1 Januari 2016
Surat mutasiku datang kemarin, tepat pada malam tahun baru. Menurut rencana, aku akan dimutasi ke Batam. Perusahaan tempat aku bekerja—Muse Multimedia, memang sudah menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan animasi yang berbasis di Singapura.
Jadi, karena itu mereka—para direktur, membuka cabang baru di Batam dan memutasi beberapa karyawan senior termasuk aku, ke sana. Dan aku pikir itu merupakan hal yang bagus. Aku dan anak-anak jadi benar-benar memiliki kesempatan untuk memulai kehidupan baru. Tapi Ibu dan Mama Muzun, di satu sisi merasa berat kalau harus berpisah dengan cucu-cucu kesayangannya.
"Nak, Ibu ini sudah tua. Ibu gak mau apa-apa lagi selain main sama cucu. Udah, gak ada yang lebih Ibu pingin lagi selain itu!" Ibu berujar sambil marah-marah.
Sementara Mama Muzun bilang, "Kamu ini apa-apaan? Kamu tega misahin Mama dari anak-anak Sheila? Terus kamu pikir kamu bisa, gitu ngurus mereka tanpa bantuan Mama? Ingat ya Har, mau bagaimana pun anak-anak masih butuh perhatian perempuan dewasa. Perempuan yang bisa masak masakan sehat buat mereka, ngerawat mereka kalau lagi sakit, ngawasin mereka kalau lagi main, kamu ini ngerti enggak sih?"
Ya ampun, aku cuma menginginkan lingkungan baru supaya aku dan anak-anak bisa semakin terbiasa tanpa kehadiran Sheila!
Jujur, selama tujuh bulan ini benar-benar berat untukku. Hampir setiap malam aku masih mendengar Iing menangisi bundanya. Basil juga terasa semakin jauh dariku. Kalau aku membiarkan keadaan tetap seperti ini terus, aku mungkin bisa gila!
Pergi ke Batam tampaknya merupakan satu-satunya cara untuk membuat situasi membaik lagi. Jadi, dengan ini aku membulatkan tekadku untuk pergi. Lagi pula, Batam terdengar menjanjikan. Banyak tempat wisata di sana. Bahkan, aku sudah berencana akan membawa anak-anak menyeberang ke Singapura. Mereka pasti akan menyukainya, dan ini akan menyenangkan!
Aku benar-benar menaruh harapan besar di sini. Karena itu aku mulai menulis lagi. Dan juga, berhubung ini juga bertepatan dengan momen pergantian tahun, aku harap Tuhan akan menngindahkan harapanku ini...
Bersulang untuk tahun baru yang lebih baik!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Hardy [PUBLISHED IN A BOOK] ✅
General Fiction√ COMPLETED STORY You know I'm perfectly imperfect... And I just can promise you no promises. But please don't be afraid to give me the honour to take you as the bone of my bone.. because honestly, everything I desire in a wife is in you. -Mr. Ahmad...