Ali Pov
"Ali bangun sayang mama mau bicara sama kamu.." Saat lagi asik-asiknya gue dialam mimpi teriakan nyokap gue hancurin semuanya.
"Ali kalo kamu gak bangun mama bakal seret kamu ke kamar mandi terus mama guyur kamu pake air panas" duh sadis banget,mendingan gue bangun daripada gue diseret-seret.
"Hoamm..apaansih ma ini tuh masih pagi,mama ngapain coba bangunin ali jam segini" kata gue sambil mengerjapkan mata dan yang pertama gue lihat ialah nyokap gue yang berdiri disamping gue sambil berkacak pinggang.
"Makanya kamu bangun dulu mama mau ngomong" kata mama sambil menarik selimut yang melilit tubuh gue.
"Yaudah mama mau ngomong apa"
"Mama sama papa mau ke amsterdam mungkin 1 bulan lah ya karna papa ada proyek baru sekalian mama mau jenguk budhe kamu dia lagi sakit,kamu nggak papa kan tinggal sendiri kan masih ada bibi yang bakal ngurus kamu"
"Kirain apaan,mama tenang aja ali bukan anak kecil lagi. Kalo mama mau pergi nggak papa kok,ehh tapi mama berangkatnya kapan??"
"Ini mama mau berangkat, jam 07.30 pesawat mama take off, kamu hati-hati dirumah ya jaga kesehatan mama pergi dulu,Assalamualaikum." pamit mama dan gue pun mencium punggung tangan mama,kalian pasti nanya papa kemana kan?? Itu dia gue juga gak lihat hehe..paling papa dimobil.
"Ok..happy flight ma take care ya
Waalaikumsalam" dan mama pun menghilang dibalik pintu kamar gue.Gue lirik jam yang ada di nakas gue 05.40 gue pun segera memutuskan untuk mandi gak butuh waktu lama gue selesai mandi dan memakai seragam sekolah gue, saat gue rasa udah rapi gue keluar kamar dan menuruni tangga menuju meja makan.
"Pagi den ini sarapannya udah bibi siapin,kalo butuh apa-apa panggil aja bibi,sekarang bibi kebelakang dulu,permisi den"
"Iya bi"
Gue segera melahap roti tawar yang udah diolesi selai kacang yang disiapin bibi habis itu gue minum segelas susu hingga tandas dan sekarang tinggal kesekolah deh.
Gue melangkah menuju garasi dan menaiki mobil kesayangan gue menuju sekolah,ternyata kalo berangkat pagi enak juga masih sepi nggak macet. 10 menit gue sampe di sekolah dan cuma ada sedikit murid yang berlalu lalang maklum masih pagi. Setelah memakirkan mobil gue segera menuju kelas namun saat melewati koridor yang deket taman sekolah gue denger isakan tangis dan saat gue lihat disana ada cewek duduk di bangku taman sendirian,gue memicingkan mata gue supaya tau siapa yang duduk disana dan gue tahu dia prilly, tapi tumben prilly udah dateng, kenapa coba dia disini sendirian?? Kayaknya dia lagi nangis deh bahunya aja bergetar juga ada isakan.
Setelah sibuk berperang sama fikiran gue, gue berjalan mendekat menghampiri prilly saat gue udah ada dibelakang prilly gue denger prilly bergumam sesuatu yang masih bisa gue denger.
"Apa gue gak pantes buat bahagia" lirihnya.
Gue mengernyitkan dahi bingung,kenapa prilly ngomong kaya gitu pasti dia lagi ada masalah tapi sayangnya prilly nggak mau cerita masalahnya ke gue dia begitu tertutup tentang masalahnya. Gue tahu sebenarnya dia terbebani tapi dia nggak mau bagi masalahnya ke orang lain,prilly selalu terlihat tegar tapi dalam lubuk hatinya dia lemah buat nanggung masalah entah apa itu. Pengen rasanya gue nglindungin dia dari kejamnya dunia ntah mengapa hati gue seolah menuntut seperti itu.
"Lo itu berhak buat bahagia" jawab gue yang bikin dia berhenti nangis dan perlahan dia noleh kearah gue.
"Ali.." panggilnya dan menatap gue seolah tak percaya kalo gue disini dan gue bisa lihat jelas matanya yang sembab dan jejak air mata yang menuhin pipi chubbynya hati gue serasa teriris melihat buliran bening itu meluruh dari matanya.
"Iya ini gue,lo kenapa nangis??" tanya gue sambil duduk disampingnya.
Prilly hanya diam gak menjawab,kayanya prilly nggak sanggup buat ceritain apa penyebab dia nangis atau memang dia belum siap cerita sama gue,ya wajar sih secara kita belum lama kenal.
"Heyy.." Tegurku padanya yang masih diam.
"Li..apa gue gak boleh bahagia??" bukannya menjawab pertanyaan ku tadi dia malah balik bertanya.
"Lo tuh ngomong apa sih prill,lo tu berhak buat bahagia, kebahagiaan itu anugrah emang buat menuju kebahagiaan itu gak gampang,kita pasti bakal lewatin cobaan-cobaan yang kadang bikin kita nyerah atau terpuruk dan buat kita berambisi sendiri kalo kita itu nggak pantes buat bahagia kaya lo sekarang"
"Tapi li gue berasa gak nyampe pada titik kebahagiaan itu gue selalu dihadapin cobaan-cobaan yang gak ada habisnya gue udah lewatin cobaan itu tapi kapan kebahagiaan itu gue raih,gue capek" katanya sembari terisak kembali gue yang nggak tega pun membawa prilly ke pelukan gue, gue merasa prilly nggak berontak mungkin prilly butuh tempat bersandar saat ini.
"Kalo lo jalanin cobaan dengan ikhlas terus lo sabar gue yakin titik kebahagiaan itu bakal mudah lo raih. Lo harus optimis prill,setiap cobaan yang lo alami pasti ada hikmah yang bisa lo ambil. Dan jadiin hikmah itu semangat bagi lo saat ada cobaan yang menimpa jangan jadiin cobaan itu bomerang buat lo sendiri" jelas gue sambil mengelus punggungnya guna memberi ketenangan buat prilly,sesekali juga gue mengecup pucuk kepalanya.
"Thanks ya li, lo udah kasih support buat gue saat gue lagi terpuruk kaya gini.Padahal kita belum lama kenal tapi lo udah baik banget sama gue,thanks ya" katanya sambil mendongak kearah gue dan tersenyum manis,gue terpana liat senyumnya, ini pertama dia nunjukin senyum manisnya ke gue.
"Iya prill urwell,ini gunanya gue jadi temen lo"
Gue pun juga balas senyum prilly gak kalah manisnya,entah dorongan darimana gue berani ngecup keningnya dan sialnya jantung gue berulah lagi,gue deg-degan banget entah rasa apa yang tengah gue rasain saat ini,tapi cuma satu yang bisa gue deskripsiin yaitu Nyaman.
Dan gue bisa rasain tubuh prilly menegang saat gue cium keningnya karena posisi prilly masih di pelukan gue. Beberapa saat prilly langsung bangun dari dekapan gue.
"Ehmm..so..sory prill" saking deg-degannya gue jadi gagap kek gini.
"Ohh iya gapapa" balas prilly sambil ngalihin pandangannya kearah lain,kayaknya dia gugup deh.
Ali Pov End
***
Prilly berusaha menetralkan detak jantungnya setelah tadi ali mencium keningnya,saat ini entah kenapa prilly jadi canggung dan gugup di dekat ali.Prilly tak menyadari bahwa sedari tadi ali menatapnya terus saat pandangan prilly masih kearah lain,kemudian pandangan ali terjatuh ke tangan prilly yang terbalut perban dan perban itu kini sudah berubah warna jadi merah dan darah yang mengalir kini tampak mengering namun tetap saja darah itu masih merembes keluar karena prilly belum memberinya obat jadi darah itu belum mampet.
"Ya ampun prill!!! Tangan lo kenapa sampe kaya gini sih, lo jatoh?? Jatoh dimana?? Kok bisa?? Udah diobatin belum??" Cerocos ali tanpa henti saat mendapati tangan prilly yang luka.
Sementara prilly masih bingung dengan fikirannya kenapa ali begitu care padanya,prilly pun tersadar dari lamunannya saat ali tak sengaja menekan luka di tangan prilly.
"Awhh..ali sakittt" rengek prilly yang tak sadar menunjukan sifat aslinya.
"Aduh sory prill gue gak sengaja,eh tapi lo manja ya ternyata" kata ali sambil memegang tangan prilly yang luka dan mengelusnya.
***
Huhu...
Jadi baper sendiri gue ngetiknya.
Kalo itu kenyataan mungkin gue udah glosoran ditanah,jingkrak-jingkrak. Eh gak deng alay gue kalo kek gitu haha😄Ok abaikan author yang lagi gesrek ini mending readers ke next part nya aja.
Cussss 💨💨💨
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRLFRIEND IS RACER (Tahap Revisi)
Romance"Gak ada orang yang sayang sama gue" ~Prilly Bie Angelista~ "Banyak orang yang sayang sama lo.Termasuk gue bahkan gue nggak cuma sayang tapi Cinta." ~Aliando Pratama~