Perasaan aneh

85 34 7
                                    

Kau bilang kau mengingat semuanya.
Tapi ternyata kau melupakan semuanya, dan aku yang bodoh masih terus mengingatnya.

""*""

Cit...cit....cit

Kicauan burung membangunkan Vena yang pasti masih menggeliat dikasur kesayangannya. Alarm yang berdering tak dihiraukannya.. Pagi ini dia berjanji akan jogging ditaman bareng kakaknya.

"Venaaa." Suara teriakan bersenandung yang diiringi gedoran pintu kamar..

Dok dok dok

"Emmmmm." Dengan mata masih tertutup Vena berangsur dari kasurnya dan membukakan pintu.

"Heii kenapa masih saja begini Cepat kamu bangun mandi, Kita akan jogging pagi ini."

"Akhh kak, Gue masih ngantuk banget tau. 5menit lagi dech. Atau besok aja." Vena kembali kekasurnya dan menarik selimut ingin kembali tidur.

"Yakin besok? " Sindi menarik selimut nya. "Besok senin kamu school. Kamu mau bangun lebih pagi dari ini." Sindi menggelitik kaki adiknya dengan sengaja.

"Akhh iya, iya, ha ha ha iya kak, cukup, iya gue bangun ni."

"Ya udh kak tunggu di bawah ya.."

"Iya kak." Jawab Vena malas, sambil bangkit kekamar mandi.

Setelah selesai Vena pun turun melalui anak tangga dengan malasnya. Sambil mata masih sedikit terpejam.

"Yuk Kris kita berangkat." Ajak Sindi, ketika melihat adiknya sudah turun.

"Loe, ngapain disini?" Tanya Vena ketus, saat melihat cowok yang paling ingin dia hindari saat ini. Dan cowok itu hanya diam, tak melirik sedikitpun.

"Apa'an si Ven, gak sopan tau." Sindi menyela.

"Ohh kamu belum kenal dia ya Ven? Dia adik tiri saya," Kata Kris sontak membuat Vena terbelalak, yang artinya Vena dan Dion akan menjadi iparan.

"Dion." Dion mengulurkan tangan tak menghiraukan tatapan Vena, yang tak percaya.

"Ven..." Panggil Sindi.

"Ven." Lagi-lagi suara Sindi tak terdengar, ia masih asyik melamun tak mengerti.

"Vena," kali ini dengan tepukan dibahunya. "Lu masih ngantuk ya."

"Akhh iya kak. Apa.?" Jawab Vena sedikit gugup.

"Dionn, Adik tiri Kris," Sindi mengulangi kata Kris, dan dibalas hanya dengan anggukan Vena sambil menyambut tangan Dion.

"Vena ,." Dengan senyuman hambar, gak akan perna menyangka Klu ternyata adik tiri kak Kris itu Dion.

"Oke cus... " Ucapan Kris menyadarkan lamunan Vena yang masih setengah sadar, dan mereka pun berangkat..

Mobil melaju kencang,. Hari minggu yang cerah tapi tidak untuk hati Vena yang berkecamuk beribu kata, sementara Dion hanya asyik dengan ponsel nya, tanpa sekalipun bicara selama perjalanan.

.
.
.

"Pagi hari yang indah ya Kris, kamu sering jogging disini ya,." Tanya Sindi ketika sampai ditempat tujuan..

"Iya dong.. Keren kan, ya udah yok kita jogging.."

" siipp..."

"Ehh kak Sindi, kak Kris, aku kearah sana aja dech, Biar kalian bisa berduaan Bye bye."

"Hati-hati ya adik kak sayang. Nanti kita berkumpul disini."

"Oke kak.."  Vena pergi dan berlalu tanpa melihat siapa yang mengikutinya.

Aku TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang