TWY 3

12.6K 726 10
                                    

Nathaneal keluar dari ruang pertemuan diikuti oleh sekretarisnya, ia sudah tidak sabar untuk kembali ke ruangannya karena Alisa dia minta untuk tetap tingal hingga ia selesai rapat. Nathaneal membuka pintu dan ia mengerutkan keningnya, pasalnya tidak ada Alisa di dalam ruangannya. Nathaneal menuju ke kamar mandi yang pintunya tertutup dan terdengar bunyi air yang mengalir, Nathaneal menunggu hingga Alisa keluar.

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok wanita yang membuat Nathaneal mengerutkan keningnya heran dan tiba-tiba wanita itu memeluk Nathaneal dengan mesranya membuat Nathaneal muak.

"Sayang, aku kangen kamu. Kenapa kamu tidak pernah menelponku, hm?" ucap wanita itu dengan nada manja yang di buat-buat membuat Nathaneal muak.

"Apa yang kau lakukan disini, Betha?" tanya Nathaneal datar dan ia berusaha melepaskan pelukan dari wanita yang bernama Betha ini.

Bibir Betha mengerucut sebal namun Nathaneal tidak peduli, ia duduk di kursi kebesarannya dan ia nampak berpikir. Dan kembali lagi, Betha mendekat dan berusaha duduk di pangkuan Nathaneal tapi dengan cepat Nathaneal mendorong tubuh Betha menjauh darinya.

"Ih! Nathaneal, aku kan kangen kamu."

Nathaneal mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi Alisa dan seakan teringat jika ia tidak mempunyai nomer ponselnya Alisa membuat Nathaneal memukul meja kerjanya dengan kepalan tangannya membuat Betha tersentak.

"Kamu kenapa sih? Kok mukanya kusut banget."

"Keluar," ucap Nathaneal seraya memejamkan matanya dan bersandar pada kursi kebesarannya. Betha seakan tak terima, ia menarik dan memutar kursi kebesaran Nathaneal dan tanpa Nathaneal sangka jika Betha langsung duduk di atas pangkuannya dengan posisi yang sungguh tidak sopan.

"Kamu yakin usir aku?"

Tanpa dugaan, Nathaneal langsung mendorong Betha hingga terjungkal ke belakang dan naasnya membuat kepala Betha membentur kaca jendela kantor Nathael cukup keras, hal ini membuat Betha meringis kesakitan.

Nathaneal tidak peduli, ia meraih ganggang telepon dan menghubungi pihak keamanan, "cari keberadaan Alisa-ku."

Betha yang sudah berdiri dengan sempurna menatap Nathaneal jengkel, "jadi nama wanita kumuh itu Alisa? Siapa dia, wanita penghibur terbarumu, hm?"

Tatapan Nathaneal beralih pada Betha yang kini sudah membungkam mulutnya setelah Nathaneal menatap Betha tajam. Betha berdeham, melipat kedua tangannya di depan dada dan berusaha menghindar dari tatapan Nathaneal.

"Dimana dia?" tanya Nathaneal dengan nada rendah membuat Betha menelan salivanya susah karena ia yakin jika saat ini Nathaneal sedang menahan emosinya.

"Aku usir dia, kenapa?" sahut Betha setelah ia mengumpulkan keberaniannya. Dan selang beberapa detik, Nathaneal berdiri dari kursi kebesarannya dan melangkah menuju pintu keluar, Betha menatap Nathaneal kesal dan akhirnya Betha mengikuti arah langkah Nathaneal.

"Permisi, Pak. Anda ada jamuan makan malam dengan Perusahaan Andreaz."

Ucapan sekretarias Nathaneal menghentikan langkah Nathaneal dan Betha. Nathaneal mengangguk paham dan ia kembali melanjutkan langkahnya dan diikuti oleh Betha kembali, hal ini membuat Nathaneal menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap Betha yang langsung mempersembahkan senyumannya.

"Ada urusan apa kau mengikutiku?" tanya Nathaneal membuat senyum yang semula terlukis di bibir Betha memudar seketika di gantikan dengan kerucutan.

"Tentu saja aku ingin bersama calon kekasihku," sahut Betha membuat Nathaneal menaikkan alisnya heran.

Beberapa karyawan menertawakan Betha yang dengan percaya diri mengatakan jika dirinya akan menjadi kekasih seorang Nathaneal yang tak tersentuh? Sungguh tidak mungkin. Nathaneal pun menghela napas kasar dan memanggil security melalui isyarat matanya membuat Betha di seret keluar secara paksa. Betha sudah berteriak tak terima dengan tindakan security Nathaneal yang mengusir Betha secara tidak hormat.

TIME WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang