Alasan

68 18 5
                                    

Gue berharap waktu berhenti, ketika kita masih bersama.

*
*
*

Gue berjalan lemah kearah kelas, sekolah terlihat sepi jelas aja sepi, gue diintrogasi hampir 2 jam, apa-apa'an coba dimana Dion mendapat wanita seperti dia.


2jam yang lalu dikelas kosong.

Dia mulai membuka masker yang ia kenakan, gue terkejut ternyata wajah dibalik masker itu.

"Sera.." pacar Dion.

"Iya ini gue, apa kabar mantan Dion?"

"Apa?" tanya gue melongok. Tau dari mana ni anak, zaman now memang canggih ya.

"Gak usa terkejut, gue tau semuanya loh, tanpa Dion bicara pun, emmm to the point aja ya, lu bisa gak berhenti deket sama Bias".

"Maksud lu apa ha!"

"Gak usa bego!" tangannya mendorong jidat gue.

"Bias?" tanya gue tak percaya , kenapa mala Bias. Gue gak budeg kan!.

"Tentu saja." jawabnya mantap.

"Gak salah denger gue, Bias, Dia, ya ampun Sera kenapa dia? dan lu gak perlu giniin gue la, Bias itu temen gue loh. Gue gak ada perasaan apapun."

"Gak usa ngeles lo.! Lalu tapi pagi di kantin apa! Dia datang memeluk lo. Dan lo malah bentak dia karna si Riko. Gue yang ngeliat itu pengen nabok tau gak!" Sera marah-marah panjang lebar dan gue hanya dengerin aja.

"Lu suka sama Bias ya?" gue tersenyum melihat nya sumpah gak sangka Klo dia lakuin ini hanya buat gue ngejahui Bias.

"Ahhh eng..gak itu." jawabnya gugup.

"He Sera lu udah punya Dion kan, kenapa lu masih belum puas? Bukannya Dion mencintaimu?, apa lagi yang kurang. Punya seseorang yang sangat mencintaimu itu anugerah. Jangan lo sia-siain demi orang yang lo suka."

"Itu akan menjadi urusan gue bukan lo, tugas lo cuma jauhi dia dan turuti perintah gue itu aja." ancam Sera sambil menarik kerah baju Vena.

"Hei lu bisa suka sama Bias dari mananya si, playboy kayak dia, jelek gak guna, apa yang lu suka?" tanya gue gak percaya.

"Gue bilang itu akan jadi urusan gue kan, sebelum lu setuju, gue gak bakal lepasin tali nya apa lu ngerti?"

"Ya ya terserah padamu saja. Yang jelas Bias sahabat gue, gue gak mungkin jauhi dia kan."

"Dari pada lo nyakiti dia!"

"Nyakitin?" tanya gue heran, sejak kapan gue nyakiti Bias.

"Memang susah ngomong sama lo. Gini aja ya, Klo lo gak mau jauhi Bias, berarti lo harus bantuin gue deket sama dia, ngerti lo!"

"Basi lo, lo mau nyakitin Dion! Jangan bawa gue kedalam masalah yang lo buat!" tiba-tiba emosi gue naik.

"Dion itu cuma pacar selingan gue, gue pacaran sama dia juga karna dia populer disekolah gue."

"Cih, hanya karna dia sekarang gak populer lagi lo mau buang dia.! Ha! Murahan banget lo jadi cewek_"

Plak..

Sera menampar pipi gue,  dan menarik rambut gue dengan tangannya. gue rasain pegel linu pipi kanan gue, sakit rambut gue, cewek ini memang gila. Kenapa gue harus berurusan sama dia si.

"Kali ini cuma tamparan Ven, besok gue gak tau apa yang akan gue lakuin. Klo lo masih tetep gak dengerin gue. Habis lo ditangan gue." Ancam Sera dan ia berlalu sambil memberi aba-aba menyuruh kedua temannya melepaskan ikatan gue, dan mereka ikut keluar bersama Sera menjauh dariku.

Aku TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang