TWY 7

7.2K 362 1
                                    

Hallo, kembali lagee... langsung baca  jangan lupa votement nyaaa 

Saat ini Alisa berada di ruangan Nathaneal yang tengah berbicara dengan beberapa karyawan yang beberapa menit yang lalu hampir angkat kaki dari perusahaan Nathaneal karena tindakan Nathaneal yang sensitif. Alisa memperhatikan Nathaneal yang tengah bicara penuh wibawa di hadapan karyawannya tapi tidak di mata Alisa karena Alisa sudah sedikit mengenal Nathaneal.

"Jika begitu selamat, kalian masih menjadi bagian dari perusahaan ini."

Demikian kalimat yang Nathaneal ucapkan membuat beberapa karyawan tersenyum lega dan bahagia atas gagalnya pemecatan mereka yang tidak jadi. Alisa ikut tersenyum melihat kebahagiaan terpancar dari wajah mereka. Nathaneal berjalan ke arah Alisa dan langsung memeluk Alisa dengan penuh kelembutan. Hal itu di saksikan oleh karyawan yang kini menatap Alisa yang penuh rasa berterimakasih karena berkat Alisa mereka masih bisa bekerja.

"Kalian bisa melanjutkan pekerjaan kalian besok, sekarang kalian boleh pulang," ucap Alisa membuat mereka saling berpandangan. Alisa mengerti jika yang mempunyai kuasa adalah Nathaneal, pantas saja mereka hanya menatap bingung pada Alisa.

"Kalian tidak mendengar perintah Alisa? Segera pulang dan kembali besok seperti biasa," ucap Nathaneal yang masih berada di pelukan Alisa dengan nyaman.

Para karyawan langsung mengangguk dan undur diri hingga menyisahkan Nathaneal yang masih memeluk Alisa dengan erat. Alisa menghembuskan napas lega saat permasalahan yang Nathaneal ciptakan karena sikap kekanak-kanakannya selesai. Alisa melepaskan pelukan Nathaneal dan ia berjalan menuju tas kecilnya yang terletak di meja kerja Nathaneal, pria itu yang melihat gelagat seolah-olah Alisa hendak pergi pun langsung kembali memeluk Alisa dari arah belakang.

"Mau kemana?" tanya Nathaneal menghentikan aktivitas Alisa yang hendak mengambil tasnya.

Alisa menghela napasnya, ia sungguh heran sejak kapan Natahaneal menjadi manja seperti ini. Alisa mencoba melepaskan lingkaran tangan Nathaneal di perutnya tapi tak semudah itu, Nathaneal tidak sedikit pun melepaskan pelukannya.

"Tolong dilepaskan, saya ingin pulang." Alisa kembali berusaha melepaskan pelukan Nathaneal namun tetap saja tidak ada perubahan, Nathaneal masih tetap dengan zona nyamannya.

"Untuk apa pulang, kamu disini saja sama aku."

Alisa menghela napasnya, "Lepaskan atau tidak akan bertemu selanjutnya," ucap Alisa penuh ancaman membuat Nathaneal langsung melepaskan pelukannya secepat kilat. Alisa bernapas lega dan ia kembali membereskan tasnya dan menyampirkan tali tasnya di bahunya. Alisa membalikkan badan dan melangkah tanpa pamit ke arah Nathaneal.

Nathaneal terdiam hingga terdengar suara pintu tertutup barulah Nathaneal sadar dan melangkah mencoba mengantar Alisa pulang. Nathaneal melihat Alisa yang sudah berada di lift dan kini pandangan keduanya beradu.

"Aku antar kamu pulang," kata Nathaneal setelah ia masuk di dalam lift. Alisa hanya diam tak merespon ajakan Nathaneal, Alisa sibuk dengan ponselnya untuk mengirim pesan kepada ketua gizi rumah sakit jika ia izin tidak kembali ke rumah sakit.

Setibanya di lantai satu, Nathaneal dan Alisa menjadi perhatian banyak mata lantaran Nathaneal yang mengekori Alisa dengan langkah yang tak seperti biasa, yang biasanya Nathaneal melangkah penuh kharisma dan wibawa tapi untuk saat ini tidak. Alisa yang menyadari Nathaneal berjalan di belakangnya pun merasa kurang nyaman hingga membuat Alisa menghentikan langkahnya dan berbalik yang sontak membuat Nathaneal ikut berhenti.

TIME WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang