Authour pov
"APA...." Pekik Veranda dan Shania bersamaan, lalu mereka saling menatap heran satu sama lain
" Kak Ve kenal adik aku..?" Tanya Shania yg masih heran
"Adik...? Bingung Ve
" Iya Nabilah itu adik aku " terang Ve
Apa...! Jadi Shania ini adalah kakak ny Nabilah, berarti.... Melody adalah kakak pertama Nabilah yg sangat benci sama dia, ck... Aku gk nyangka melody Setega itu, Batin Veranda
" Kak.... Kak Ve ....." Teriak Gracia sambil melambaikan tangan ny di depan wajah Veranda
" Eh, iya kenapa gre" tanya Ve yang sepertinya lupa akan tujuan nya datang
" Kak Ve gimana sih, itu.. Nabilah nya gimana, kak Ve malah ngelamun" dengus Gracia sebal
" Oh iya maaf gre, ayo sekarang kita kesana" ucap Ve
Tanpa berkata-kata lagi Gracia lalu segera menarik tangan Ve untuk naik ke lantai dua
" Yuk kita ikuti mereka" ajak Shania pada Naomi
" Loh... perasaan aku deh yg lagi butuh kok... malah kamu yang lebih semangat" ucap Naomi heran
" Ishh... Aku gak lagi semangat Naomi... Kamu dengar sendirikan kalau adik aku pingsan" ucap Shania sedikit menaikkan suaranya
" Oh... Jadi ceritanya kamu khawatir nih hm.... Bukannya dulu kamu gak pernah mikirin dia bahkan kamu selalu ngalihin pembicaraan kalau udah bahas tentang Nabilah" ucap Naomi dengan nada sedikit menyindir
" Udah deh Mi, gk usah bahas itu lagi sekarang mending kita ke atas secepatnya" tanpa memberikan waktu untuk Naomi menjawab, Shania segera menarik tangannya menaiki tangga
UKS
Terlihat Veranda sedang memeriksa kondisi Nabilah
" Kondisi Nabilah sangat lemah, apa disini ada tabung oksigen" tanya Ve kepada anak-anak SA
"Ada,apa Anda juga butuh infus, di ruangan medis semua itu tersedia" ucap Ayana yang memang lebih tau tentang peralatan medis yang ada ruangan itu
" Iya" ucap Ve singkat
" Apa separah itu sampai harus diberikan bantuan pernafasan" sela Shania yg sudah berada di dalam ruang UKS
Melihat Shania disana membuat Veranda tidak bisa terlalu berbicara tentang kondisi Nabilah dengan anak-anak SA, sebenarnya mereka sudah tau mengenai penyakit kanker yang diderita oleh Nabilah karena waktu itu Nabilah jga pernah drop namun tidak separah saat ini, saat itu Veranda memberikan Nabilah suntikan penenang sekaligus obat penghambat sel kanker meskipun Veranda tidak berbicara tentang penyakitnya tapi dasar anak SA, jauh dari dugaan ternyata mereka tau tentang semua obat itu lalu mendesak Ve untuk menceritakan semuanya dan akhirnya Ve menjelaskan nya dengan harapan bahwa setidaknya mereka bisa menjaga Nabilah.
" Ehm... Shania apa kamu gk balik ke kelas kamu..?" Tanya Ve pada Shania
" Aku mau lihat keadaan Nabilah dulu" ucap Shania masih melihat Nabilah
" Dia udah gak papa, kamu tenang aja dan masalah Nabilah disini ada teman-teman nya yang bisa ngejagain dia" jelas Ve lalu melirik ke arah teman-teman Nabilah
Beby yang mengetahui arti tatapan dari Veranda segera menyela
" Iya kak, kita semua bakal jagain Nabilah disini jadi kakak-kakak bisa kembali ke kelas nya" terang Beby
Shania pun mengangguk pasrah, dan saat Shania dan Naomi sudah berada di pintu...
" Ehmm Shan.." ucap Ve pelan namun masih bisa di dengar oleh Shania
" Kenapa kak" tanya Shania
" Saya mau minta tolong, tolong kamu sampaikan kepada melody untuk bertemu saya di Cafe ..."ucap Ve sedikit formal
" Oh...Ok" ucap Shania singkat lalu keluar bersama Naomi
Setelah memastikan Shania dan Naomi benar-benar sudah pergi dari sana ayana segera berlari menutup pintu dan menguncinya
" kenapa kak Ve mau ketemuan sama kakaknya Nabilah, atau jangan-jangan kak Ve mau ngasih tau kondisi Nabilah yang sebenarnya sama dia" tanya Gracia menyeringai
" Duh... Kakak kan tau kalau selain kak Shania... Gak ada lagi saudaranya yang peduli dengan dia,jangankan peduli ngomong aja mereka enggan" tambah Gracia lagi
" Iya iya gre.... Aku tau ... iya aku paham,aku juga pernah janji sama Nabilah gak akan ngasih tau tentang penyakitnya,makanya waktu ada Shania tadi kakak gk bisa terlalu bebas bicara" jelas Veranda
" Oh iya kak,gimana dengan kondisi Nabilah" tanya ayana mewakili teman-teman nya
" Huft...." Veranda membuang nafas berat
" Kondisi Nabilah semakin memburuk dilihat dari semakin lemahnya tubuhnya seperti nya sel kankernya sudah menyebar dan mempengaruhi sistem saraf nya" jelas Veranda
" Dari prediksi ku seperti nya kanker otak yang diderita Nabilah sudah mencapai stadium 3 " sambung nya
"Stadium 3...? pekik semua teman Nabilah bersamaan
" Dan kalau ternyata benar dan Nabilah belum pernah melakukan kemoterapi maka setiap saat dan kapan pun Nabilah akan kumat lagi dan pingsan" jelas Veranda
" Yah kalo pingsan ya pingsan aja" suaranya bukan dari Ve ataupun teman-teman Nabilah
" Nabilah...?" Pekik Veranda,ternyata itu adalah suara Nabilah yang baru saja Sadar dari pingsannya dan sekilas mendengar perkataan Veranda
" Kalian semua gak usah khawatir,aku gak papa kok" ucap Nabilah sambil tersenyum
" Bil apa yang kak Ve bilang itu ada benarnya, kamu harus ngejalanin tahap-tahap itu kalau kamu mau sembuh" terang Beby
" Beb... Aku gk papa serius... Dan kenapa kalian semua disini"
" Bil tadi tuh kamu pingsan"
Kata Sinka yg sedari tadi hanya diam" Oh.... Pingsan toh" ucap Nabilah hanya manggut-manggut
" Hhh..... Ayu ayu... Oh iya kakak permisi dulu yah dan kamu dek ayu" melihat ke arah Nabilah
" Lusa kamu ke RS kakak yah kita harus kontrol keadaan kamu sekalian ada yang mau kakak tunjukkan" kata Veranda pada Nabilah
" Loh kenapa bukan besok aja kak kalau lusa kan Sabtu hari libur aku ada janji dengan Beby" kata Nabilah sambil melirik Beby
" Kalau besok aku ada pasien" ucap Ve berbohong karena sebenarnya dia ingin menemui melody
" Yah gimana dong beb..." Tanya Nabilah pada Beby
" Yah kita pergi ke RS bareng lah... Mau gimana lagi coba" ucap Beby
" Hah...?"
" Nah... Ide bagus kan kalau ada Beby setidaknya ada yang bantuin aku maksa Nabilah" kata Veranda
" Maksa Nabilah...? Maksudnya apa yah" ucap Beby bingung
" Yah dia itu sedikit bawel misalnya kalau suster udah mau ambil darah nya, pas jarumnya udah mau nancep eh... Dia malah nanya katanya kedalaman jarum yang masuk itu berapa yah... Pada akhirnya suster pada bingung kan" jelas Veranda
" Oh.. gitu... Tenang aja kak pokoknya kalau dsana nanti Nabilah bawel biar Beby yg tangani" ucap Beby lalu melirik ke arah Nabilah dengan senyum penuh arti
" Ah... Kalian jahat" Nabilah mulai meronta-ronta kecil layaknya anak kecil
"Hahahaha"