8

424 75 0
                                    

"Choi Hana... dengarkan aku... semua bisa diselesaikan dengan baik-baik. Jangan seperti ini, Hana-ya"

Lirih Jimin dari balik pintu kamar mandi.

"BIAR SAJA! KAU JUGA NANTINYA AKAN PERGI SEPERTI DIA! SEMUA LAKI-LAKI PENIPU!"

Aku berteriak kalap. Aku membekap mulutku sendiri dengan kain putih, menenggelamkan diri di bathub adalah jalan akhir yang ku pilih.

Jimin terus menggedor dan berteriak dari luar. Tapi aku tidak dapat mendengar ucapannya dengan jelas. Air itu dengan cepat masuk ke dalam lubang hidung dan lubang telingaku. Paru-paruku rasanya akan meledak. Belum lagi kerongkonganku sudah penuh oleh air.

Sebentar lagi...

Sebentar lagi aku akan menemukan kedamaian abadi..

Tepat sebelum nafasku habis, aku kembali ke permukaan.

Terbatuk keras dengan sisa-sisa kesadaranku. Melihat Jimin yang menangis dan memangku kepalaku. Bajunya ikut basah.

Seharusnya kau tidak perlu menyelamatkanku Jim..

"Demi Tuhan, aku sungguh mencintaimu, sangat. Jangan seperti ini, Hana-ya.. Ikhlaskanlah dia dan biarkan aku menggantikannya."

Walaupun lembut, aku dapat merasakannya. Bibir Jimin yang manis, berusaha menguatkanku.

HEARTACHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang