Hari mulai menjelang sore, Luky dan yang lainnya berhasil menemukan tempat dimana Adis berada. Sebuah bangunan besar yang berdiri kokoh di lereng gunung yang langsung menghadap ke tebing yang curam. Gedung itu cukup tersembunyi karena harus melewati hutan yang lebat terlebih dahulu untuk bisa sampai.
“semua penjaga ada di setiap tempat di gedung itu, aku yakin jumlahnya bisa sampai puluhan orang” Freska mengamati dari jauh.
Mereka berhasil naik ke atas tebing yang berada di atas gedung itu. Dan mencoba masuk lewat atas gedung.
“kalo gitu kita cuma bisa pertaruhin kemampaun kita buat nerobos masuk ke dalam” sahut Luky.
“target utama kita buat nyelametin Adis, jika beruntung kita juga harus menangkap Trino” tambah Azka.
“kalo gitu nunggu apa lagi, ayo cepet!” sahut Lona yang melangkah ke depan dengan semangat.
Lona melompat dan berhasil mendarat di atap gedung, dengan hati-hati ia berjalan agar tidak terjatuh menuju balkon. Sesaat ia mengintip ke bawah dan memberi isyarat kepada yang lainnya untuk mengikuti.
Dua orang sedang membicarakan sesuatu, mereka memakai jaket kulit yang sama, berbadan tinggi namun agak kurus. Lona langsung melompat ke bawah menimpa salah satunya dengan kedua kaki menjepit kepalanya dan Lona memutar badannya ke bawah sampai orang itu berteriak kesakitan karena lehernya terpelintir.
Lona berbalik dengan ditopang kedua tangannya di lantai dan kaki kanannya melayang ke arah dagu yang satunya lagi sampai orang itu terpental ke belakang menabrak dinding dan langsung terhuyung seketika.
“ayo, cepet!” teriak Lona mendongakkan wajahnya ke atas.
Mereka semua turun ke balkon dan masuk ke dalam. Tempat ini ternyata sangat luas.
“kita harus berpencar, itu juga akan membuat musuh nggak fokus ke satu titik” sahut Azka.
“ya, kita harus nyari Adis secepatnya. Kalo berhasil nemuin Adis atau apapun yang penting langsung kasih tahu kita semua” sambung Azka lagi.
“baik” sahut Luky, yang lainnya mengangguk.
***
Niko membersihkan darah yang keluar dari hidungnya dengan kain basah. Trino yang sedang duduk di menatap Niko.
“kamu kenapa?” tanyanya melihat luka di wajah Niko.
“nggak pak, aku nggak apa-apa” jawabnya kemudian.
“pasti gara-gara perempuan yang kamu sekap kan? aku suruh kamu buat habisin mereka semua tapi kamu malah bawa dia kesini” sahut Trino pedas.
“tapi, aku nggak bisa” jawab Niko pelan.
Trino menghela nafas melihat sikap Niko, kemudian ia berdiri.
“Niko, aku tahu kamu itu laki-laki yang udah tumbuh dewasa. tapi aku beri tahu kamu satu hal. Perasaan yang kamu bilang itu cinta adalah hal yang paling bodoh. Membiarkan seorang perempuan masuk ke kehidupan kamu itu hanya kan membuat hidup kamu hancur” kata Trino menasihati Niko.
Niko hanya terdiam tidak menjawab perkataan Trino lagi. Tidak lama kemudian seseorang masuk ke dalam ruangan.
“pak, gedung ini sudah dimasuki oleh penyusup. Mereka sekitar lima orang dan berpakaian seragam Rantai Hitam!” lapornya kemudian.
“apa? Rantai Hitam? Bukannya kamu udah habisin mereka?’ tanya Trino kepada Niko.
“ya pak, tapi mungkin mereka menyusun rencana lagi untuk mengusut masalah ini, anda harus segera pergi dari gedung ini sekarang juga” sahut Niko pada Trino.
Trino memanggil beberapa bawahannya dan pergi meninggalkan ruangan. Niko yang saat itu teringat kepada Adis, langsung berlari saat itu juga.
Luky yang berlari menuruni tangga mencoba mencari ruangan dimana tempat Adis berada. Ia berdiri membelakangi dinding karena mendengar suara orang sedang berlari. Orang-orang tadi berlari melewati Luky dan tidak menyadari keberadaannya kemudian Luky berjalan dan dari arah balkon ia berpapasan dengan satu orang musuh.
Musuh yang mengetahui Luky adalah penyusup langsung menerjang Luky, namun Luky menghindar dan meninju orang itu tepat di ulu hatinya kemudian menendanga sampai dia tergeletak di lantai. Luky menginjak dada orang itu dan menodongkan pistol kepadanya.
“dimana Adis di sekap?’ tanya Luky.
“ahh..” pria itu kesakitan.
“cepet bilang dimana dia?! Kamu tahu kan ada perempuan yang di sekap disini?! Dimana dia??” teriak Luky yang kini kakinya menginjak lebih kasar lagi.
“di… di pojok ruangan sebelah barat.. “ jawabnya kemudian.
Luky langsung berlari saat itu juga menuju tempat yang disebutkan orang tadi.
“Adis?!” teriak Luky.
“Adis?!”
Suara yang terdengar samar memanggil nama Adis. Adis yang terduduk lesu di meja langsung berdiri dan menuju pintu.
“Luky? Itu kamu Luky?!” teriak Adis dari dalam sedikit tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
“Adis? Kamu di dalam?” Luky menghampiri pintu besi itu.
“Luky kamu masih hidup?” tanya Adis benar-benar tidak percaya
“iya ini aku, aku masih hidup yang lainnya juga, tunggu aku coba buat buka kunci ini” jawab Luky kemudian.###
KAMU SEDANG MEMBACA
Rantai Hitam
Action"nggak adil, semua yang ku sayangi telah hilang karena keegoisan seseorang. apa sekotor itu cara untuk memuaskan dahaga para tikus kantor? aku muak dengan tingkah laku mereka, aku nggak akan tinggal diam, aku pastikan mereka nggak akan berkeliaran d...