"Be happy always ma(x)angel."
- Areeq Fadillah -
****
Akhirnya sang dewi Fotuna menghampiri kelas X ipa 2, alhasil mereka berhasil melarikan diri dari sang Laverna. Melarikan diri dalam arti bukan bolos, tapi memang jam pelajarannya sudah habis dan mereka tak ingin berlama-lama dengan suasana tegang bak didalam kandang Singa.
"Gila ya tuh guru, untung tangan gue gak sampe lepas. Noroktok anjir ieu leungeun urang."Roni menggerutu kesal.
"Dia pikir kita mesin Tik apa, kalo iya mesin, kita udah bobrok nih sekarang."tambahnya.
Kini Roni dan Areeq sedang berada di koridor sekolah menuju ke parkiran untuk mengambil motor kemudian pulang. Masih banyak siswa yang berlalu lalang dikoridor, karena memang bel pulang belum lama berbunyi. Tapi masih ada juga guru yang belum keluar dari kelasnya.
Areeq yang sedari tadi berjalan di samping Roni hanya setia mendengar ocehan Roni, tanpa berniat menyahut sedikitpun.
Tak jauh dari mereka, terlihat seorang gadis yang sedang berdiri didepan gerbang. Gerak tubuhnya seperti sedang menunggu seseorang.
"Itu bukannya si...siapa ya namanya lupa gue."Roni mengetuk-ngetuk kepalanya oleh jari. Berfikir dan mencoba mengingat siapa gadis itu. Yang ia tahu, dia itu teman satu kelasnya.
"Jani."sahut Areeq spontan.
"Nha, akhirnya lo ngomong juga Reeq, gue kira lo tiba-tiba gagu." dramatis Roni.
"Gak usah lebay."ucap Areeq dingin dan masih dengan tatapan datarnya.
Roni dan Areeq memang tampak begitu akrab. Karena memang sebelumnya mereka berteman baik, selain pernah satu sekolah ketika di SMP, mereka juga tetanggaan. Tapi ada faktor lain yang mengharuskan Areeq pindah ketika baru menginjak kelas tujuh semester 2.
"Samperin yo!"Roni berjalan mendahului Areeq.
"JANI!!" Dengan tampang so' kenalnya dia menepuk pundak Jani dengan sedikit keras. Alhasil, yang ditepuk kagetnya bukan main.
"Masha Allah, lo ngagetin aja, ni."Jani memegang dadanya. Bukan lebay, karena ada suatu fakta yang tidak Roni dan teman-temannya ketahui tentang Jani. Kecuali, Areeq.
Jani masih memegang dadanya. Nafasnya masih belum bisa diatur.
Areeq yang menyadari hal itu langsung membawa Jani ke pinggir pos penjaga didekat gerbang.
"Sini, biar gue bantu."tutur Areeq tulus pada Jani.
Jani berjalan menuju pos penjaga dibantu oleh Areeq.
Keduanya menjadi pusat perhatian oleh siswa yang berlalu lalang maupun yang sedang berdiam. Ada tatapan iri dari mereka. Iri karena Jani sangat beruntung mendapat perhatian dari Areeq. Karena pasalnya, baru juga empat hari dia bersekolah disini. Sudah menjadi trending topic, karena pesonanya yang mampu memikat siapa saja yang melihatnya. Bahkan Areeq berhasil menjadi salah satu deretan Most Wanted di SMA Nusa Bangsa.
Ada juga yang menatap kagum pada Jani dan Areeq. Kagum karena melihat Areeq secara terang-terangan menunjukan perhatian kecilnya pada Jani. Mereka jadi berkesimpulan, kalau Areeq ini pacar-able.
Roni yang tak mengerti apa yang terjadi pada Jani hanya mampu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Lo gak papa 'kan, Jan?"Bibir Areeq bergerak dengan santai, namun sorot matanya mengguratkan rasa kekhawatiran. Jani yang nafasnya masih belum teratur pun tidak menjawab pertanyaan Areeq.
KAMU SEDANG MEMBACA
A N J A N I
Teen FictionAku selalu merasa, bahwa aku hidup dititik dimana orang lain tak bisa merasa apa yang ku rasa. Hingga aku bertemu dengan Dia, si kekasih masa laluku. Kita dipertemukan dalam waktu yang berbeda, perasaan yang berbeda, namun sakitku yang masih sama. S...