Karma

45 4 0
                                    


Vote dulu ya sebelum baca..
Happy reading..

Kini akhirnya kau merasakan
Apa yang dulu aku rasakan
Haruskah aku senang?

€€€€€

Aku terus melirik ke Dion yang sejak tadi sarapan nya hanya dibolak balik tanpa masuk sesuappun kemulutnya.

"Dion? Kenapa dengan sarapannya? Dari tadi kamu gak memakannya?" Tanya Kak Kris yang sudah ada dirumah sejak kemarin.

"Ah, Kak Kris terima kasih telah bertanya untukku." batinku yang saat itu ingin bertanya.

"Tidak ada, gue udah selesai." Dion bangkit dan pergi berlalu.

"Vena apa kau bertengkar dengannya?" tanya Kak Sindi.

"Sama pacarnya mungkin." jawabku asal.

"Baik-baiklah sama dia Ven, dia sedikit kesepian." Kak Kris mengatakan sambil berdiri keluar meja makan.

"Sudah mau berangkat Sayang?" tanya Kak Sindi membetulkan dasinya.

"Ia, aku berangkat dulu sayang." ia mengecup kening Kak Sindi mesra.

"Kamu yakin dia gak lagi bertengkar sama kamu?" tanya Kak Sindi curiga.

"Kakak gak percaya sama adik Kakak yang imut ini."

"Iya Kakak percaya, nih bawa keatas kasih sama Dion, entar dia sakit klo gak sarapan." Kak Sindi menyodorkan nampan padaku.

"Kenapa aku Kak, aku mau ngurus berkas buat ujian percobaan di Universitas Seni budaya. Aku sibuk." tolakku sambil bersungut.

"Kamar kamu dimana?"

"Diataslah masak dibawah."

"Sekaliankan kamar Dion di samping kamarmu, kamu lupa?"

"Uhh iya." aku merebut nampan dan pergi naik keatas.

Tok... Tok...

"Dion.. Dion.. Buka pintunya." aku berteriak kesal didepan kamarnya. Kulirik gagang pintu sedikit terbuka "ah gak dikunci." batinku.

Aku perlahan masuk kulihat sekeliling kamar Dion begitu berantakan apa yang ia lakukan sampai kamarnya seperti ini.

"Dion lo dimana? kenapa kamar lo kayak pasar pagi gini. udah dua hari sejak lo marah-marah ditelpon apa yang terjadi?" aku bertanya namun tak ada jawaban, aku terus berjalan kearah ruang TV dikamarnya. Kulihat ia menyalakan TV tanpa melihatnya.

"Dion.." panggiku mendekat.

"KELUAR..!" bentaknya dengan suara lantang yang membuat aku terkejut. Mungkin klo aku yang dulu akan menangis tapi sekarang aku gak akan gitu.

"He! " aku menarik tubuhnya duduk dari sofa, matanya sembab ia menangis? "Apa yang terjadi? Kenapa lo kayak mayat hidup?"

"Bukan urusan lo! Pergi dari kamar gue!" bentaknya lagi.

"Sialan lo, gue berusaha buat baik tapi lo malah kayak gini. Diluar sana masih banyak cewek selain Sera, hanya karna diputusin satu cewek lo jadi selembek ini. kemana Dion yang tega nyakiti cewek cupu dulu!" gue kesel liat dia yang urung-uringan gak jelas kayak gini. Dia menatap gue dengan tajam sambil bilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang