"Pagi, Cindy.." sapa Tri ramah.
"Pagi.." sahut Cindy sambil tersenyum kemudian menaruh tasnya di atas meja.
"Badan gue rasanya masih pegel-pegel abis jalan kemarin, jadi pengen bolos kelas aja hari ini" Tri memijit pelan tangannya yang pegal.
"Lo mah kebiasaan bolos mulu, tobat Tri.. lo itu udah kelas 3 bentar lagi lulus, masa lo mau ninggalin kesan buruk di sekolah sebelum lo lulus" nasihat Cindy kepada sahabatnya itu.
"Yayaaa yang sekarang udah tobat" ejek Tri dan menyenggol bahu Cindy. "Eh Cin, jam istirahat nanti lo ikt gue ya. Masih ingatkan cowo yang gue ceritain kemarin, yang mau gue kenalin ke lo? Lo ngga lupa kan?"
"Iyaa gue ingat kok. Ingat ya ini yang ter-akhir" jawab Cindy menekankan pada kata terakhirnya. Tri hanya tertawa mendengar ucapan Cindy.
Pelajaran pertama dimulai, semua murid memerhatikan guru yang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas termasuk Cindy. Biologi, salah satu pelajaran favoritnya. Ia bercita-cita ingin menjadi dokter, agar ia dapat menolong banyak orang yang memerlukan bantuannya.
"Ndy, cita-cita lo apaan?"
"Hmm.. cita-cita ya? Gue pengen jadi dokter. Gue pengen nolongin pasien-pasien gue yang nanti perlu pertolongan. Trus kalo ada pasien kurang mampu yang pengin berobat bakal gue kasih gratis buat dia biar kualitas SDM di Indonesia lebih baik karna masyarakatnya yang sehat semua"
"Lah kalo semua orang sehat ntar dokter pada gak ada kerjaan dong. Ada-ada aja lo Cin. Semoga cita-cita lo tercapai ya"
Sebuah senyuman mengembang di wajah Cindy, Tri yang melihat dari tadi nampak heran melihat tingkah sahabatnya itu.
"Woy Cin, ngapain lo senyum-senyum gak jelas gitu. Lo lagi mikir apa sih?" Tri menepuk bahu Cindy, yang kemudian membuatnya tersadar dari lamunannya.
"E-eh a-apaan Tri?" Cindy pun kaget dan langsung seperti orang linglung.
"Yaelah ni anak. Yaudah yuk ikut gue" Tri menarik tangan Cindy dan membawanya ke taman sekolah.
Sesampainya disana sudah ada Adit dan—
"Dika? Ngapain lo disini?" Tanya Cindy ketika melihat cowo yang sedang bersama Adit, kekasih Tri.
"Hai Cindy" jawabnya sambil tersenyum.
"Loh? Jadi kalian udah saling kenal? Wah berarti pilihan gue kali ini gak sal—" belum sempat Tri menyelesaikan bicaranya, Cindy menarik tangan Tri dan membawanya menjauh dari kedua cowo didepan mereka.
"Lo kok gak bilang kalo cowo itu Dika? Bete deh gue sama lo" Cindy merengut pada sahabatnya itu.
"Lah lo gak nanya siapa namanya, ya jadinya ngga gue kasih tau" jawab Tri santai.
"Iisshh ni anak malah nyolot, udah ah gue mau balik ke kelas aja. Bilangin sama tuh cowo, gue gak tertarik. Bye" Cindy berlalu meninggalkan Tri dan pergi menuju kelas.
"Duh pake acara ngambek segala.. ada apa sih antara mereka berdua jadi segitu gak pengennya tuh anak ketemu Dika" Tri keheranan melihat tingkah sahabatnya. Kemudian Tri kembali menemui Adit dan Dika.
"Loh, mana Cindy? Kok dia gak ikutan balik sama lo?" Adit kebingungan karena hanya melihat Tri.
''Dia udah pergi duluan, Dit'' ekspresi Dika langsung berubah ketika mendengar jawaban Tri, dahinya mengernyit.
''Kenapa dia pergi?'' tanyanya.
''Lo ada masalah apa sih sama Cindy?'' Tri justru balik bertanya kepada Dika. Dika hanya mengedikkan bahu.
''Gue juga ngga tau apa masalahnya, semenjak hari itu dia ngga pernah mau dekat-dekat gue lagi'' ia memutar bola matanya sambil mengingat kejadian sebelumnya.
''Hari itu?'' Tri berguman dalam hatinya, entah apa yang telah terjadi diantara mereka berdua.
''Yaudah lah, gue cabut dulu'' seraya melambaikan tangan kemudian Dika berlalu meninggalkan mereka berdua.
***
Terima kasih telah membaca cerita ini ^^
Please vomment ya 😊
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/100742853-288-k77259.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side
Fiksi Remaja[HIATUS] "Ketika kamu harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa kamu tidak bersamanya lagi, apa yang bisa kamu perbuat?"