Puisi 25

1.1K 16 1
                                    

Rintik Senja Dikerinduan

Fajar menjelang tak ada bulan
Petang menjelang tak ada matahari
Awan menyatu bersama langit
Dalam dingin yang menusuk

Berbagai retorika terlukis
Dikesejukan menyakitkan
Saat itulah angkasa raya
Menumpahkan tangisannya

Memejam mata dengan eksklusif
Menikmati tiap-tiap percikan
Dengan petrikor indah dan mendamaikan
Menjalar ke seluruh tubuh lemah ini

Setiap tetes yang turun
Terangkatlah ribuan doa
Kabut tebal pun datang
Disaat itulah kau pergi

Meninggalkan jejak-jejak
Setelah hujan bertamu
Yang disusul pelangi cantik
Menginterval jiwa terbesar kita

Dikala bulan dan matahari tak nampak
Kau pergi tanpa seucap bait perpisahan
Melangkah meninggalkan diri ini
Yang menikmati bulir keberkahan sendiri
Di bawah kolong langit

Dikala kedua sinar malam dan siang tak nampak,
Akankah bayanganmu terlihat di dalam kabut?
Kembalikah engkau padaku dengan sekeping jiwa yang baru?

Sepenuh jiwa aku sangat merindukan hujan seperti merindukanmu
Menginginkan hujan memutar balikkan keadaan
Di saat sebelum kau pergi ketika rintik jatuh

Waktu pagi hari

Mojokerto, 18 Oktober 2017
Didedikasikan untuk hujan dan dia

Bait JiwakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang