Part 6

3.3K 160 2
                                    

"Lo masih bisa bilang kenapa dan gampangnya lo bilang sayang ke gue setelah apa yang udah lo lakuin ke gue dulu haa!!"

Gue denger teriakan prilly gue pun langsung cari sumber suara itu dan gue lihat prilly lagi marah sama cowok sambil menunjuk-nunjuk mukanya.

"Kejadian waktu itu gak bener prill mung..."

"Gak bener lo bilang gue waktu itu nglihat dengan mata kepala gue sendiri dan lo masih bilang gak bener"

"Terserah lo prill tapi pokoknya gue mau kita balikan"

Balikan jadi itu mantannya prilly,kok hati gue sakit ya lihat prilly sama mantannya? Ahh apaansih lo li nggak mungkin lo cinta sama prilly,ehh tapi bisa aja sih tapi masa iya secepat ini nggak mungkin paling ini cuma rasa kagum doang.

"Dasar banci lo bisanya cuma maksa cihh"

"Lo.."

Ehh ngapain tu cowok?? Wahh gak bener nih masa beraninya sama cewek aja,gue gak boleh diam aja kaya gini nglihat cowok kasar sama cewek.

Gue pun langsung berlari kearah prilly dan mencekal tangan cowok itu sebelum tangan kotornya mendarat di pipi chubby prilly.

"Lo kalau berani jangan sama cewek bro"

"Siapa lo!! Nggak usah ikut campur usrusan gue" Bentaknya sambil menepis kasar tangan gue,emangnya gue takut apa.

"Lo nggak perlu tau siapa gue,yang jelas gue gak suka sama cowok yang kasar sama cewek"

"Brengsek lo.."

Akhirnya gue berantem sama tu cowok,waktu gue ngelirik prilly dia cuma diam dan kayak nya dia lagi mikirin sesuatu.

Bughh

Bughh

Hehh..banci cowok itu jatuh tersungkur saat gue melayangkan bogem mentah gue ke arahnya.

"Cuma segitu kemampuan lo"

"Sialan, Lo tunggu pembalasan gue"

Ok gue tunggu!!

"Prill lo nggak papa??"
Gue pun langsung menghampiri prilly yang masih diam nglihat perkelahian tadi.

"Tau darimana nama gue" tanyanya dingin.

"Kan tadi waktu lo menang balap semua pada neriakin nama lo" jelas gue sembari tersenyum ke arah prilly walaupun prilly hanya menampilkan ekspresi datar,gue suka cewek kaya gini,gue jadi merasa tertantang buat dapetin dia.

"Ohh iya kenalin gue Aliando Pratama" gue mengulurkan tangan gue kearahnya buat kenalan.Gue lihat dia cuma ngelirik sebentar kearah tangan gue dan natap gue lagi, selang berapa detik dia bales jabatan tangan gue saat megang tangan dia jantung gue berdetak lebih cepet,hati gue kaya berdesir ngrasaain sesuatu.

Huhh untung dia bales kalo nggak kan malu gue.

"Prilly" katanya singkat sumpah cuek banget.

"Nama panjang lo??"

"Itu bukannya udah cukup"

"Ya gue pengen tau aja,kita bukannya sekelas kan makannya gue pengen tahu"

"Nggak ada pentingnya kan buat lo tahu nama lengkap gue" Setelah berucap prilly kaya mau pergi,gak bakalan gue biarin dia pergi sebelum gue tahu namanya ,entah kenapa gue jadi pengen tahu semua tentang dia.

Gue langsung menahan pergelangan tangannya supaya dia gak pergi,dia pun balik badan dan nunjukin ekspresi datarnya.

"Mau lo apasih" tanyanya dingin

"Mau gue tahu nama lengkap lo abis itu lo boleh pergi"

Dia pun memutar bola matanya jengah.

"Prilly Bie Angelista udah kan sekarang lepasin tangan gue".

Gue pun langsung lepasin tangannya dan menggaruk tengkuk gue yang gak gatal.

"Thanks lo udah nolongin gue"

Gue hanya mengangguk dan tersenyum sebagai balasan,setelah itu prilly pergi dengan motornya. Gue pun juga pulang dengan mobil gue membelah jalanan malam yang lengang.

Ali Pov End

***
Author Pov

Prilly memarkirkan motornya di garasi dan dia segera memasuki rumahnya yang mewah bak istana,dilihatnya lampu rumah sudah padam pertanda semua penghuni rumah sudah terlelap. Namun saat prilly baru melangkahkan kakinya ke dalam tiba-tiba lampu menyala dan menampakan sosok pria parubaya berdiri di dekat saklar lampu sambil berkacak pinggang yang tak lain papa prilly.

"Darimana saja kamu" tanya papa prilly pada anak semata wayangnya.

"Bukan urusan papa" jawab prilly cuek dan berjalan menuju tangga ingin memasuki kamar namun belum kakinya menapak di anak tangga jalan prilly terhenti oleh suara papanya.

"Jelas saja itu urusan papa karna kamu anak papa prilly,dan kamu itu perempuan tak sepantasnya kamu pulang larut seperti ini!!" Kata papa prilly meninggikan volume suaranya.

"Papa masih inget kalo papa punya anak"

"Apa yang kamu katakan tentu papa ingat kalau punya anak"

"Lalu kemana saja papa selama ini?papa nggak pernah punya waktu buat prilly papa nggak pernah ada saat prilly butuh jadi jangan salahin prilly kalau prilly seperti ini!!" Jelas prilly menggebu sambil menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya,namun pertahanannya runtuh air itu kini mengalir keluar membasahi pipi chubby itu.

"Papa itu kerja prilly dan ini semua buat kamu"

"Tapi prilly nggak butuh uang, yang prilly butuhin itu kasih sayang dari papa andai mama masih hidup pasti mama bakalan selalu ada buat prilly,memberi prilly kasih sayang nggak kaya papa yang cuma mentingin kerjaan!!!" lega sudah unek-unek yang selama ini dipendamnya keluar dan mengurangi beban di hati.

"Jaga bicaramu prilly" Papa prilly sudah mengangkat tangannya berniat menampar prilly.

"Apa..papa mau nampar prilly ayo tampar pa tampar" kata prilly sambil menunjuk pipinya, akhirnya papa prilly sadar dan menurunkan tangannya.

"Papa jahat" Teriak prilly sambil berlari menaiki tangga dan menuju kamarnya.

Brakk..

Dentingan pintu yang keras menggema di penjuru rumah.

Prilly berlari dan menjatuhkan tubuhnya di ranjang sembari terisak hingga tak sadar ia terlelap hingga pagi menjelang.

***
"Air mata yang mengalir adalah luapan kesedihan yang menggambarkan kondisi hati ini.
Setiap tetes air mata terkandung siratan kesedihan jika air mata itu hilang berarti secuil kesedihan ikut hilang bersama air mata"

***
Huhh..semangat ngetik edisi mau namatin semua cerita dan rencananya gue mau bakal bikin cerita baru lagi.

Vote Vote Vote
Biar gue semangat ngetik dan readers bisa baca cerita gue lebih cepet.

MY GIRLFRIEND IS RACER (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang