maafkan aku."
Apa? Mengapa?
"Tidak, tidak, ada apa? kenapa kau meminta maaf? Kau tidak salah apa-apa. Hey! "
Aku mensejajarkan tinggi tubuhku dengan Angel dengan berjongkok, memegang kedua pundaknya dan menatap kedua bola mata indahnya.
"kau sudah menangis, aku tahu kau sudah menangis 2 kali hari ini, lihat matamu berair. Mengapa kau menangis? Apa aku terlihat menyeramkan?" Oh benar aku menangis hinggal aku tak sadar, anakku sangat polos sekali, aku berusaha tersenyum dihadapannya dengan selucu mungkin.
"tidak tidak tidak.. Tentu saja tidak, aku hanya terharu melihat mu, sebenarnya aku ditinggalkan anak perempuanku. Oleh sebab itu aku menangis."
"benarkah? Siapa dia? Mengapa dia jahat sekali meninggalkanmu? Kau mengadopsi seorang anak?"
Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum.
" tidak, kau tidak akan tahu. Ohh apa kau lapar?"
"sangat. Tapi mom belum pulang."
"umm kalau begitu kita pesan pizza saja. Kau mau?" aku menawarkan padanya lalu dia mengangguk senang. Aku memesan pizza dengan rasa yang Angel inginkan.
***
Tak lama pesananku datang, dan langsung ku sajikan di depan angel yang sudah menunggu di sofdepan TV."Apa kau suka? Bagaimana rasanya?" aku memangku tubuhnya ketika dia mengambil sepotong pizza, mengelus rambut lembutnya dan sesekali kucium puncak kepalanya. Ini sangat nyaman aku suka seperti ini, aku selalu berharap akan seperti ini selamanya.
"sangat enak, oh aku lupa. Terima kasih telah membelikan aku eskrim, mengantarku pulang dan membelikanku pizza yang lezat, terimakasih Harry." dia tersenyum kepadaku otomatis aku tersenyum balik kepadanya.
"kau tidak perlu berterimakasih, aku senang bisa membelikanmu eskrim, mengantarmu pulang dan membelikanmu pizza. " aku mencolek hidung mungilnya dan tersenyum lagi.
"tapi mom selalu bilang padaku jika aku harus berterimakasih kepada orang yang berbaik hati sepertimu."
"umm ok itu bagus sekali. Kau anak yang baik , well, sama-sama." aku tersenyum lagi dan lagi. Bahagia bisa tahu jika anakku tak cuma cantik, tetapi dia baik hati. Terimakasih Tuhan..
"kau ini kenapa sih jika tidak menangis ya tersenyum terus? Aku bingung apa aku terlalu cantik?" Angel mengedipkan matanya, oh mirip sekali dengan Diana.
"huh? Umm tak apa aku hanya.. Hanya senang bisa bersamamu seharian ini. Apa kau senang jika aku bersamamu juga?"
"tentu saja. Kau tahu? Aku seperti mempunyai ayah.." dia menunduk menjilati jari jarinya yang penjuh lelehan keju dan mengunyah kembali pizza terakhirnya.
"ANGEL!!"
Aku dan Angel terkesiap begitu mendengar suara keras penuh dengan kepanikan itu.
Diana pov
Harry?
--------------TBC----------------
Jangan cuma votes , but komen juga yahh ❤Ps: gw g akan update klo g d mintaaa 😝
KAMU SEDANG MEMBACA
HI DAD
FanfictionTidak bisa di deskripsikan. Terlalu rumit seperti kisah cinta hendall