PROLOG

29.8K 1.2K 11
                                    

Alisa mengetuk pintu dengan terburu-buru, sesekali ia menengok ke belakang memastikan jika ia aman. Jantung Alisa berdegup sangat kencang dan ia juga gemetar, sangat gemetar. Alisa mulai panik saat daun pintu tak kunjung terbuka, tapi ia lega saat ia mendengar suara kunci pintu yang mulai terbuka.

"Alisa?"

Alisa tersenyum kaku dan ia langsung memeluk teman kecilnya, Dio. Kedatangan Alisa di kontrakannya malam-malam membuat Dio bingung dan khawatir. Dio mempersilahkan Alisa untuk masuk karena udara malam hari ini sangat dingin. Dio mempersilahkan Alisa untuk duduk di kursi kayu sederhana dan Dio berlalu untuk menyajikan minuman hangat untuk Alisa karena ia yakin jika Alisa pasti sedikit kedinginan.

"Apa yang membuatmu kemari, Alisa? Kau tahu ini sudah malam," ucap Dio sambil meletakkan secangkir teh hangat di hadapan Alisa.

"Maafkan aku, Dio. Aku...aku benar-benar tidak ada tujuan. Hanya kau yang ada di benakku. Maafkan aku jika kedatanganku merepotkanmu," ucap Alisa sungkan.

"Tidak, tidak sama sekali Alisa. Aku hanya mengkhawatirkan dirimu, setelah sekian lama kau menghilang dan kini kau kembali malam-malam kemari. Kemana saja kau selama 1 minggu terakhir, hm?"

Alisa kebingungan, ia takut untuk mengatakan kebenarannya. Bahkan kebenaran itu ia tak mampu menerimanya karena itu bukan kehendaknya melainkan paksaan.

"Maafkan aku tidak mengabarimu dan maafkan aku juga belum bisa bercerita segalanya padamu, Dio." Alisa menunduk merasa semakin bersalah. Dio yang melihat itu langsung mendekat dan memeluk Alisa mencoba memberi kenyamanan pada teman kecilnya.

"Kapan pun kau siap, aku akan selalu ada."

Alisa membalas pelukan Dio semakin erat membuat Dio ikut memeluknya erat dan sesekali ia mengecup rambut Alisa dan menyesap wanginya dalam-dalam, harum yang sangat ia rindukan kembali ia rasakan saat ini.

"Aku mengantuk, Dio. Aku ingin tidur."

Dio melepaskan pelukannya dan membelai pipi Alisa lembut, "tidurlah di kamarku, biar aku tidur di sofa."

Alisa mengangguk dan segera berlalu menuju satu ruangan dimana itulah kamar Dio. Dio melihat Alisa berlalu ke kamarnya, ia masih merasakan sedikit khawatir pada teman kecilnya itu. Namun, Dio menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan bayang-bayang negatif.

💐💐💐

Alisa terbangun saat mendengar kegaduhan dari luar kamar, ia memposisikan dirinya duduk dan segera turun dari atas ranjang. Kegaduhan itu semakin keras hingga membuat Alisa panik dan segera membuka pintu dan secara bersamaan ia melihat tubuh Dio tersungkur tepat di hadapannya setelah ia membuka pintu.

Alisa menutup mulutnya melihat kondisi Dio yang sungguh memprihatinkan, lalu pandangan Alisa mengarah pada 3 pria berbadan besar yang tengah menatapnya tajam. Alisa sangat ketakutan.

"Sudah pernah aku katakan, jangan coba-coba lari dariku, Alisa."

Muncullah seorang pria dari belakang ketiga pria berbadan besar itu, seketika tubuh Alisa bergetar melihat sosok yang sangat ia hindari. Ia melangkah mundur mencoba untuk menghindar. Pria itu bernama Nathaneal.

"Baru saja aku mengatakan, jangan coba-coba lari dariku, Alisa istriku."

Gimana? Mau tau kelanjutannya? Vote dan Coment yukks

TIME WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang