3

689 96 2
                                    

Aku termenung. Bersandar pada tralis besi apartment-ku.

Melihat kerlap-kerlip lampu kota Seoul yang indah dari lantai 25.

Kalau aku terjun dari sini, bagaimana kondisi mayatku?

Pikirku dalam hati.

"Kalau kau sampai berani berfikir untuk bunuh diri lagi, aku juga akan mengakhiri hidupku menyusulmu."

Ancam Jimin yang baru saja masuk apartment.

Ia baru pulang dari kantor, rambut hitamnya berantakan dan dasinya sudah ia lepas.

"Kenapa sih kau selalu berasumsi bahwa bunuh diri adalah jalan terbaik? Kau seorang dokter. Kau lebih mengetahui betapa berharganya nyawa bagi manusia."

Jimin marah-marah sambil melepas pakaiannya satu per satu. Kalau sudah marah, ia memang cukup menyebalkan. Artinya aku harus membujuknya agar ia tidak marah lagi.

"Kau bilang aku harus bahagia kan? Aku sedang mencoba untuk mencari bahagiaku sendiri."

"Tapi tidak seperti itu!"

"Iya.. iya.. aku paham. Ingin mandi bersama?"

Bagian terbaiknyaadalah.. ia tidak akan membuangku bagaimanapun aku di masa lalu. TerimakasihJim.    

HEARTACHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang