Eyes

838 112 11
                                    

Yein mengerjapkan matanya pelan. Dokter baru saja melepaskan perban yang melekat di matanya sejak seminggu lalu.

"Yein-ssi, Anda bisa melihatku?" tanya dokter yang menangani operasi mata Yein.

Yein menyipitkan matanya, berusaha memperjelas penglihatannya. Pandangannya masih buram, tapi ia bisa melihat orang-orang yang berdiri di dekatnya. Yein terus mengedipkan matanya, hingga semuanya terlihat terang dan jelas.

"Eomma," itu kalimat pertama yang Yein ucapkan saat itu. Sang ibu pun langsung memeluk Yein haru.

"Ini berapa?" tanya dokter itu lagi sambil mengangkat jarinya ke hadapan Yein.

"Lima," jawab Yein tepat.

"Operasi ini berhasil, Nyonya," kata dokter itu senang.

Ya, Yein kini bisa melihat lagi setelah dua tahun lamanya dia hidup dalam kegelapan. Kini ia bisa menikmati keindahan dunia ini dan hidup normal seperti sebelumnya. Tapi, sayang, orang yang paling ingin ia lihat setelah ibunya, tak akan pernah bisa Yein lihat lagi. Orang itu, adalah orang yang amat dicintainya. Orang yang juga amat dirindukannya. Dan juga, orang yang telah memberikan mata ini untuknya. Jeon Jungkook.

Flashback

"Umurku tak akan panjang lagi Yein," ucap Jungkook.

"Berhenti mengatakan hal itu oppa! Aku tak suka mendengarnya!" marah Yein.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya! Kecelakaan itu merusak fungsi otakku Yein! Dokter bilang, cepat atau lambat, otakku tidak akan berfungsi!"

"Cukup oppa! Lihat aku! Sejak kecelakaan dua tahun lalu, aku kehilangan penglihatanku. Duniaku yang berwarna dalam sekejap berubah menjadi gelap. Tapi apa aku menyerah? Aku tetap bertahan oppa! Aku masih bisa hidup dengan baik sampai saat ini. Oppa juga sama, oppa pasti bisa bertahan, tak ada yang tidak mungkin di dunia ini oppa!"

"Apa yang aku alami berbeda denganmu Yein! Kau masih punya kesempatan untuk sembuh, sedangkan aku tidak! Dengarkan aku untuk terakhir kalinya, Yein! Jika saat itu tiba, saat di mana aku tak bisa lagi bertahan di dunia ini, maka mataku akan menjadi milikmu, agar kau bisa hidup normal lagi seperti dulu. Anggap saja ini adalah hadiah terakhirku untukmu. Dengan mata ini, setidaknya kau akan terus mengingatku walaupun aku sudah tiada. Dan apapun yang terjadi, percayalah, aku selalu mencintaimu, Yein."

Flashback end.

Yein tengah berdiri di depan makam Jungkook saat ini. Berharap kunjungannya ini bisa sedikit mengurangi rasa rindunya yang telah membuncah di dalam hatinya.

"Oppa, aku datang. Aku bisa datang ke sini karena hadiah yang kau berikan untukku. Aku bahkan tak tahu bagaimana caranya aku berterima kasih atas hadiahmu ini."

"Oppa, apakah oppa tahu? Hati ini, hati ini sungguh merindukanmu," Yein menepuk-nepuk dadanya yang sesak. Air mata mulai mengalir di pipinya. "Dan apakah oppa tahu, orang yang aku ingin lihat dengan mata ini setelah ibuku adalah dirimu! Aku ingin melihat wajah tampanmu oppa! Aku ingin melihat senyummu! Aku rindu menatap matamu!" tangis Yein semakin deras.

"Tapi semuanya mustahil oppa. Aku tak akan pernah bisa melihatmu lagi. Bahkan aku tak bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya. Katakan padaku oppa, katakan padaku bagaimana caranya aku mengobati rinduku di saat aku tak bisa melihatmu lagi!"

"Oppa, jika memang oppa bisa mendengarku, dengarkan ini. Aku berterima kasih atas hadiah yang kau berikan untukku. Aku berjanji, aku akan menjaganya sampai kapan pun. Dan apapun yang terjadi, percayalah, bahwa aku selalu mencintaimu."

- END -

Ini chapter paling baper yang author buat. Idenya tiba-tiba aja nongol dan ngetiknya ampe nangis *lebay! Semoga ngena ya! Thanks

Alwayz [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang