Patah Hati Terbesar
Kaulah cinta pertamaku
Yang paling kuhormati
Kaulah yang utama bagiku
Yang paling kusayangiPerahu kertas kuletakkan
Di atas permukaan air
Yang dengan tenang menggenang
Di hadapan kita berdua iniBeribu bait jiwa tertulis
Berjalan menghampiri
Bersama senyuman lebar
Dan penuh pengharapanPerahu kertas telah sampai
Hadir tepat di depanmu kini
Namun senyumku langsung hilang
Dikala genggamanmu menenggelamkannyaKau menekannya
Kau menghilangkannya dari permukaan
Kau langsung berlalu pergi
Tanpa meninggalkan sepatah baitRemuk sudah
Hancur sudah
Hilang sudah
Mati sudahWaktu terus berjalan
Diri ini masih terduduk
Menatap nanar dan kosong
Pada perahu kertas yang telah tenggelamMenyisakan kekecewaan
Menyisakan kesedihan
Menyisakan kemarahan
Hingga tak tersisa bagian perahu kertasTibalah saat kau kembali
Tanpa pemberitahuan
Padahal jelas kau pergi
Tanpa memberi alasanSisa-sisa itu masih ada
Namun tak sekuat awal
Semua sudah mati perlahan
Dalam gerusan waktunyaTak ada lagi rasa
Tak ada lagi harapan
Tak ada lagi keinginan
Tak ada lagi kerinduanSemua tinggal kenangan
Hanya ada pembelajar
Bekas-bekas rasa yang ada
Di dalam benak jiwaSemua sudah mati
Dalam patah lama
Yang tak bisa pulih kembali
Walau telah semaksimal mungkin diobatiAhad 19:13
Mojokerto, 05/11/17
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Jiwaku
PoetryAntologi Cerpen Potongan Benang telah terbit. Silakan WA ke 0856-0405-4255 untuk pemesanan. Hadir dengan 52 bab di mana 23 bagian diambil dari kisah di sini, 5 slot dari Bait Jiwaku dan tambahan cerita baru lainnya. Kelanjutan dari "Sajak Kehidupan"...