Break Up

913 115 23
                                    

"Aku mau kita putus, oppa," ucap Yein pelan. Kepalanya menunduk dalam.

"Mwo?" Jungkook menatap Yein tidak percaya. Kenapa Yein tiba-tiba ingin putus? Mereka baik-baik saja sebelumnya. Tidak bertengkar, tidak marahan, pokoknya semua aman-aman saja. Mereka malah berjanji untuk bertemu hari ini setelah hampir dua bulan lamanya tidak bertemu.

"Aku ingin putus, aku rasa hubungan ini akan lebih baik jika diakhiri."

"Kenapa? Yein marah sama oppa? Atau oppa ada salah sama Yein? Kalau memang oppa ada salah, oppa minta maaf."

"Nggak. Oppa nggak ada salah apa-apa kok sama aku. Aku cuma ingin putus."

"Terus alasannya apa? Yein harus punya alasan yang jelas kenapa tiba-tiba minta putus. Kita baik-baik saja sebelumnya, nggak marahan! Masa tiba-tiba minta putus sih!?" tanya Jungkook tidak sabar.

Yein tidak menjawab. Ia malah mengalihkan pandangannya ke arah lain. Berusaha tidak menatap mata Jungkook.

"Jeong Yein!" panggil Jungkook tegas. Ia meraih bahu Yein dan mengunci manik matanya dalam tatapan selidiknya. "Kau memutuskanku karena disuruh oleh agensimu?"

Lagi-lagi Yein tidak menjawab. Ia hanya meremas ujung bajunya gelisah.

"Bukankah oppa sudah bilang berkali-kali? Kalau agensimu yang ingin kita putus, oppa tidak akan mau!"

"Tapi, oppa, itu jalan yang terbaik!"

"Terbaik dari mananya, hah!?" bentak Jungkook tak sabar. Cengkraman tangannya di bahu Yein semakin menguat.

"Oppa tahu betul posisi kita saat ini, kita sama-sama seorang idol oppa! Kita tak boleh terlihat bersama, oppa tahu akibatnya kalau kita ketahuan berkencan!"

"Selama tidak ketahuan, kita baik-baik saja, Yein."

"Sampai kapan oppa? Sampai kapan kita harus begini?"

Kali ini Jungkook terdiam. Cengkraman di bahu gadisnya mengendur. Dia tak tahu harus menjawab apa. Pertanyaan yang diajukan Yein, sama dengan pertanyaan yang selalu ia ajukan pada dirinya sendiri selama ini, dan sayangnya, dia pun belum menemukan jawaban atas pertanyaan itu.

"Aku lelah oppa seperti ini terus. Ada kalanya, aku ingin jadi orang biasa saja, yang bisa berkencan dengan siapa saja dan di mana saja dengan bebas. Tidak seperti ini."

"Kalau Yein tidak menjadi seorang idol, belum tentu Yein akan bertemu dengan oppa."

Yein mengangguk kencang. Membuat air mata yang menggenang di pelupuk matanya menetes di pipinya.

"Lagipula, aku merasa tidak pantas bersanding dengan oppa. Kalau diibaratkan, oppa itu bintang paling terang yang bersinar di langit, sedangkan Yein hanyalah bintang kecil yang dengan tidak tahu malunya bersanding dengan bintang paling terang itu. Aku benar-benar tidak pantas untuk oppa."

"Kau lebih dari pantas untukku! Aku menyayangimu, dan kau juga sama. Itu sudah lebih dari cukup sebagai alasan agar kita tetap bersama."

"Tapi fans oppa tidak suka padaku! Mereka tidak akan suka aku bersanding dengan oppa! Oppa tidak lupa kan artikel bulan November kemarin? Oppa juga tahu kan, reaksi orang-orang? Semua orang menghujat Yein, oppa! Semua orang menganggap berita itu berlebihan dan menilai kalau Yein membuat media play dengan memakai nama oppa! Oppa tahu betapa terlukanya aku saat itu!"

"Coba bayangkan, oppa, bagaimana kalau orang tahu kita berkencan? Mungkin itu tak terlalu masalah untuk oppa, oppa punya banyak penggemar yang akan selalu setia  mendukung oppa. Tapi, bagaimana denganku? Semua orang akan menghujatku, oppa! Tak hanya aku, tapi juga dengan grupku! Lovelyz akan kena imbasnya! Oppa tahu betul bagaimana aku dan eonnideul berjuang keras untuk bisa bertahan di industri ini. Kami memulai semuanya dari bawah. Kami berjuang bersama sampai saat ini. Perjalanan kita masih panjang. Aku tak mau semuanya berakhir sia-sia karena kesalahanku."

"Jadi kau anggap hubungan kita ini sebuah kesalahan?" tanya Jungkook kecewa.

"Bukan begitu, tapi, hubungan kita berada pada waktu yang kurang tepat. Setidaknya, biarkan aku mencapai apa yang aku cita-citakan. Biarkan aku menjadi seseorang yang layak untuk bisa bersanding dengan oppa. Jika waktunya tiba, aku akan kembali padamu. Tapi, jika saat itu tiba, dan oppa sudah menemukan penggantiku, maka aku akan berbahagia untuk oppa. Selamat tinggal oppa, jaga dirimu baik-baik!"

Jungkook membisu. Ia tak mampu berucap. Bahkan ia tak bisa menahan gadisnya yang telah melangkah pergi meninggalkannya.

Hatinya rapuh. Sekali lagi hatinya terluka. Ia telah mendapatkan segalanya, ketenaran, kekayaan dan penggemar yang selalu setia bersamanya. Tapi dia harus kehilangan permata hatinya. Jeong Yein, matahari dalam hati Jeon Jungkook, telah tenggelam. Gadis itu telah pergi, meninggalkan dirinya dalam kesedihan.

Karena ada suatu saat, ketika kita mendapatkan sesuatu, kita juga harus kehilangan yang lainnya.

- END -

Alwayz [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang