Bagian 6

474 60 3
                                    

Ji Hae mematung. Pandangannya kosong dengan terus tertuju pada Jiyong yang dalam keadaan tak sadarkan diri dengan alat-alat medis menempel di tubuh laki-laki itu. Ji Hae bahkan tidak perduli akan keberada Taeyeon di belakangnnya.

"Jiyong-ah..." Panggil lirih Ji Hae.

Ingatannya kembali pada beberapa saat lalu ketika pertengkaran dirinya dan Jiyong terjadi. Dia menyesal, dengan sangat. Kenapa di waktu yang tidak pas ini justru keadaan bertambah rumit?

"Ji Hae-ah.." Panggilan itu terdengar lirih, namun entah mengapa terasa menghangatkan. Nyonya Kwon melangkah, menghampiri Ji Hae, menyentuh pundak wanita itu dan mengelusnya pelan. Bisa di katakan Nyonya Kwon memahami betul perasaan kalut dan goncangan keterkejutan yang sedang dirasakan oleh menantunya. Ahh.. Lihatlah, jika di lihat dari sisi yang baik, betapa beruntungnya Jiyong mempunyai 3 wanita yang begitu menyayanginya.

1 jam berlalu dengan keheningan, itu terjadi karena Ji Hae yang masih merasa terkejut, Nyonya Kwon yang merasa bimbang, dan Taeyeon yang merasa kalut.

Benar, bukan hanya Ji Hae yang mengacuhkan keberadaan Taeyeon, Taeyeon pun melakukan hal yang sama. Dia benar-benar tak memperdulikan keberadaan wanita yang menyandang status istri dari laki-laki yang sangat di cintainya itu, tidak dia bahkan tak bisa hanya sekedar mengalihkan fokusnya pada hal lain, selain kenyataan bahwa Jiyong, laki-laki yang begitu berarti baginya kini tengah meregang nyawa di dalam sebuah ruangan yang bahkan tak bisa dia masuki.

Berdoa, berdoa dan berdoa. Itulah yang dilakukan 3 wanita tersebut. Masing-masing memanjatkan doa yang sama. Mereka sama-sama menginginkan keselamatan Jiyong dari maut.

'Tak..Tak...Tak'

Bunyi nyaring suara sol sepatu yang beradu dengan lantai memecahkan keheningan disana. Nyonya Kwon adalah orang pertama yang mengalihkan fokusnya pada sumber suara tersebut, di ikuti oleh Ji Hae setelah dia menyadari ekspresi terkejut dari sang ibu mertua.

"Oh Ji Moon-ssi?" Ujar Ji Hae dengan nada yang mampu didengar jelas oleh Taeyeon.

Taeyeon ikut mengalihkan fokus. Mendongak hingga tatapan mata indah itu beradu pandang dengan tatapan tajam Ji Moon.

Mereka terdiam. Hingga Ji Moon mengeluarkan suara untuk kali pertama.

"Mari pulang Taeyeon-ah."

Begitu mendadak, hingga begitu terasa sakit. Ketika mereka mendengar kabar mengerikan tersebut, ketika itu pula lah mereka kehilangan sebagian dari jiwa mereka.


****


Taeyeon tak bisa memberontak karena fisik dan mentalnya yang terlalu lelah. Dia mengikuti dengan pasrah ketika Ji Moon menarik lengannya agak memaksa untuk pulang kerumah. Hal ini membuat rasa heran pada diri Ji Moon muncul kepermukaan. Namun tentu saja laki-laki itu tak mempermasalahkan dengan panjang hal tersebut. Tujuannya sudah tercapai, dan dia tidak ingin merecok pada yang satu ini.

Mobil sedan itu berjalan dengan kecepatan rata-rata membelah lenggangnya keadaan jalan kota Seoul. Jarak yang tak terlalu jauh hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Taeyeon langsung melangkah begitu saja menuju kamarnya tanpa mengatakan apapun pada Ji Moon. Melihat tingkah sang istri yang seperti itu membuat Ji Moon menghembuskan nafasnya dengan ekspresi lelah.

Suasana mereka yang dingin bertambah dingin. Membuat Ji Moon menjadi serba salah dan mulai kebingungan untuk menyikapinya.

Kamar yang tak menyatu menambah kekeruhan suasana, Ji Moon berdiri di depan pintu ketika dia sudah memarkir mobil di garasi. Dia ingin mengetuk pintu tersebut, namun urung saat memikirkan bagaimana kalutnya Taeyeon saat ini. Pada akhirnya Ji Moon kembali melangkah kebelakang, meninggalkan pintu kamar Taeyeon.

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang