^^
"ASZHIFA SALSABIYLA TERNYATA LU KEBO BANGET YAAAA, BANGUNNNN!! MAU SEKOLAH JAM BERAPA LO???"
Teriak Shania tepat berada di telinga Shifa yang membuat telinganya mendengung beberapa menit."Gila lu ya shan, bisa bisa tuli ni telinga gue." Shifa melempar bantal ke arah Shania yang sudah rapi dengan baju sekolahnya.
"Hehehe abis lo kebo sih. Udah mandi sana cepetannnn!" Kali ini Shania menggunakan nada datar.
Setelah 15 menit menyiapkan diri, Shifa dan Shania turun dari kamar untuk sarapan.
"Pagi mbak, tadi malam mbak Minah pulang jam berapa?" Tanya shifa
"Pagi juga Shifa cantik, mbak pulang jam 2 malam Shifa. Wah siapa ini? Cantik banget atuh, temen baru Shifa ya?" Tanya mbak minah
"Hehe makasih mbak, iya saya teman baru Shifa, nama saya Shania mbak." Jawab shania dengan sopan.
"Lo bisa sopan juga ya shan, kirain engga." Tawa Shifa meledak untuk Shania. Shania memukul perlahan lengan Shifa, kemudian mereka sarapan.
"Pak Ferdi??? pak? bapak dimana????" teriak Shifa mencari pak Ferdi. Tak lama ponsel Shifa berbunyi.
From : Pak Ferdi
Assalamu'alaikum, Shifa, maaf bapak tidak bisa antar kamu hari ini. Anak bapak Santi masuk rumah sakit. Maafin bapak ya Shifa.
Shifa terkejut membacanya, ia langsung menjawab pesan dari pak Ferdi.
To : Pak Ferdi
Wa'alaikumsalam pak, iya pak gapapa, Shifa masih bisa naik bus kok, kesehatan anak bapak yang nomor 1. Semoga Santi lekas sembuh ya pak.
"Shan, supir gue gabisa nganter, ada mobil gue sih, tapi gue masih takut bawanya. Lo bisa nyetir mobil ga?" Tanya Shifa
"Yah gue juga gabisa lagi, naik bus aja yuk, buruan mumpung telat."
Shifa mengangguk menurutinya, mereka bergegas mencari bus. Saat sedang menunggu bus datang, tiba tiba mobil berwarna hitam mengkilat dipadu dengan warna navy berhenti tepat di depan kami berdua.
"Woi nenek lampir! Bengong aja lu pada, ayo buruan naik, udah mau ditutup nih gerbang sekolah!" Sahut cowok dari dalam mobil itu.
"Lo penyelamat bener dooo, ga sia sia gue milih lo jadi ketua kelas hehehe." Jawab Shania dengan semangat
"Biasa aja kali, eh anak baru, Shafa ayo buruan naik! Oh iya, salam kenal ya kita kan belum sempat kenalan." Ajak aldo ke Shifa
"Iya salam kenal juga, btw nama gue Shifa bukan Shafa." Shifa tertawa kecil
"Oo iye maap ye, gue ga tau soalnya hehe." Aldo tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. Aldo segera menancap gas pergi meninggalkan halte bus tersebut.
Mau pagi, siang, sore, atau malam Jakarta ga pernah bebas dari yang namanya MACET. Dan sekarang Shifa, Shania, dan Aldo terjebak dalam hal itu. Tapi, perjuangan mereka untuk sampai di sekolah ga siasia. Mereka sampai di sekolah tepat saat pintu gerbang sudah setengah tertutup.
"Hufft, makasih ya do, kalo ga ada lo tadi, mungkin kita udah berdiri di depan gerbang sekolah, sambil ngemis-ngemis minta masuk sama pak satpam." Jelas Shania.
"Iya do, makasih banget ya." Sambung Shifa.
"Iya sama-sama nenek lampir, sama-sama juga fa, udah yuk buruan ke kelas. Pelajaran pertama matematika loh, ga mau kan kalian jadi item gara-gara disuruh lari muter lapangan?" Aldo mengingatkan kami tentang jam pelajaran pertama yaitu matematika. Shifa dan Shania segera lari terbirit birit, mereka takut jika guru killer itu sudah berada di kelas sebelum mereka, pasti mereka akan mendapat hukuman lari memutar lapangan 20 kali, Buset dah. Aldo hanya bisa tertawa melihat tingkah laku kedua cewek cantik itu, terutama Shania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab In Love
Novela Juvenil[On Process] Perempuan cantik dengan hijab, dan wajah yang manis, serta penampilan yang gak pernah kalah dengan style jaman sekarang itu sangat di gemari oleh banyak orang. Persahabatan, cinta, bahkan hubungan keluarga Aszhifa tidak berjalan lancar...