Tawaku lenyap ditelan air mata duka
Saat dirimu berkata tak lagi bisa bersama
Benarkah?
Mengapa?Kau pindai satu per satu alasan laknat
Tiap kata yang keluar darimu makin membuatku tercekat
Dukaku pun makin pekat
Semua sia-sia
Tak ada lagi sisa-sisa cinta semerah mahkota
Jangankan kureguk,
Harumya bahagia luntur digilas anginAku lupa
Seindah apapun mawar,
ia tetap berduri
Bodoh nian berharap duri bisa membahagiakan
Duri selamanya akan tetap menjadi duri
Tajam tak berperasaan
Mengupas bahagia tanpa hati
Dan tentu saja,
akan selalu dibenci..19 Agustus 2017, Hema Jawata.
YOU ARE READING
Sajak Berkelopak
PoetryBaca dulu, selanjutnya kutunggu kamu rindu. Sajak Berkelopak © 2017 Hema Jawata. Credit cover from the pinterest.