part 16

46 9 0
                                    

Pov nica off
Pov nica brothers on

Saat kami berdua menyusul nica untuk naik ke atas lebih tepatnya kamar kami berdua berada.

Kami mendengar seseorang sedang berbicara mengenai sebuah rencana yang akan dilaksanakan.

Dan yang pasti itu adalah adik kami yang kami sayangi, dia yang selalu terlihat baik-baik saja.

Dia yang selalu tersenyum walau di paksakan, dia yang selalu berusaha tetapi selalu saja banyak rintangan.

Dia yang selalu berusaha untuk melindungi semuanya seakan dia adalah penyebab semua ini padahal semuanya ini belum tentu salahnya.

Dan kami sangat ingin membantu walau tak pernah bisa, kami selalu bingung apa yang terjadi saat ini.

Hingga nica sendiri tak mau terbuka terhadap kami lalu tiba-tiba suara isak tangis mendominasi ruangan tersebut.

Dan saat kami berdua ingin ke kamar kami mendengar dia berkata seperti sebuah janji dan kata terakhirnya sangat membuat hati kami berdua terpojok.

'untuk melindungi keluarganya walau nyawa nya menjadi taruhannya'

Itu sangat membuat kami berdua sakit hati karena tidak bisa melindungi adik kami yang paling kami sayangi.

Karena kami berdua sudah tidak tahan lagi maka kami berdua langsung masuk dan berkata.

"Dek kakak malu jadi kakak yang gak berguna buat kamu dan Kakak malu enggak bisa ngelindungin kamu"

"Seharusnya lo enggak usah terlalu berusaha buat melindunginya gue dan yang lain"

Ucap kami berdua lebih tepatnya seperti lirihan.

"Kak dilo dan kak fabien sejak kapan kalian ada disitu"

Lalu tanpa aba-aba kami berdua langsung memeluk nica.

Kami berdua sudah tak bisa menahan isak tangis akibat beratnya beban yang di pikul oleh orang yang sangat kami sayangi.

Kenapa harus adik kami yang menanggung semuanya kenapa harus dia kenapa tidak orang lain saja.

Satu kata yang bisa mendeskripsikan perasaan kami saat ini yaitu perasaan bersalah akibat kami berdua tidak bisa melindungi adik kami yang paling kami sayangi.

Hanya suara isak tangis yang mendominasi ruangan tersebut, kami masih tak percaya akan hal yang terjadi.

Bahkan rencana yang sempat kami susun sebelumnya serasa belum cukup untuk membantu adik kami.

Kami sangat menyesal, tetapi sepertinya penyesalan tiada akhir ini tidak ada gunanya bila di ratapi saja.

Kami berdua ingin sekali melakukan sesuatu tetapi kenapa kami berdua bingung ingin melakukan apa.

Mungkin yang bisa kami lakukan saat ini adalah hanya sebuah kesabaran dan doa.

Mungkin juga kata sederhana seperti dukungan yang bisa kami berikan.

Tuhan bantu kami, kami sangat menyayanginya tuhan, kami mohon lindungi dia dari mara bahaya amin.

Lalu kami berdua melepaskan pelukan kami dan tertawa bersama, kami berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Dan semoga ini bukan pertemuan terakhir kami dengan adik kesayangan kami satu-satunya.

Andai saja kami tidak menjodohkan nya waktu dulu mungkin nica tidak akan begini.

Mungkin ini lah yang di sebut sebagai nasi sudah menjadi bubur dan kami tidak bisa mengembalikan segalanya seperti semula kembali.

Mungkin juga ini sudah menjadi takdir yang tak bisa di ubah.

I KNOW YOU, BUT YOU DON'T KNOW ME #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang