Layunya sebuah bunga mawar
Sepotong surat tersimpan rapi dalam amplop. Tak pernah terkirim. Bersanding dengan mawar yang berwarna merah menawan. Kian hari bunga indah itu layu. Siraman tak lagi membasahinya. Tak menaungi selama belasan tahun.
Bunga mawar yang tadinya menawan. Mendambakan siraman segar. Layu sudah. Sekarat. Terakhir. Kini bunga itu telah mati. Rasa dan pengharapannya. Kehidupannya telah berpindah.
Berpindah pada jalan lain. Yang dirasa membebaskannya dari semua pilihan sang siraman. Kemanakah bunga mawar itu berpindah? Jadi apakah ia? Tetap menjadi bunga mawar, bunga lain, atau bukan bunga lagi?
Mawar merah telah pergi dari jalan kedataran yang telah sepi, panas, dan penuh kehampaan. Kematian 'rasa' mawar itu merupakan akhir segala tali suara. Bunga itu telah Mati.
-----------
NB:
Tak perlu dimengerti, asalkan kalian membaca. Merasakan sesuatu di dalam larik ketikanku. Meski tanpa tahu artinya 😊Selasa, 22-08-2017
Mojokerto 20:26
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Jiwaku
PoetryAntologi Cerpen Potongan Benang telah terbit. Silakan WA ke 0856-0405-4255 untuk pemesanan. Hadir dengan 52 bab di mana 23 bagian diambil dari kisah di sini, 5 slot dari Bait Jiwaku dan tambahan cerita baru lainnya. Kelanjutan dari "Sajak Kehidupan"...