Papaaaaaa

633 19 5
                                    

^^
Shifa's POV
--------------------------------------------

Shifa, yap itu nama gue. Gue pindah ke
Jakarta karna Ortu. Kata papa gue dipindahin ke Jakarta, supaya deket sama tempat kerja mereka, padahal sih menurut gue sama aja, karena mereka jarang berada di Jakarta melainkan berangkat kesana kemari untuk mengerjakan bisnisnya. Dan sekarang, di hari pertama gue masuk sekolah (baru), ortu gue gaada yang nemenin. Mereka sibuk dengan urusan bisnis masing-masing, mereka pikir gue bisa bahagia hanya dengan UANG dan jawabannya adalah tidak!

Gue punya satu kakak cewek, Zhorifany Khoirunnisa namanya, gue sangat sangat ga nyangka sama kakak gue, waktu dia tega ninggalin gue di Indonesia untuk Kuliah di London. Walaupun begitu sebenarnya gue merasa beruntung banget, masih punya 1 kakak yang sayang dan peduli banget sama gue. Iya dia jauh, tapi dia selalu luangkan waktu cuma untuk hubungin gue walaupun selalu tengah malam, yaiyalah berhubung di London pagi di Indonesia malam..

*****

Tok..Tok..Tok

"Shifa.. bangun fa, hari ini pertama sekolah kan? Mau mbak minah buatkan apa untuk sarapan? ayo bangun Shifa." Teriak mbak minah dari balik pintu.

Mbak minah itu pembantu gue dari gue SMP, gue lebih suka manggil pembantu gue dengan sebutan Mbak. Karena mau bagaimanapun juga, mereka lebih tua daripada gue. Mbak minah manggil gue pake nama gue doang, itu gue juga yg nyuruh, gue paling ga suka dipanggil dengan sebutan non atau apalah itu. Dan satu hal, gue bersyukur banget masih ada mbak Minah yang bisa ngurangin rasa kesepian gue dirumah.

"Iya mbak, Shifa bangun, mau roti bakar nutella sama susu hangat ya mbak. Makasih banyak mbak."

Dengan cepat gue bangun dan bergegas mandi. untung mbak bilang kalau hari ini hari pertama gue sekolah, andaikan mbak ga bilang, gue pasti udah tidur kebablasan sampe siang.

Shifa alias gue, suka banget sama seragam SMA Moon High School ini. Baju berwarna putih dengan corak hitam abstrak, dipadu dengan bawahan rok berwarna abu-abu, sangat nyaman dilihat maupun di pakai.

"Udah siap, Bismillah semoga lancar ya fa sekolahnya." Kataku sambil berkaca di depan cermin.

Gue segera mengambil tas dan turun ke bawah untuk sarapan bersama mbak Minah.

"Mbak Minaaahhhhh, Shifa cantik gak?" Tanyaku dengan nada ceria

"Subhanallah cantik banget, mbak doain sekolahnya lancar. Jangan nakal loh fa." Celoteh mbak Minah sambil tertawa kecil.

"Siap laksanakan!" Jawabku sambil memberi hormat seolah seolah mendapat perintah dari bos.

06.20
"Assalamu'alaikum mbak, Shifa berangkat dulu" kataku

"Wa'alaikumsalam Shifa, hati-hati dijalan."
Jawab mbak Minah

Gue pergi dari rumah diantar pak Ferdi, supir pribadi gue. 15 menit perjalanan dari rumah, dan sekarang udah nyampe di sekolah. Baru masuk satu langkah di depan gerbang semua sorot mata tertuju ke gue, dan salah satu hal yang gue paling ga suka, yaitu di liatin kayak gini karna gue pasti salting.

Dug

"Aw..Shifaaaaaaa lo knp sih salting gini!!!" Batin gue dalam hati karena nabrak tiang listrik di dekat pos satpam. Sakit sih iya, tapi rasa malu menutupi rasa sakit yang gue rasa. Gue pun bergegas menuju kantor guru.

Tok..Tok..Tok

"Permisi, pak saya Shifa pinda.." belum sempat menyelesaikan kata kata guru itu langsung memotongnya.

"Shifa, Aszhifa Salsabiyla kan? Anak nya bapak Anhar?" Tanyanya

"Iya pak itu nama papa saya."

"Wah bagus kalau begitu, sabar ya nak, bapak cari data kelas mana yang akan kamu masuk." Bilangnya dengan semangat

"Iya pak"

5 menit berlalu
"Kamu masuk di kelas X-A ya nak, bapak akan temani kamu ke kelasmu"

Gue pun mengangguk dan menurutinya. Gue dapet temen namanya Rizayka Shania, dan bahkan gue nabrak cowok terhits di sekolah ini (katanya).

01.40
Teet..Teet..Teet

"Shania, rumah lo dimana? Kalo searah ama rumah gue, lo ikut gue aja. Mau gak?" Tawarku

"Mauuuu, rumah gue ke arah Glitter Cafe." jawabnya

"Kita searah, ayo."

Gue pun berjalan menuju mobil, Shania pergi membeli minuman di depan gerbang sekolah, pak Ferdi selalu menjemput tepat waktu sesuai waktu yang gue minta. Saat membuka pintu mobil tiba tiba..

"Shifa tunggu!" Seorang laki laki tinggi, berkulit putih dengan wajah yang penuh keringat itu berlari ke arah gue.

"Ini punya lo kan? gue temuin tadi di lorong samping kelas XII-A." Tanyanya sambil menunjukkan gelang bertuliskan nama gue.

"Iya itu punya gue. Pantesan jatuh, talinya putus, btw makasih banyak ya Zidan." Ucapku

"Iya Shifa santai aja kali, kalo lo mau perbaiki, lo bisa pergi ke toko gelang di Jl.Crown, tali gelang lo bisa diganti disitu."

"Iya Zid makasih banyak, kalo gaada lo gue pasti uda frustasi nyariin gelang ini, soalnya ini dari kakak gue."

"ZIDANNNNNNNN" suara teriakan yang sangat khas itu datang dari kejauhan, Shania berlari menuju ke arah gue dan Zidan.

"Shifa gue cabut dulu ya, bye fa." Zidan dengan cepat pergi meninggalkanku, Shania datang dengan wajah cemberut, dan bibir maju seperti donald duck.

"Yahhhh pergi deh." Kata Shania dengan nada badmood

"Hahahaha makanya jadi cewek harus kontrol suara, jangan dilepasin gitu aja kayak kaleng rombeng." Tawaku untuknya

"Udah ah ayo buruan naik." Ajakku
Kami pun pergi meninggalkan sekolah.

**

"Assalamu'alaikum, Shifa pulang. Mbak? Mbak Minah????"

"Wa'alaikumsalam sayang." Suara berat seorang laki laki terdengar dari arah belakang.

"PAPAAAA." Gue pun berlari ke arah papa, dan langsung memeluk tubuh laki laki yang paling gue sayang itu.

"Kapan papa pulang? Papa berapa lama di rumah? Papa sama mama? atau Papa pulang sendirian?" Tanya ku tanpa henti.

"Hahaha.. nanya nya pelan-pelan atuh neng, papa cuma 2 hari dirumah karena papa harus berangkat ke singapur, ada acara reuni dengan teman-teman papa disana. Kalo soal mama, mama ga ikut pulang Shifa, soalnya urusan mama di Bogor belum selesai jadi papa pulang sendirian."

Wajahku yang awalnya sangat sumringah, menjadi agak sedikit kecewa karena mama belum bisa pulang sampai saat ini.

"Iyaudah gapapa, yang penting Shifa sama-sama papa sekarang." Ujarku senang

"Siplah anak papa, ganti baju gih. Papa mau ajak kamu makan malam diluar." Kata papa

"Siaapppp bosssss." Gue pun segera menurutinya

*****
Thank u readers :*
Commen & vote nya jgn lupaaa :)

Hijab In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang