TWY 11

5.7K 291 69
                                    

Alisa pergi ke kedai kopi untuk Nathaneal dan teman-temannya yang baru saja tiba dari Rusia. Setelah pesanannya siap, Alisa meninggalkan kedai kopi dan berjalan menuju rumah sakit yang jaraknya tidak terlalu jauh. Berkali-kali Alisa menghela napas, ia merasa bingung tapi ia tak tahu apa yang membuat ia merasakan begini.

"Alisa!"

Langkah Alisa terhenti saat ia mendengar teriakan namanya, Alisa membalikkan badan dan tersenyum mendapati teman masa kecilnya tengah berlari mensekat ke arahnya. Saat semakin dekat, dahi Alisa mengkerut menyadari sesuatu yang berbeda dari teman kecilnya.

"Dio? Wajah kamu kok?"

Dio menyentuh wajahnya dan tersenyum canggung, "hehe, biasa urusan cowok." Dio menjawab seraya mengusap leher belakangnya. Alisa hanya memutar mata jengah dengan tingkah teman masa kecilnya yang absurd ini. "Kamu mau kemana?" tanya Dio sambil melirik kopi yang di bawa oleh Alisa.

"Oh, ke rumah sakit. Ehm, orang tua teman lelakiku sedang di rawat di sana." Alisa menunjuk rumah sakit dan Dio mengangguk mengerti.

"Oke. Ayo aku antar, kebetulan aku tidak ada pekerjaan."

Keduanya berjalan beriringan, tak jarang mengundang tawa yang membuat mereka terlihat sangat bahagia, dari kejahuan, terdapat sosok yang menatap tak suka pada interaksi Alisa dan Dio yang begitu akrab hingga sosok itu mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Tidak sekarang, tapi lain kali."

Alisa sampai di ruang dimana orang tua Nathaneal di rawat, kini kedua orang tua Nathaneal telah di pindahkan ke ruang rawat inap karena kondisinya mulai stabil. Alisa membuka pintu dan mendapati Nathaneal dan teman-temannya tengah berbicara serius tetapi saat Alisa hadir pembicaraan itu terhenti membuat Alisa penasaran.

"Kalian membicarakan apa?" tanya Alisa sembari meletakkan kopi di atas meja kaca.

Nathaneal berdiri dan memeluk Alisa erat membuat Alisa balas memeluk Nathaneal, "kau baik-baik saja, honey?" tanya Nathaneal usai melepaskan pelukannya.

Alisa mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Nathaneal, pria itu tersenyum dan mencium kening Alisa lama hingg terdengar suara batuk dari arah pintu membuat pandangan mata Alisa, Nathaneal dan teman-temannya beralih ke sumber suara.

Nathaneal mengerutkan kening, "siapa?" tanya Nathaneal dengan suara yang datar membuat Dio, orang yang masih berdiri di ambang pintu menjadi semakin kaku.

"Oh, Nath ini teman kecilku. Namanya Dio, dan Dio ini Nathaneal," ucap Alisa seraya memperkenalkan masing-masing.

Dio memasuki ruang inap dan tak lupa menutup pintu, saat di hadapan Alisa dan Nathaneal dia mengulurkan tangannya ke arah Nathaneal yang kini sorot matanya tak bersahabat.

"Dio, teman masa kecil Alisa," ucap Dio sambil melempar senyum sopan.

Nathaneal menghela napasnya dan menyambut uluran tangan Dio, "Nathaneal, calon suami Alisa."

Dio tersenyum dan melepaskan tangannya dari genggaman Nathaneal yang semakin lama semakin mengeras. Dio menatap Alisa yang tersenyum kikuk karena ia belum sempat menjelaskan hubungan ini kepada Dio.

"Dio, silahkan duduk," ucap Alisa memecahkan rasa canggung di dalam ruangan ini. Dio mengangguk dan duduk, diikuti dengan Alisa dan Nathaneal. "Ehm, tadi aku bertemu dengan Dio saat membeli kopi." Jelas Alisa kepada Nathaneal yang hanya mengangguk-anggukan kepala tanpa mengelurkan suaranya. Alisa memperkenalkan Dio kepada Joo dan Sony yang juga berada di sana. Untungnya, Joo dan Sony sangat ramah pada Dio tidak seperti Nathaneal.

"Alisa. Dua hari lalu aku melihat pekarangan rumahmu yang telah rata oleh tanah. Jadi sekarang kau tinggal dimana?" tanya Dio membuat Alisa yang tengah meminum kopinya tersedak. Sedangkan Nathaneal, terlihat dari wajahnya tengah menjadi kaku dan melirik ekspresi Alisa yang kini menatap Dio penuh ketidakpercayaan. 

TIME WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang