Maaf

94 34 8
                                    

Aku gak kuat,..

Menahan semua beban rindu ini,..

Dimana dia, dia yang pernah hadir

Dalam hatiku...

____________

.
.
.
.

Kantin.

"Emmm masih pagi gini siapa yang dateng coba, males banget ke kelas gak ada siapa-siapa juga, lagian kak Sindi bangunkan gue cepet banget, pake ngancem gak kasih uang jajan lagi. Akhh... Berakhir disini kan.!! Kantin juga sepi, Bias juga belom bangun, Raras apa lagi. Masih ada setengah jam lagi masuk.

Tap

Tap

Tap

Terdengar langka sepatu mendekati Vena yang masih posisi kepala dimeja hampir seperti mau tidur,. Seseorang menutup mata nya.

"Ehh... Siapa si Bias ya?" emmmm kenapa tangannya asing ya, klo bias pasti ngagetin gue bukan kek gini. "eh Gak mungkin Riko kan?"

"Kenapa gak mungkin." melepas tangan dan duduk disamping Vena.

"Ehhhh apa yang lu lakuin pagi-pagu gini."

"Emm gue memang datang pagi-pagi kok, terus gak sengaja liat lu sendirian disini dan gue samperin dech,."

"ohh iya ya"

"Kemaren sampek dengan selamat kan?

"Gak lucu pertanyaan lu. Jelas-jelas lu liat gue sekarang disini, pake nanya lagi!"

"Gak usa jutek donk, kita kan udah temenan. Terus lu gak lupa kan, masih punya utang buat traktir gue sampek bosen!"

"Iya iya gue paham."

"Eh btw Lu tumben dateng pagi-pagi?"

"akhh Kakak gue dirumah, klo gue gak berangkat cepat, bisa-bisa uang jajan gue dipotong,.

"Akh iya ya lupa, Klo jajan lu dipotong gue juga rugi kan."

"He he he "

"Vena." panggil nya.

"Emm..."

"Vena.." Kedua kalinya.

"Emm," masih sabar.

"Vena,. Vena Vena Vena Vena Adilla." panggil nya sambil mengusap kepala Vena, yang membuat Vena Nervous.

"Lu kenapa si! Kesurupan? Atau apa?"

"Gue cuma seneng aja ngeliat lu,. Gak tau kenapa?"

"Aneh lu,."

"Ven, sebenernya lu pinter kan?" tanya nya menyelidik.

"Hah.. kenapa lu bilang gitu?"

"Iya, karna gue pikir jawaban lu kemaren lumayan bagi orang yang lambat!"

"Berisik lu,,"

"Vena... Venaa.. Teriakan seseorang membuat Vena dan Riko mengalih kan pandangan ke asal suara itu,.

"Ha hu ha hu atur nafas dulu, parah banget lu ya bilang lu terkunci, gak tau nya lu disini,." suara cetar Raras membuat Vena tertawa terbahak.

"Iya iya sory, habisnya gue tadi sendirian,. Lu lama banget tau gak. Akh, apa'an si, tiba-tiba meluk gue, He Bias."

"Biarin,. Gue khawatir tau gak, kalau bener ada yang ngunciin lu dan gue gak cepat datang entar lu keburu di itu lagi.."

"Awwww.. " Teriak Bias saat kepalanya kena pukul buku tebal milik Riko, sontak Bias terkejut dan melepas pelukannya." sakit, Vena jahat banget si, bahkan gue sampek gak mandi saat nerima telpon dari Raras ni, lu mala enak-enakan berdua sama cupu ini."

Aku TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang