19

322 54 2
                                    

"Tapi kau berselingkuh Yoon..." ujarku sambil terisak.

"Maafkan aku, Hana-ya." ia tetap menunduk enggan menatapku.

"Kapan kau menghamilinya?"

"Dua minggu yang lalu."

"Kapan kau mengenalnya?"

"4 bulan yang lalu."

Rasanya paru-paruku sesak oleh darah yang mendidih mendengar jawaban Yoongi

"4 bulan yang lalu kau membohongiku dengan segala urusanmu dan ternyata kau bermain dengannya Yoon? Sungguh?"

"Hana.. aku minta.."

"Apakah ini Yoongi yang ku kenal? Yoongi yang mencintaiku?"

"Han.."

"JANJIMU DI DEPAN ORANGTUAKU ITU APA YOON? HANYA KEDOK AGAR KAU BISA DENGAN MUDAH MENYETUBUHIKU?!"

"HANA! JAGA UCAPANMU!"

Yoongi membentakku keras. Aku terdiam. Membungkam mulutku rapat. Ia juga terlihat emosi

"Dengar. Pernikahan yang aku bangun denganmu bukan bahan bercandaan bagiku. Aku menikmati saat-saat menjadi suamimu, saat-saat kita bersama. Aku bersumpah, semua ini diluar kuasaku, Hana-ya."

Ia menghela nafas berat. Sedangkan aku masih menyembunyikan isakanku.

"Aku menceraikanmu, karena aku tidak ingin membuatmu terluka lebih jauh. Aku tidak sanggup melihatmu tersiksa jika harus satu rumah dengan wanita itu. Aku bersalah, Hana-ya. Aku bersalah."

"Apakah semua ini terjadi karena aku mandul Yoon?"

"Hana..."

Ekspresi Yoongi terbaca. Seperti orang yang ketahuan mencuri sesuatu. Ia gelagapan dibalik sikap dinginnya.

"Baiklah.. kalau sudah tentang itu aku tidak bisa apa-apa." aku tersenyum tulus untuk Yoongi.

"Kalau itu alasanmu, aku yang seharusnya minta maaf. Maafkan aku karena tidak bisa memberimu keturunan, tidak bisa membuat mu bahagia." aku membungkukkan diriku di depan suamiku ini.

Ia berusaha untuk meraihku. Namun aku menolaknya.

"Ku mohon.. jangan mendekat lagi. Berbahagialah, Yoon."

HEARTACHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang