Rowoo (part 1)

56 4 0
                                    

Seorang bilang setiap malam ada ratusan bintang di langit,tentu aku percaya. Setiap aku melihat ke langit malam aku hanya bisa melihat 3 bintang tapi kata seseorang ratusan bintang di langit itu menyebar karena kalau berada di sisi kita semua itu tidak adil.

"Kenapa setiap malam kau sibuk memandang langit sih?" itu suara Jeon Wonwoo itu kakak laki-laki ku.

"Hanya meneliti setiap bintang saja, kata Ayah di langit selalu ada ratusan Bintang." jawabku kepada Kakak ku.

Ka Wonwoo tersenyum dan mengusap kepalaku dan duduk di sampingku mengikuti ku memandang langit malam. Aku menyenderkan kepalaku ke pundaknya yang tempat bersandar ternyaman kedua setelah Ayah.

Oh iya aku hampir saja lupa mengenalkan diriku. Aku Jeon Rowoo umur ku sudah 18 tahun, anak perempuan satu-satunya di keluarga ku. Aku berada di keluarga kecil dan selalu hangat. Aku anak Ayah Sehun dan Bunda Irene.

"Wonwoo, Rowoo waktunya makan malam ayo nak turun!" seorang laki-laki tampan pertama di duniaku jalan kearah balkon yang sedang aku dan Ka Wonwoo tempati. Ayahku, Ayah Sehun.

"Ayah lihat malam ini bintangnya ada 4, lebih banyak dari kemarin." ucapku antusias untuk mengajak Ayah melihat bintang.

"Wahhh lebih banyak dari biasanya ya? Nanti ayah akan menceritakan pada Rowoo tentang 4 bintang di langit."

Aku mengangguk senang dan Ayah mengusap rambutku layaknya Ka Wonwoo tadi.

"Ayo makan dulu, Bunda sudah siap masak." ucap Ayah dan kami bertiga pun turun ke ruang makan dan melihat Bunda sedang makanan. Aku segera menghampiri Bunda dan memeluknya.

"Masakan bunda sudah tercium dari kamarku." ucap Ka Wonwoo sembari menarik piring dan meletakan nasi di piringnya.

Aku pun duduk di sebelah ayah dan menyendokan nasi ke piringku, Bunda Tersenyum kearah kami.

"Besok bunda akan ke rumah abu Jiu." ucap Bunda memecah keheningan dan sontak saja membuat aku berhenti makan.

"Besok...." aku tak mampu melanjutkan ucapanku dan disusul oleh air mata yang keluar.

Ayah dan Ka Wonwoo memandangku dan bisa kulihat ka Wonwoo sedang menahan tangisnya.

Baiklah akan sedikit ku ceritakan, Jiu atau Mama Jiu ia adalah ibu kandungku, mama meninggal 5 tahun yang lalu karena kecelakaan mobil.

Mama adalah adik kandung Bunda dan permintaan terakhir mama untuk bunda adalah menikahi ayah.

"Aku ingin kesana." ucapku dan semua yang ada di meja makan ini menatap ke arahku, ya 5 tahun ini aku belum kuat untuk melihat nama Mama ada dirumah abu dan ayah mengajakku melihat.

Keesokan harinya kami benar-benar pergi kerumah Abu Mama. Bunda menaruh bunga di depan foto mama.

"Jiu, anak gadis mu ini baru berani datang kesini. Lihatlah ia sudah tumbuh menjadi anak gadis yang cantik." ucap Mama, sedari sampai tadi aku sudah menitih kan air mata ku.

"Rowoo ayo sapa mama!" panggil Bunda Irene.

"Ma.... Ma a--aku, maafkan aku baru menginjakan kaki disini." ucapku sembari menahan tangisku.

"Ma, ayah dan Bunda merawatku dengan baik. Mama disana baik-baik saja kan?" tanyaku, disini aku merasakan mama sedang tersenyum ke arah ku.

Setelah aku dan Bunda menumpahkan cerita ke mama, kami pun pulang.

Terdengar suara hujan dari luar, aku melihat hujan dari teras rumahku hanya sekedar melihat tidak berniat untuk bermain di bawah air hujan.

"Heyy kau sangat menyukai hujan ya?" tanya seseorang yang tiba tiba berada di depanku.

"Entahlah, aku hanya suka melihat tetes demi tetes air hujan yang turun ke muka bumi ini, ah ya kau mengapa bisa ada di teras rumahku?" ucapku pada orang asing itu.

"Aku Hoshi, aku sering memperhatikan mu dari rumah ku, kau sering memperhatikan hujan dan jika malam tiba kau memandang bintang." ucapnya.

"Hoshi? Kau tetangga ku?" tanyaku dan diangguki olehnya.

"Aku hanya penasaran denganmu, siapa nama mu?" tanya Hoshi.

"Aku Rowoo, kau teman kedua ku setelah Woozi." ucapku.

Setelah mama meninggal, aku menjadi orang yg sangat tertutup. Aku memutuskan untuk home schooling daripada sekolah biasa.

"Senang berteman denganmu! ya anggap saja aku teman baru mu setelah anak bernama woozi itu." jawab Hoshi.

Sebelum sempat aku menyambung ucapan Hoshi, kepalaku terasa berputar dan kaki ku serasa tak mampu lagi menopang tubuhku. Dan semuanya gelap.

TBC

Imagine (Exo/Seventeen/got7)Where stories live. Discover now