Hasil Penyelidikkan

9 1 0
                                    

Trino Aditya, laki-laki berusia 35 tahun yang merupakan seorang anggota dewan yang namanya terkenal bijak di masyarakat. Ambisinya adalah untuk menguasai pendanaan di negeri yang carut marut ini. Dengan itu dialah yang paling berkuasa.
Di sebuah rumah besar, Trino duduk di ruangannya sambil mempelajari rencana yang akan ia lakukan di atas mejanya.

"pak, ada telepon untuk anda" seorang wanita masuk kedalam ruangannya.
Trino menghampirinya dan mengambil ponsel dari wanita tersebut, saat ia melihat layar ponselnya, ia menatap ke wanita tersebut.

"apa sambungan ini aman?" tanyanya kemudian.

"kami sudah mengamankannya pak, tenang saja" jawab wanita itu.

"baguslah" kata Trino.

"apa ada laporan baru?" kata Trino pada orang yang menghubunginya.

"pak, Rantai Hitam sudah memiliki informasi mengenai anda" suara laki-laki terdengar di ujung telepon itu.

"hem?, sepertinya Rantai Hitam tidak bisa diremehkan. Tapi, aku rasa ini saatnya rencana awal kita laksanakan. Untuk itu, tetaplah di posisi Rantai Hitam dan cari informasi lebih jauh untuk melemahkan Rantai Hitam" kata Trino tegas.

"baik pak, saya pastikan untuk melaksanakan apa yang sudah jadi tugas saya" jawab laki-laki itu, kemudian Trino memutuskan sambungan teleponnya.

"aku sudah menduga hal ini bakalan terjadi, Rantai Hitam memang tidak bisa dikelabui. Untungnya aku bisa mendapatkan informasi ini dari anggota Rantai Hitam sendiri" sahut Trino sambil tersenyum sinis.

***

Freska, Luky dan Adis bersiap melakukan latihan yang haru mereka lakukan hari ini lengkap dengan pakaian latihan mereka, kaus dan celana hitam panjang dengan saku besar di setiap pinggirnya dan sepatu bot hitam besar. Kemudian Dani datang masuk ke dalam arena latihan.

"kamu lihat Zaki? Kok dia belum dateng?" tanya Luky saat Dani menghampiri mereka.

"Zaki? Kalau nggak salah sih aku liat tadi lagi ngobrol di telepon" jawab Dani.

"hem? Mungkin dia lagi nelepon keluarganya" sahut Adis menambahkan.

"iya, tapi latihan bakalan dimulai" kata Luky cemas.

Tidak lama Zaki muncul, dia datang menghampiri anggota tim A-3 lainnya. Dan dari belakang, Lona masuk ke dalam arena dengan pakaian instruktur lengkap yang membuat seluruh anggota tim A-3 kaget.

"eh? Apa anda yang akan melatih kami? Dimana pak Azka?" kata Dani penasaran.

"aku yang bakalan latih kalian hari ini, ada masalah?" sahut Lona dengan suara yang tegas.

"ti. Tidak bu!" jawab semuanya serempak.

"ibu?‼ kalian pikir aku setua itu?! Panggil aku kapten!" sahut Lona berapi-api.

"SIAP kapten!" jawab mereka lagi.

"baiklah kali ini aku akan mengambil alih latihan kalian, jangan sampai kerja kalian menghambat pekerjaan tim-ku!" Lona berjalan ke arah mereka.

"bersiaplah kalian akan benar-benar menghadapi latihan yang sangat keras setiap hari, dan tidak ada yang aku izinkan meninggalkan gedung ini sampai latihan selesai, Paham!"

"Paham kapten!"

"nah bagus, kuperingatkan kepada kalian. Kemampuan sangat penting dalam melaksanakan misi. Berlari, bersembunyi, menghindar, menyerang, bertahan, bahkan melakukan semuanya secara bersamaan. Tidak ada kata menyerah sampai sistem pertahanan target dilumpuhkan"

Adis mendengarkan penjelasan Lona dengan seksama, meski ia merasa agak takut juga dengan Lona.

Lona memberikan sesi latihan menembak kepada anggota tim A-3, khususnya Adis yang belum pernah memegang pistol. Lona menjelakan titik-titik vital yang ada pada model tubuh manusia di depannya.

Rantai HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang