TWY 9

5.6K 302 4
                                    

Hollaa, kembali lagii... kalo nemu typo tulis komentar, jangan lupa vote nyaa

Alisa terbaring di sofa dengan bantalan paha Nathaneal dan pria itu membelai rambut Alisa dengan lembut, sesekali Nathaneal memberikan kecupan di dahi Alisa yang saat ini gadis itu tengah memainkan dasi Nathaneal dengan cara menggigit-gigitnya.

"Nath?" panggil Alisa membuat Nathaneal menghentikan belaian pada rambut Alisa. Alisa menatap Nathaneal yang tengah menatap dengan tersenyum lembut. "Kamu mau ke Rusia, ya?"

Senyum Nathaneal perlahan menghilang, pria itu mengangguk membenarnya pertanyaan Alisa, "kenapa?"

"Aku ikut boleh?" ujar Alisa membuat Nathaneal sedikit terkejut tapi selanjutnya pria itu tersenyum. "Aku serius."

"Tentu saja kamu boleh ikut, tapi..."

"Tapi?" tanya Alisa penasaran lantaran Nathaneal menggantung kalimatnya.

"Tapi aku disana akan sangat sibuk mengurusi perusahaanku yang sedang dalam masalah, honey. Aku takut kamu disana kesepian," terang Nathaneal kembali membelai rambut Alisa, sedangkan Alisa sudah mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ok deh!" ucap Alisa seraya bangkit dari posisi tidurnya. Alisa berdiri dari sofa yang membuat Nathaneal kebingungan, "aku mau pulang."

Nathaneal mencekal tangan Alisa hingga gadis itu terdiam di tempat, Nathaneal berdiri dari duduknya dan menghadapkan tubuh Alisa dengannya saling berhadapan, "kamu marah? Ayolah honey aku hanya tidak mau kamu mati bosan disana."

Alisa membuang muka membuat Nathaneal merasa bersalah, "ok kamu boleh ikut asal jangan menggerutu saat aku sibuk dengan pekerjaanku disana, deal?" Nathaneal mengulurkan tangannya seolah-oleh menanti kesepakan kedua belah pihak.

"Not deal."

Alisa langsung berjalan keluar ruangan Nathaneal dengan perasaan kesal tak menghiraukan uluran tangan Nathaneal, ia tak mempedulikan Nathaneal yang memanggilnya untuk berhenti.

***

Hexa dan Dhilya yang merupakan orang tua Nathaneal tengah berjalan-jalan di taman kota, keduanya tampak becanda ria dengan penuh kemesraan hingga orang lain merasa iri dengan keharmonisan hubungan mereka.

"Hexa, apakah kau sudah memberitahu Nathaneal mengenai saudaranya?"

"Belum, sayang. Entah kenapa aku sering melupakan hal itu. Dia masih di Kanada kan?"

Dhilya menghela napasnya, "terakhir kali aku bicara dengan suster dia masih berada di Kanada."

"Baguslah, apa kita harus menjemputnya, sayang?" tanya Hexa seraya menuntun Dhilya untuk duduk di bangku taman.

"Tentu saja boleh, tapi kita harus bicara dengan Nathaneal mengenai hal ini."

Hexa mengangguk dan membawa Dhillya ke dalam dekapannya. Mereka tak menyadari jika ada sosok yang memperhatikan mereka dengan senyum penuh kerinduannya, bahkan terlihat jika sosok itu berkaca-kaca. Ralat, sosok itu hanya memperhatikan sosok Dhillya yang masih anggun sejak dulu.

"Aku merindukanmu. Semoga kamu sehat selalu." Dengan berat hati, sosok itu melangkah menjauh dari lokasi taman kota.

Kembali ke Hexa dan Dhillya, mereka memilih untuk kembali pulang dan mereka menuju parkir mobil. Di dalam mobil mereka sedikit bercanda, namun candaan itu berubah menjadi kepanikan takkala saat di jalan menurun, rem mobil tidak berfungsi dengan baik dan di depan sana terdapat sekumpulan pejalan kaki yang menyebarang.

"Hexa, awas!" teriak Dhillya saat Hexa berhasil menghindari pejalan kaki itu. Namun, semua itu semakin menegangkan tak kala terdapat sebuah truk melaju dari arah berlawanan dan Hexa kehilangan kendali.

TIME WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang